Sabtu, 11 Jun 2011

ANTARA - Mancanegara

ANTARA - Mancanegara


Pemberontak Libya Tangkap 17 Tentara Gaddafi

Posted: 11 Jun 2011 06:03 PM PDT

Seorang pria berjalan di pasar sayur yang hancur di jalan Tripoli di pusat kota Misrata, Minggu (22/5). Kota tersebut telah menderita kerusakan parah ketika terjadi pertempuran antara pemberontak dengan pasukan Gaddafi dan kebanyakan toko masih tutup dan jalanan sepi. (FOTO ANTARA/REUTERS/Zohra Bensemra)

Berita Terkait

Video

Benghazi, Libya (ANTARA News/Xinhua-0ANA) - Para pemberontak Libya menangkap 17 prajurit pasukan yang setia kepada pemimpin Muammar Gaddafi pada Sabtu dalam pertempuran di kota barat Zawiyah, kata juru bicara pemberontak kepada Xinhua.

Terjadi pertempuran sengit sejak Sabtu pagi antara pemberontak dan pasukan pejuang Gaddafi. Laporan korban akan tersedia pada Sabtu malam, kata Jalal al-Gallal, seorang pejabat informasi di kubu oposisi Benghazi.

Ledakan-ledakan berat terdengar di pusat kota Zawiyah, yang telah menyaksikan pertempuran maju-mundur dalam beberapa bulan terakhir. Pesawat-pesawat terbang melayang-layang di atas kota, kata warga mengatakan di situs TV pemberontak.

TV itu juga mengatakan, pasukan Gaddafi telah mengerahkan kapal perang kecil dari tepi pantai, mencoba untuk membebaskan pasukan yang dikepung oleh para pejuang oposisi di Zawiyah.

Pertempuran itu telah dilaporkan memotong jalan raya pantai yang menghubungkan ibu kota Tripoli dengan Tunisia.

Pasukan Gaddafi juga menyerang untuk pertama kalinya kota Gadamis, sekitar 600 kilometer barat daya Tripoli di Tunisia dan perbatasan Aljazair, kata TV pemberontak.

Di kota pesisir Misurata di timur Tripoli, pasukan Gaddafi berhenti menembak pusat kota yang dikuasai pemberontak Sabtu setelah mengalami kerusakan serius pada kendaraan militer mereka dan menewaskan sedikitnya 30 pejuang pemberontak, kata Gallal.

Sekitar 150 tentara oposisi lainnya terluka, beberapa serius, katanya, dan menambahkan bahwa jumlah korban dikhawatirkan meningkat karena laporan terus berdatangan dari garis depan.

(T.H-AK/C/H-AK/A011) (*)

Editor: Ella Syafputri
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Uni Eropa Desak Suriah Cegah Krisis Kemanusiaan

Posted: 11 Jun 2011 05:41 PM PDT

Pemrotes Suriah menyerukan slogan menuntut mundurnya Presiden Bashar al-Assad dalam sebuah aksi di depan kedutaan Suriah di Amman, Minggu (17/4). (FOTO ANTARA/REUTERS/Muhammad Hamed)

Penembakan, penyerangan dan penangkapan terhadap demonstran harus berhenti sekarang karena sangat mengganggu pelanggaran HAM. Hal itu justru meninggalkan ruang untuk dialog inklusif nasional.

Berita Terkait

Brussels (ANTARA News/AFP) - Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Catherine Ashton pada Sabtu menyerukan Suriah agar membiarkan badan-badan bantuan internasional untuk membantu warga sipil yang terjebak akibat meningkatnya kekerasan disana.

Dalam sebuah pernyataan mengecam tindakan keras Suriah terhadap demonstran prodemokrasi, ia menggemakan keprihatinan tentang krisis kemanusiaan yang diciptakan dari konflik dan mengulangi seruan agar rezim untuk mengubah arah.

"Saya sangat prihatin dengan memburuknya situasi kemanusiaan yang disebabkan oleh tindakan pihak berwenang Suriah dan menyerukan kepada mereka untuk memungkinkan segera dan tanpa hambatan akses bagi para pemantau internasional hak asasi manusia dan lembaga-lembaga kemanusiaan, seperti Komite Internasional Palang Merah," kata Catherina Ashton.

Pernyataannya itu muncul Sabtu ketika para saksi mata mengatakan pasukan Suriah didukung oleh helikopter tempur menyerang pengunjuk rasa, pada saat Presiden Bashar al-Assad melanjutkan tindakan-tindakan keras ya meskipun terdapat kecaman internasional.

"Saya menyesalkan meningkatnya penggunaan kekuatan brutal terhadap pemrotes di Suriah dalam beberapa hari terakhir," kata Ashton.

"Saya ulangi lagi seruan saya pada pihak berwenang Suriah untuk mengubah arah,"katanya.

Langkah itu termasuk membebaskan semua orang yang ditangkap sehubungan dengan aksi-aksi protes, termasuk para tahanan politik lainnya yang tetap berada di bawah penahanan meskipun baru-baru ini

amnesti telah diumumkan oleh Presiden Bashar Assad.

Ashton juga menyerukan Suriah untuk mencabut pengepungan atas kota-kota tempat protes terjadi.

Korban tewas dilaporkan makin meningkat Sabtu ketika hitungan secara rinci menyebutkan angka berkisar beberapa dari ribuan pengungsi melarikan diri ke Turki dari pertumpahan darah di barat laut kota Jisr al-Shughur.

Tentara-tentara pembangkang Suriah yang telah melarikan diri ke Turki menceritakan kekejaman-kekejaman yang dilakukan oleh para prajuritnya dalam menekan aksi-aksi itu, di bawah ancaman eksekusi jika mereka tidak menaati perintah.

"Mereka yang bertanggung jawab atas kekerasan dan pembunuhan harus bertanggung jawab," kata Ashton, menyerukan Damaskus untuk memenuhi permintaan PBB agar bekerja sama dengan para pejabat HAM.

"Penembakan, penyerangan dan penangkapan terhadap demonstran harus berhenti sekarang karena sangat mengganggu pelanggaran hak asasi manusia. Hal itu justru meninggalkan ruang untuk dialog inklusif nasional," tambahnya.

"Ini adalah satu-satunya cara untuk mencapai perubahan yang damai yang diminta orang-orang Suriah."

Uni Eropa bekerja dengan para mitranya ke arah gerakan Dewan Keamanan PBB untuk mengutuk "penindasan di Suriah dan untuk menekan pihak berwenang Suriah guna memenuhi aspirasi rakyat Suriah yang sah".

(Uu.SYS/C/H-AK/C/A011) (*)

Editor: Ella Syafputri
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan