ANTARA - Mancanegara |
AS Hancurkan Rudal dalam Uji Tembak di Pasifik Posted: 27 Jul 2011 07:50 PM PDT Washington (ANTARA News) - Militer AS Rabu menghancurkan salah satu rudal berkemampuan nuklir antar benua di atas Samudera Pasifik setelah gagal berfungsi selama uji coba, kata para pejabat. Rudal Minuteman III - yang gagal lima menit setelah lepas landas dari Pangkalan Angkatan Udara Vandenberg di Kalifornia pada saat keamanan berjaga-jaga setelah "anomali penerbangan," kata pernyataan militer. Pihak militer berharap untuk menembakkan beberapa rudal berjelajah 4.200 mil (6.750 kilometer) ke Atol Kwajalein dalam penerbangan enam jam yang akan memberikan data program antar balistik kepada AS. "Pembentukan parameter terlampaui dan pengiriman pengendali merusak perintah," kata Kolonel Matius Carroll, kepala keamanan untuk Ruang Sayap 30. Pihak militer mengatakan pihaknya akan memberikan rincian lebih lanjut di kemudian hari mengenai masalah itu. "Angkatan udara ... akan menyelidiki anomali tertentu dan memeriksa jika mereka dapat menentukan apa yang menyebabkannya," juru bicara Pentagon Kolonel Dave Lapan. "Ini adalah misi yang sangat kompleks yang mereka lakukan," katanya. Rudal - dinamai "Minutemen" dalam Perang Revolusioner AS yang dipersiapkan untuk berperang melawan penjajah Inggris - adalah andalan dari program senjata Perang Dingin nuklir. Amerika Serikat, sementara berkomitmen untuk mengurangi senjata nuklir berdasarkan perjanjian START dengan Rusia, mempertahankan 450 rudal Minutemen III yang berlaku aktif di pangkalan-pangkalan negara bagian Plains Montana, North Dakota dan Wyoming. Kepulauan Marshall, yang memperoleh kemerdekaan dari Amerika Serikat pada 1986, baru-baru ini setuju untuk tetap menyewa lapangan pengujian rudal sampai 2066. Atol Kwajalein yang terletak di sebelah kepulauan pulau Ebeye, memiliki julukan tak menyenangkan "wilayah kumuh di Pasifik." Editor: AA Ariwibowo COPYRIGHT © 2011 Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by Used Car Search. |
Bahasa Malaysia/Indonesia Diusulkan Sebagai Bahasa Resmi ASEAN Posted: 27 Jul 2011 07:39 PM PDT Jakarta (ANTARA News) - Forum "Roundtable Conference Indonesia-Malaysia" merekomendasikan penggunaan bahasa Malaysia/Indonesia sebagai bahasa resmi di lingkungan Perhimpunan Bangsa di Asia Tenggara (ASEAN) seperti yang diterima ASEAN Inter Parliamentary Association (AIPA), kata seorang pakar hubungan internasional. "Forum itu telah mengeluarkan rekomendasi, salah satu di antaranya, penggunaan bahasa Malaysia/Indonesia sebagai bahasa resmi di lingkungan ASEAN," kata Direktur Institut Kajian Internasional FISIP UIN Syarif Hidayatullah, Nazaruddin Nasution SH, MA, kepada ANTARA News di Jakarta, Kamis. Ia mengatakan pihak-pihak terkait dalam forum itu akan menyampaikan rekomendasi tersebut dan berharap para kepala negara anggota ASEAN dapat menyetujuinya dalam konferensi tingkat tinggi mereka nanti. Roundtable Conference Indonesia-Malaysia, yang berlangsung pada 25-26 Juli 2011 di Kuala Lumpur, diprakarsai Foreign Policy Study Group (FPSG)-Malaysia bersama dengan Eminent Person Group (EPG)-Indonesia, the Indonesian Council on World Affairs (ICWA) dan Institut Kajian Internasional/FISIP UIN Syarif Hidayatullah. Forum itu dihadiri berbagai wakil organisasi-organisasi masyarakat madani seperti akademisi, kalangan parlemen, LSM dan mantan diplomat kedua negara, yang lebih memfokuskan bagaimana mengembangkan kerja sama antarrakyat kedua negara (P-to-P) dalam kerangka "second track diplomacy" untuk memperkuat hubungan dan kerja sama antar- pemerintah (G-to-G) kedua negara. Nazaruddin, mantan duta besar RI untuk Kamboja, mengatakan diperlukan komitmen dari Indonesia-Malaysia untuk memperjuangkannya pada saat keketuaan dipegang oleh Indonesia saat ini. Ia memberikan contoh bahwa di lingkungan organisasi regional kawasan Amerika (OAS) sejak lama telah digunakan bahasa Spanyol di samping bahasa Inggris. Bahkan ASEAN Inter Parliamentary Association (AIPA) baru-baru ini juga telah menerima bahasa Malaysia/Indonesia selain bahasa Inggris sebagai bahasa resmi organisasi tersebut. ASEAN beranggota Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand dan Vietnam, dengan penduduk hampir 600 juta jiwa. Indonesia mendapat giliran untuk menjadi ketua ASEAN tahun 2011 dan menjadi tuan rumah KTT ASEAN ke-18 Mei lalu di Jakarta. (M016) Editor: Ella Syafputri COPYRIGHT © 2011 Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by Used Car Search. |
You are subscribed to email updates from ANTARA News - Internasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan