KOMPAS.com - Internasional |
Intelijen Amerika Punya Akses Langsung Data Internet Posted: 07 Jun 2013 04:18 AM PDT WASHINGTON, KOMPAS.com - National Security Agency disebut memiliki akses langsung ke sistem Google, Facebook, Apple dan raksasa internet AS lainnya. Indikasi ini mencuat dari dokumen rahasia yang diperoleh Guardian. Akses NSA ini merupakan bagian dari program yang sebelumnya dirahasiakan, bernama PRISM. Dengan akses ini, NSA dimungkinkan mengumpulkan beragam data, termasuk riwayat pencarian, isi email, pemindahan file, dan live chatting. The Guardian telah memverifikasi keaslian dokumen berupa 41 slide presentasi dalam format power point. Dokumen ini memiliki klasifikasi tanpa distribusi ke sekutu asing. Diduga, program tersebut merupakan pelatihan operasi intelijen. Paparan dokumen mengklaim NSA mengumpulkan data langsung dari server penyedia layanan utama di Amerika Serikat. Meskipun presentasi tersebut menyatakan program ini melibatkan asistensi dari perusahaan yang diakses datanya, semua pihak yang diminta komentar oleh Guardian mengaku tidak tahu-menahu. Dalam sebuah pernyataan Google melansir, "Google sangat peduli keamanan data pengguna kami." Menurut Google, mereka hanya mengungkapkan data pengguna pada Pemerintah, berdasarkan hukum. "(Itu pun) kami meninjau semua permintaan tersebut dengan hati-hati. Dari waktu ke waktu, orang-orang menuduh kaim menciptakan 'pintu belakang' pemerintah ke dalam sistem kami, namun Google tidak memiliki pintu belakang bagi pemerintah untuk mengakses data pengguna pribadi." Beberapa eksekutif teknologi senior bersikeras bahwa mereka tidak memiliki pengetahuan tentang PRISM atau skema serupa. Mereka mengatakan mereka tidak akan pernah terlibat dalam program tersebut. "Jika mereka melakukan ini, mereka melakukannya tanpa sepengetahuan kami," kata mereka. Sedangkan satu juru bicara Apple hanya mengaku "pernah mendengar" PRISM.
Editor : Palupi Annisa Auliani |
Jajal Narkoba Rp 20.000, Remaja Australia "Terbang" dan Tewas Posted: 07 Jun 2013 12:38 AM PDT
SYDNEY, KOMPAS.com — Australia dikejutkan dengan kematian seorang remaja berusia 17 tahun, yang melompat dari lantai tiga rumahnya di Sydney setelah menenggak narkoba sintetis. Remaja ini, Henry Kwan, diduga merasa bisa terbang setelah untuk pertama kalinya mengonsumsi narkoba. Henry Kwan menjajal narkoba yang dia kira adalah LSD, tetapi ternyata adalah obat sintetis yang dibelinya seharga Rp 20.000 dari seorang remaja lain. Dia dilaporkan menelanjangi diri dan kemudian meloncat dari lantai tiga tempat tinggalnya, Rabu (5/6/2013). Menurut laporan news.com.au, ayah Henry, Stephen Kwan, mengatakan kepada wartawan bahwa sebelum kematiannya, Henry mengaku kepada ibunya bahwa dia memakan narkoba. "Dia mengira dia bisa terbang. Mungkin karena pengaruh obat tersebut, dia berulang kali mengatakan bisa terbang. Perilakunya tidak rasional dan aneh, dan istri saya mencoba menghalanginya, tetapi dia terlalu kuat," kata Stephen Kwan. Sekitar pukul 20.00 waktu setempat, Henry jatuh dari apartemen mereka, di depan ibu dan adik perempuannya. Dia meninggal karena cedera kepala serius. Menurut Stephen, ini baru pertama kalinya dia mengetahui Henry menggunakan narkoba karena biasanya anaknya lebih banyak berkonsentrasi ke masalah di sekolah. "Saya tidak mengerti mengapa dia mencoba narkoba. Henry tidak pernah mencoba hal seperti itu sebelumnya. Dia anak pintar. Dia ingin menjadi dokter atau pengacara," tambah Stephen Kwan. Menurut kepala tim narkoba Kepolisian New South Wales (NSW), Detektif Superintenden Nick Bingham, penggunaan LSD sintetis sekarang semakin menjadi masalah. Dalam banyak kejadian, LSD sintetis ini banyak dikonsumsi oleh remaja yang belum pernah menggunakan narkoba sebelumnya, seperti dalam kasus Henry. "Mereka bukanlah para pengguna narkoba veteran." kata Bingham. Polisi mengatakan, narkoba sintetis ini bisa dibeli lewat internet dengan harga murah. Biasanya, paket narkoba sintetis tersebut dikirim lewat pos, kebanyakan berasal dari China. "Karena dibeli lewat internet, ini dianggap aman dan sah. Padahal, kenyataannya berbeda sama sekali, bahayanya tetap sama seperti narkoba lainnya." tambah Bingham. Dalam kasus Henry Kwan ini, seorang remaja berusia 17 tahun telah ditahan kepolisian. Dia adalah penjual LSD sintetis kepada Henry. Pengadilannya akan digelar pada 3 Juli 2013.
Editor : Palupi Annisa Auliani |
You are subscribed to email updates from KOMPAS.com - Internasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan