Republika Online |
Benarkah Teh dan Kopi Kurangi Risiko Serangan Penyakit? Posted: 15 Jul 2011 07:49 PM PDT REPUBLIKA.CO.ID,Orang yang secara rutin meminum teh dan kopi dapat secara mencolok mengurangi risiko terserang sakit jantung, dan lebih kecil kemungkinan menjadi pembawa "superbug" MRSA. Para peneliti telah mendapati bahwa konsumsi kedua minuman tersebut dalam jumlah sedang dapat mengurangi kemungkinan orang menemui ajal akibat serangan jantung sampai seperlima. Sementara itu, dari lebih 5.500 orang Amerika yang ikut dalam satu studi pemerintah yang disiarkan di Annals of Family Medicine, mereka yang meminum kopi atau teh panas sekitar separuh lebih mungkin --dibandingkan dengan orang yang meminum keduanya-- untuk terinfeksi Staphylococcyus aureus (MRSA) yang tahan methicillin di lubang hidung mereka. Pada saat yang sama, risiko penyakit lain seperti stroke tak terlihat meningkat pada orang yang meminum kopi dan teh. Namun apa yang sebenarnya terjadi masih belum jelas. "Kopi dan teh panas telah diketahui memiliki kandungan anti-mikroba," tulis pemimpin peneliti Eric Matheson, dari University of South Carolina Charleston, sebagaimana dikutip Reuters Life! "Konsumsi kopi atau teh panas berkaitan dengan kemungkinan lebih rendah bagi orang untuk membawa MRSA nasal," katanya. Secara umum, sebanyak satu persen penduduk AS membawa MRSA di hidung atau kulit mereka, tapi tidak jatuh sakit. Gagasan buat studi itu muncul dari kenyataan bahwa, di piringan laboratorium dan pada manusia, ekstrak teh telah memiliki sebagian kegiatan anti-MRSA, kata Matheson. Namun kurang banyak studi telah dilakukan pada kandungan kopi, tapi di dalamnya juga ada bukti kekuatan anti-bakteri. Tim Matheson mendapat bahwa, tentu saja, lebih kecil kemungkinan bagi peminum kopi dan teh untuk menjadi pembawa MRSA. Secara keseluruhan, 1,4 persen kelompok studi tersebut memiliki bakteri di hidung mereka. Tapi mereka memiliki kemungkinan sekitar 50 persen lebih kecil untuk terserang penyakit dibandingkan dengan orang yang tidak meminum kopi atau teh. Meskipun begitu, yang menjadi masalah ialah kaitan itu tak membuktikan bahwa kopi atau teh adalah alasan bagi resiko yang lebih rendah, kata Matheson. Studi itu memperlihatkan hubungan antara keduanya, "tapi kita tak pernah bisa menyimpulkan sebab-akibat dari suatu hubungan. Saya tak bisa memberi tahu anda bahwa temuan ini bukan cuma kebetulan", katanya. Para peneliti tersebut berusaha memperhitungkan beberapa faktor lain, seperti usia, penghasilan atau kesehatan yang berkaitan dengan diri peserta, tapi minuman itu masih berkaitan dengan kemungkina lebih rendah untuk menjadi pembawa MRSA. "Temuan kami meningkatkan kemungkinan mengenai metode baru yang menjanjikan untuk menurunkan kemungkinan menjadi pembawa MRSA nasal yang aman, tidak mahal dan mudah didapat," tulis Matheson. Satu masalah ialah sekalipun peminum kopi dan teh memang memiliki risiko lebih rendah untuk membawa MRSA, apakah itu membuat mereka menghadapi kemungkinan lebih kecil untuk jatuh sakit. Matheson mengatakan juga masih menjadi perdebatan apakah pembawa MRSA menghadapi risiko lebih besar untuk terserang infeksi aktif. Untuk saat ini, Matheson tak sampai menyarankan agar orang mulai minum kopi atau teh dengan harapan dapat mencegah MRSA. "Berdasarkan satu studi yang berhubungan, itu barangkali akan terlalu berlebihan," katanya. Sebelumnya, Dr. Yvonne van der Schouw, profesor mengenai penyakit kronis di University Medical Center Utrecht, Belanda, pernah mengatakan, "Hasil penelitian kami mendapati manfaat dari meminum kopi dan teh muncul tanpa peningkatan resiko strok atau kematian akibat semua sebab." Untuk penelitiannya, tim Dr. Yvon van der Schouw meneliti konsumsi kopi dan teh di kalangan 37.514 orang, dan mengikuti perkembangan para peserta tersebut selama 13 tahun guna memantau sakit jantung dan kematian. Mereka mendapai teh memiliki dampak terbesar pada penyakit jantung tapi konsumsi kopi juga memiliki manfaat. Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price. |
Green Travel, Berwisata Ramah Lingkungan Posted: 15 Jul 2011 05:55 AM PDT Belakangan ini Go Green sudah menjadi semacam gaya hidup masyarakat. Kesadaran yang tinggi akan pentingnya menjaga lingkungan yang mulai rusak dan pengaruh issue Global Warming melatarbelakangi masyarakat untuk mengubah gaya hidupnya agar lebih 'ramah lingkungan'. Bersepeda, mendaur ulang barang bekas, memilah sampah kering saat membuang sampah, mengurangi penggunaan plastic, merupakan beberapa contoh yang dikampanyekan baik oleh pemerintah maupun komunitas-komunitas tertentu untuk diimplementasikan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Banyak yang mengartikan Green Travel adalah Jalan-jalan ke alam bebas, mengunjungi cagar alam, hutan, pantai atau pun pegunungan. Padahal, Green Travel tidaklah hanya sebatas 'green' destinasinya saja, tetapi lebih kepada attitude kita saat mencapai destinasi tersebut. Green Travel adalah sebuah konsep 'travelling yang ramah lingkungan'. Jika kita mengunjungi hutan atau pun pegunungan namun kita merusak habitat didaerah tersebut, hilanglah pengertian akan Green Travel. Lalu, bagaimana agar dalam setiap perjalanan/travelling kita tetap berada di jalur Green Travel? Berikut tips-tips berwisata ramah lingkungan: 1. Jika memesan tiket melalui booking online, hindari untuk mencetak tiket tersebut. Catat detail dan kode bookingnya di buku catatan atau HP anda. Jangan lupa juga untuk menyimpan file soft copynya. Hal ini merupakan langkah menghemat kertas. Semakin banyak kertas digunakan, akan semakin banyak pohon yang ditebang sebagai bahan baku kertas. 2. Selalu membawa dustbag/goody bag/reusable bag saat bepergian. Saat ini banyak dijual goody bag yang terbuat dari bahan parasut tipis sehingga mudah dilipat dan diselipkan ke dalam hand bag atau saku kita. Saat kita berbelanja, barang belanjaan tersebut bisa kita masukkan ke dalam goody bag, jad kita tidak perlu menerima kantung plastik/paperbag lagi dari si penjual. Inilah cara menghemat penggunaan plastik. 3. Agar packing menjadi ringkas, pindahkan sabun cair ataupun shampo ke dalam wadah yang lebih kecil. Manfaatkan botol bekas kosmetik lain yang berukuran lebih kecil dan sudah dicuci bersih. Penggunaan shampoo sachet dengan alasan lebih hemat dan ringkat bukanlah cara yang baik. Shampo sachet justru menambah jumlah sampah plastic di lokasi wisata. 4. Selain menggunakan alas kaki yang nyaman, pilihlah juga alas kaki yang mudah dibersihkan. Alas kaki dari bahan jelly/karet bisa jadi alternatif karena mudah dibersihkan. Semakin mudah dibersihkan semakin hemat air dan sabun. 5. Biasakan mengantongi 1 kantung plastik di saku/tas anda saat meninggalkan penginapan. Hal ini untuk mencegah kita membuang sampah sembarangan apabila diluar tidak menemukan tempat sampah 6. Mulailah membuang sampah secara dipilah. Biasakan membuang sampah sesuai dengan jenisnya. Sampah kering dan sampah basah. Hal ini akan memudahkan petugas kebersihan dalam hal mendaur ulang sampah tersebut. 7. Biasa membawa tisu? sah-sah saja karena tisu sangat berguna saat kita travelling. Tapi jangan lupa juga untuk membawa sapu tangan. Penggunaan tisu bisa dikurangi apabila kita juga membawa sapu tangan. Kenyataannya, semakin banyak tissu dipakai akan semakin banyak pohon yang ditebang. 8. Saat travelling, disarankan juga membawa wadah makanan. Saat kita membeli makanan diluar, kita bisa menghindari penggunaan plastik, bungkus kertas ataupun stereofoam yang jelas-jelas menjadi sampah yang sulit didaur ulang. Bawa juga tumbler/wadah minum. Kita bisa mengisi ulang tumbler kita di penginapan/restaurant. Kita tidak perlu lagi membeli air minum kemasan, sehingga sampah botol plastic juga tidak menumpuk. 9. Jangan meninggalkan jejak apa pun di tempat wisata, selain foto. 10. Jangan memberi makanan kepada hewan-hewan yang kebetulan ada di tempat wisata. Hal tersebut akan mengakibatkan hewan-hewan menjadi ketergantungan pada pengunjung dan bertindak agresif kepada pengunjung Siap jalan-jalan? jangan lupa aturan Green Travel-nya yaaa…
|
You are subscribed to email updates from Republika Online - Gaya Hidup RSS Feed To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan