ANTARA - Hiburan |
Ratusan "Gamer" Meriahkan "Roadplay" Indonesia Bermain Posted: 15 Jul 2011 07:27 AM PDT Sleman (ANTARA News) - Ratusan "gamer" atau pencinta permainan dari Yogyakarta dan sekitarnya memeriahkan "roadplay" Indonesia Bermain di Rumah Pelantjong Jalan Magelang, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat malam. "Kegiatan `roadplay` ini digelar di enam kota besar di Indonesia yakni Semarang pada 13 Juli, Solo 14 Juli, Yogyakarta 15 Juli, Surabaya 21 Juli, dan Bandung 23 Juli serta Jakarta 30 Juli," kata Inisiator Indonesia Bermain Eko Nugroho. Menurut dia, puncak kegiatan yang diprakarsai "Game Developer Agate Studio" dan Kammara serta didukung ANTARANEWS.COM ini akan berlangsung di Sasana Budaya Ganesha, Bandung, 22 dan 23 Oktober 2011. "Kegiatan ini dirancang untuk kembali menghadirkan bermain sebagai sebuah aktivitas penting dan bernilai positif," katanya. Ia mengatakan, Indonesia Bermain akan menampilkan potensi besar dari semua jenis media permainan digital dan konvensional baik sebagai produk maupun sebagai media kreatif bernilai tinggi. "Bermain pada dasarnya adalah sebuah aktivitas yang mengingatkan kita semua bahwa kegembiraan bisa kita hadirkan dan bisa kita bagikan di mana saja, kapan saja dan untuk semua," katanya. Eko mengatakan, bermain bisa menghadirkan kegembiraan dalam belajar, bekerja, berusaha dan berbagai hal lain. "Bayangkan jika kita bisa menikmati segala aktivitas keseharian sebagaimana kita menikmati bermain, banyak hal akan bisa kita capai dengan optimal. Ini yang ingin disampaikan dalam Indonesia Bermain," katanya. Ia mengatakan, acara utama Indonesia Bermain akan berisi "playground", "exhibition", "creative perfomance" dan game serta "idea game competion". Salah satu "gamer" asal Yogyakarta Bowo mengatakan, menyambut baik kegiatan ini karena memberikan ruang bagi para pencinta "game" untuk berkreasi. "Kami tidak sependapat jika `game` hanya membuat orang menjadi malas dan egois, karena melalui permainan ini dapat pula diciptakan karya-karya kreatif dan bermanfaat, termasuk membantu proses belajar," katanya.(*) Editor: Ruslan Burhani Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price. |
Lirik Lagu Penyanyi Indonesia Belum Cerminkan Identitas Posted: 15 Jul 2011 06:32 AM PDT Sekarang, lagu yang diciptakan oleh penyanyi Indonesia kebanyakan sifatnya hanya mencari keuntungan semata padahal bila lirik lagu dipoles dengan memasukkan nilai-nilai budaya mungkin uang yang didapatkan tambah banyak, banyak altenatifnya. Berita Terkait "Harusnya dalam sebuah lagu memiliki unsur budaya, adat dan sejarah negara atau daerahnya, sehingga melalui lagu bisa mencerminkan sebuah negara," kata penyanyi asal Aceh itu, di Banda Aceh, Jumat. Dikatakannya, pesan yang disampaikan penyanyi melalui sebuah lagu akan lebih mudah dihafal ketimbang dengan cara lainnya. Karena itu, penyanyi Indonesia harus memasukkan identitas bangsanya. Sekarang, lagu yang diciptakan oleh penyanyi Indonesia kebanyakan sifatnya hanya mencari keuntungan semata padahal bila lirik lagu dipoles dengan memasukkan nilai-nilai budaya mungkin uang yang didapatkan tambah banyak, banyak altenatifnya, saran Zico. "Misalnya lagu era 70 dan 80-an, lirik lagunya enak sekali didengar, bahkan di dalamnya menceritakan nilai-nilai budaya Indonesia. Tapi sekarang, sakit telinga kita mendengar lagunya," kata Zico peminat lagu Indonesia era 70-an ini. Pencipta lagu "This Is How We Do It" ini menambahkan, penyanyi Indonesia harus memiliki khas tersendiri dan tidak usah ikut-ikutan dengan gaya negara lain. Dengan ciri khas berbeda akan membuat penyanyi Indonesia semakin memiliki jual tinggi, jelas mahasiswa Teknik Informasi (IT), Universitas Of Stravanger, Norwegia itu. Zico menambahkan, potensi musik Indonesia sangat bagus apalagi sekarang banyak generasi muda yang sudah kompetitif bersaing untuk memperkenalkan diri ke publik. Dia berharap agar pencipta lagu di Indonesia, harus memasukkan unsur-unsur yang bisa menceritakan negara karena dalam sebuah lagu menceritakan cara gaya berbicara, bernyanyi, budaya, berpakaian sebuah bangsa. "Mudah-mudahan ke depan lagu-lagu Indonesia semakin dikenal di manca negara," kata Zico. Zico, putra kelahiran Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh, 25 tahun silam ini dibesarkan orang tuanya di Norwegia. Kini kesehariannya sibuk bernyanyi dan menciptakan lagu. "Hingga sekarang, kami telah menciptakan lagu sebanyak 25 buah," katanya. Menurut dia, selama ini lagu yang digarap bandnya banyak digemari kalangan muda/mudi di Norwegia. Band yang telah berdiri sejak enam tahun lalu telah berhasil menciptakan sejumlah lagu di antaranya, Angel versus Devil, This Is How We Do It, Please dan Styre. Sejumlah lagu garapannya itu beraliran RAP atau Hiphop. "Segmen ini kami ambil karena yang menyukainya, tidak hanya kalangan muda tapi orang tua juga," kata Zico. Grup band asal Norwegia tersebut rencananya akan tampil pada pembukaan International Folklore Festival (AIFF) di Taman Ratu Ratu Safiatuddin, Banda Aceh, 23 Juli 2011. Pada penampilan nanti, ia akan berkalaborasi dengan sejumlah musisi Aceh. (ANT-286) Editor: Ella Syafputri Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price. |
You are subscribed to email updates from ANTARA News - Hiburan To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan