ANTARA - Mancanegara |
Satu Kapal Berlayar Menuju Jalur Gaza dari Yunani Posted: 17 Jul 2011 09:17 PM PDT Semua kapal dalam Flotilla itu masih ditahan di beberapa pelabuhan Yunani, dua pekan setelah mereka menjadwalkan untuk berlayar. Berita Terkait Kapal Dignite-Al Karama, yang membawa sejumlah pegiat pro-Palestina, dijadwalkan tiba di Jalur Gaza antara Senin dan Selasa, dalam aksi protes simbolis terhadap apa yang dikatakan pegiat sebagai blokade tidak sah Israel atas Jalur Gaza. Di kapal tersebut terdapat enam pegiat Prancis, satu Kanada, satu warganegara Tunisia dan seorang Swedia, demikian laporan harian Ha`arets, Ahad, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau ANTARA News, di Jakarta, Senin pagi. Semua kapal dalam Flotilla itu masih ditahan di beberapa pelabuhan Yunani, dua pekan setelah mereka menjadwalkan untuk berlayar. Tiga anggota awak kapal kecil tersebut ikut dalam Flotilla yang bernasib malang tahun lalu, termasuk seorang warganegara Yunani, yang menyatakan ia menghadapi perlakukan kejam polisi Israel, kata Ha`aretz. Di Flotilla tahun lalu, personel pasukan komando Israel menyerbu kapal setelah kapten armada bantuan tersebut menolak untuk menjauh dari Jalur Gaza. Di dalam kerusuhan yang terjadi setelah serbuan personel pasukan komando Israel, sembilan penumpang Flotilla gugur dan beberapa tentara cedera. "Gaza Freedom Flotilla" itu diserang pada 31 Mei 2010 di perairan internasional Laut Tengah oleh personel pasukan komando Israel. Di kapal penumpang MV Mavi Marmara bentrokan terjadi setelah pegiat melawan tindakan brutal tentara Israel. Menurut Israel, para pegiat "menyerang tentara Israel" menggunakan tongkat baseball dan besi. Personel komando Israel menggunakan senjata tak-mematikan dan peluru aktif untuk menindas para pegiat. (C003) Editor: Ella Syafputri Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price. |
Pasca-Skandal Penyadapan, Kepala Polisi Metropolitan Inggris Mundur Posted: 17 Jul 2011 06:52 PM PDT Berita Terkait "Saya sore ini telah memberi tahu Istana, Menteri Dalam Negeri dan Walikota mengenai keinginan saya untuk mundur sebagai Komisaris Dinas Kepolisian Metropolitan," kata Stephenson di dalam satu pernyataan yang dikutip Xinhua. Perwira polisi paling senior di Inggris tersebut menimpali, "Saya telah mengambil keputusan sebagai konsekuensi dari spekulasi yang beredar dan tuduhan yang berkaitan dengan hubungan Met`s dengan News International di tingkat senior, terutama sehubungan dengan Neil Wallis, yang anda tahu ditangkap sehubungan dengan Operation Weeting pekan lalu." Stephenson dikecam karena dirinya mempekerjakan Neil Wallis, mantan Wakil Redaktur New s of the World yang ditanyai oleh polisi lantaran menyelidiki penyadapan telepon, sebagai penasehat komunikasi. Stephenson juga diduga menghabiskan waktu di satu pusat kesehatan tempat Wallis bekerja sebagai konsultan hubungan masyarakat (humas) setelah kakinya dioperasi sebelum Natal 2010. Ia juga mengatakan, ada pelajaran dari masalah tersebut, tapi dirinya ingin pergi dengan integritas yang utuh. Menteri Dalam Negeri Theresa May, yang sebelumnya menyatakan ia akan berbicara dengan anggota Parlemen mengenai "keprihatinannya" tentang kedekatan hubungan antara News International dan polisi, mengatakan ia "menyesal" Spehenson telah mundur dan berterima kasih kepadanya atas pekerjaannya. News of the World adalah surat kabar paling laris dari perusahaan News International, perusahaan cabang juragan media Rupert Murdoch, pemilik News Corporation. Editor: Priyambodo RH Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price. |
You are subscribed to email updates from ANTARA News - Internasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan