detikcom |
Duit Rp 50 Juta untuk Donasi Hanya Alibi Jaksa DSW Posted: 13 Feb 2011 12:54 PM PST Senin, 14/02/2011 03:54 WIB "Kita kan ingat semua begitu. Mereka membuat alibi, membuat alasan. Sudahlah, KPK pasti punya bukti-bukti. Biar KPK tangani. Kita lihat saja nanti pembuktiannya," ujar Direktur Pusat Studi Anti Korupsi Zainal Arifin Mochtar kepada detikcom Minggu (13/02/11). Tersangka DSW yang berprofesi sebagai seorang jaksa tertangkap tangan oleh KPK tengah melakukan tindak pemerasan. Dalam penangkapan itu ditemukan amplop berisi uang senilai Rp 50 juta. Menurut DSW melalui pengacaranya, Syaiful Hidayat, uang tersebut merupakan donasi yang akan diserahkan kepada panti asuhan. Jauh sebelum peristiwa ini, seorang jaksa lainnya, Urip Tri Gunawan, juga tertangkap tangan tengah melakukan praktek korupsi. Ia berkilah uang yang diterimanya adalah modal untuk pembuatan bengkel, bukan uang suap. Meski demikian, pengadilan memutuskan dia bersalah dan divonis 20 tahun penjara. Menurut Zainal, dua penangkapan tersebut merupakan bukti masih ada masalah di instansi kejaksaan. "Ada tiga masalah di kejaksaan. Pertama, personel yang buruk. Kedua, struktur yang tidak baik. Dan ketiga kultur yang mendukung," ungkap pria yang akrab disapa Uchenk ini. Ketiga masalah ini, menurutnya hanya bisa diatasi dengan upaya yang luar biasa. Yakni dengan melibatkan lima komponen. Diantaranya, penanggung jawab kejaksaan, pengawas internal kejaksaan, lembaga pengawasan eksternal yakni Komisi Kejaksaan, KPK dan Satgas Pemberantasan Mafia Hukum. "Lima komoponen ini saatnya bekerja. Apa yang dilakukan KPK sudah baik, sudah membuka pintu masuk. Ini momentum yang tepat," ujarnya. Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda! Redaksi: redaksi[at]detik.com |
Lewat Tengah Malam, Warga Pontianak Masih Antre BBM Posted: 13 Feb 2011 11:41 AM PST Senin, 14/02/2011 02:41 WIB "Tadi terakhir lihat 24.00 WIB lebih masih ada antrian," ujar Ezy, warga Pontianak ketika dihubungi detikcom, Senin (14/02/11) dinihari. Ezy menambahkan, antrean BBM tersebut mencapai 20 meter dan terjadi sejak kemarin. "Kemarin juga iya, tetapi tidak sepanjang ini," imbuhnya. Harga BBM tersebut pun melambung tinggi. Untuk tiap liternya, warga harus mengeluarkan Rp 15 ribu rupiah di tingkat pengecer. Seperti diketahui suplai BBM ke Pontianak terganggu karena kapal pengangkut BBM Pertamina tak bisa merapat karena tertahan kapal yang karam. Peristiwa kapal karam itu sendiri sudah terhadi 4 hari lalu. Pihak PT Pertamina (Persero) melalui VP Corporate Communication Mochammad Harun membenarkan kejadian terhambatnya kapal BBM Pertamina. Pertamina hari ini tengah melakukan upaya distribusi BBM dengan pengiriman dari kapal ke kapal (ship to ship) sebanyak 500 Kilo Liter untuk menyuplai pasokan BBM di Pontianak dan sekitarnya. Harun mengatakan pendistribusian BBM harus tetap dilakukan agar suplai BBM di Pontianak kembali normal. Saat ini, kata dia, persedian BBM di depo Pontianak sudah menipis sehingga perlu upaya pengontrolan suplai agar tidak terjadi kekosongan BBM. (adi/mad) Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda! Redaksi: redaksi[at]detik.com |
You are subscribed to email updates from detikcom To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan