Rabu, 30 Mac 2011

Sindikasi lifestyle.okezone.com

Sindikasi lifestyle.okezone.com


Perajin Batik Kudus Butuh Jaminan Finansial

Posted: 30 Mar 2011 05:33 AM PDT

Lifestyle » Trend and Fashion » Perajin Batik Kudus Butuh Jaminan Finansial
Rabu, 30 Maret 2011 - 19:33 wib

Fitri Yulianti - Okezone

SEBAGUS apapun kualitas suatu barang, tentu tidak akan dikenal dan dibeli orang bila tidak dipasarkan dengan baik. Serupa dengan nasib batik kudus.
 
Tidak sedikit perajin batik di daerah yang kemudian beralih profesi lantaran usaha batik makin sepi peminat. Bukan karena kualitas dan kuantitas produksi mereka menurun, tapi tidak ada pengelolaan yang baik guna menjaga keberlangsungannya.
 
Seiring waktu, batik Nusantara kian bangkit, terutama sejak 2009 atau saat UNESCO mengukuhkan batik sebagai Budaya Tak Benda Warisan Manusia (Intangible Cultural Heritage of Humanity). Salah satu yang melakukan pembinaan perajin dan pemasaran, khususnya batik kudus adalah Rumah Pesona Kain.
 
"Kami membuka jalan marketing, karena pasti berat saat mereka harus produksi, tapi tidak ada kepastian soal keberlangsungan usahanya. Ujung-ujungnya, kalau tidak segera dikelola, mereka bisa beralih profesi jadi buruh pabrik rokok," papar Miranti H Serad Ginanjar, Pembina Perajin Batik Kudus RPK kepada okezone usai konferensi pers di Graha Bimasena, Dharmawangsa, Jakarta, Rabu (30/3/2011).
 
Selain menjaga nilai tradisi bangsa, pembinaan terhadap perajin juga bisa memberikan jaminan finansial. Artinya, mereka bisa mendapatkan penghasilan tetap secara kontinu setiap bulannya. Mereka sendiri merupakan perajin penuh waktu, bukan paruh waktu alias sampingan.
 
"Manajemen yang baik tentu akan mengubah paradigma mereka. Bahwa ternyata menjadi perajin batik itu 'profitable' daripada berdiam di rumah. Mudah-mudahan ke depannya tidak akan ada PHK," kata Yuke Yuliantaries, pembina perajin batik kudus RPK pada kesempatan yang sama kepada okezone.
 
Salah satu upaya melestarikan dan mengaktualisasikan batik kudus dilakukan RPK bekerja sama dengan Djarum Apresiasi Budaya dalam kegiatan bertema "Pesona Batik Kudus".
 
Acara menampilkan batik kudus dalam beragam karya busana hasil rancangan Barli Asmara dan Inne S Nurbani dengan masing-masing perajin kain. Keduanya mengusung batik kudus klasik dan kontemporer dengan motif daun tembakau.
 
Miranti berharap, ke depan akan lebih banyak desainer dan perajin yang bekerja sama dengan RPK agar nama batik kudus kian harum.
 
"Kami ingin produksi ini tumbuh, jumlah perajin makin banyak sehingga bisa mengangkat status ekonomi mereka," tutupnya.

(tty) Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Atalarik Syah Koleksi 20 Busana Batik

Posted: 30 Mar 2011 05:24 AM PDT

ATALARIK Syah senang memakai busana batik. Soal jumlah koleksi batiknya sekarang, pemeran pemeran Prabu Wijaya dalam sinetron "Putri Yang Ditukar" ini mengaku 20 busana.

"Tidak banyak, sekira 20-an. Saya senang memakai busana batik karena sangat indah dan menjadi tren di dunia fesyen," kata Atalarik di acara "Pesona Batik Kudus" di Graha Bimasena, Jalan Dharmawangsa, Jakarta, Rabu (30/3/2011).

Pria tampan ini mengaku suka pakai batik untuk acara resmi dan santai. Menurutnya, batik itu bahannya tidak mudah panas dan sangat elegan, baik itu padukan dengan jins maupun celana bahan.

"Batik itu sudah bisa menjadi fesyen modern, tidak kuno seperti dulu. Bagi saya, batik harus bisa menjadi fesyen seluruh dunia," katanya.

Menurut Atalarik, batik itu suatu busana kebesaran seperti layaknya seorang raja mengenakan busana kerajaan.

"Kita sebagai warga Indonesia harus bisa menikmati dan menghargai batik, kalau bukan kita siapa lagi. Saya senang sekali asetiap Jumat, seluruh karyawan dan bos-bos besar mengenakan batik. Saya sangat senang sekali ada hari khusus batik," tutupnya.

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan