Sindikasi international.okezone.com |
Korut Ingin Normalisasi Kompleks Industri dengan Korsel Posted: 06 Jun 2013 01:28 AM PDT ASIA Kamis, 06 Juni 2013 15:28 wib Fajar Nugraha - Okezone PANMUNJON - Korea Utara (Korut) menginginkan negosiasi dengan pihak Korea Selatan (Korsel) terkait dengan kompleks industri Kaesong yang sebelumnya ditutup. Namun ada tanggapan dari Korsel mengenai permintaan negosiasi itu. "Kami mengajukan negosiasi antara pemerintah Korut dan Korsel mengenai normalisasi operasi Kaesong. Negosiasi juga dilakukan untuk pembukaan jalur wisata Gunung Kumgang," ujar pihak Korut kepada KCNA, seperti dikutip BBC, Kamis (6/6/2013). Pada dasarnya, kompleks industri Kaesong adalah simbol, di mana kedua negara tetangga itu masih bisa melakukan kerjasama. Mengenai negosiasi ini, Korut menginginkan Korsel yang menentukan dan lokasi pertemuan. Kaesong yang berada di dalam wilayah Korut, adalah sumber pendapatan bagi Pyongyang. Tetapi pada April lalu, Korut tiba-tiba menarik semua pekerjanya, setelah pecah ketegangan antara Korut dan Korsel. Sekira 53 ribu pekerja Korut mencari penghasilan di kompleks industri tersebut. Namun mereka ditarik seluruhnya, akibat ketegangan yang terjadi. Bulan lalu Korut sempat mengajukan undangan untuk melakukan negosiasi dengan pengusaha Korsel. Negosiasi itu ditujukan untuk pengoperasian kembali Kaesong. Tetapi pihak Korsel menolaknya, karena negosiasi itu harus dilakukan di level pemerintah. (faj) Berita Selengkapnya Klik di Sini |
Suu Kyi Inginkan Kursi Presiden Myanmar Posted: 06 Jun 2013 12:53 AM PDT ASIA TENGGARA Kamis, 06 Juni 2013 14:53 wib Fajar Nugraha - Okezone NAYPYIDAW - Pemimpin oposisi Myanmar Aung San Suu Kyi mengincar kursi Presiden Myanmar pada Pemilu 2015 mendatang. Keinginannya itu disampaikan langsung di sela-sela pertemuan Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Naypyidaw. "Saya ingin mencalonkan diri sebagai presiden. Jujur saja, jika saya berpura-pura tidak menginginkannya maka saya tidak bersikap jujur," ujar Suu Kyi, seperti dikutip DPA, Kamis (6/6/2013). Namun keinginan Suu Kyi itu masih terhalang dengan konstitusi yang dibuat oleh pemerintah junta militer Myanmar 2008 lalu. Aturan itu melarang warga Myanmar yang menikah dengan orang asing untuk mencalonkan diri sebagai presiden. Suu Kyi sendiri menikah dengan seorang pria asal Inggris, atas aturan itu dirinya pun tidak bisa mencalonkan diri. Tetapi peraih Nobel Perdamaian itu mengatakan, partainya, National League for Democracy tengah berupaya untuk melakukan amandemen dari aturan tersebut. Sosok Suu Kyi diharapkan dapat maju sebagai pemimpin Myanmar yang baru, setelah reformasi terus berjalan selama dua tahun terakhir. Suu Kyi pun berhasil memenangkan kursi di parlemen. Namun Suu Kyi masih belum cukup menjual statusnya sebagai pejuang demokrasi Myanmar. Karena dirinya sampai saat ini, tidak pernah berupaya apapun untuk mengatasi diskriminasi yang dialami oleh etnis Rohingya yang menjadi minoritas di Myanmar. Mengenai masalah komunitas Muslim di Myanmar, Suu Kyi justru bersikap diam dan seperti tidak menunjukkan dirinya sebagai seorang yang dianggap pejuang demokrasi dan peraih Nobel Perdamaian. (faj) Berita Selengkapnya Klik di Sini |
You are subscribed to email updates from Sindikasi international.okezone.com To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan