ANTARA - Mancanegara |
Istri penjaga gawang Brazil ditodong pistol di Fortaleza Posted: 20 Jun 2013 05:22 PM PDT Fortaleza, Brazil (ANTARA News) - Istri penjaga gawang Brazil Julio Cesar menjadi korban perampokan bersenjata di Fortaleza, namun ia tidak sesumbar melainkan hanya mengatakan "senjata diarahkan kepada saya". Susana Werner mengatakan dalam Twitter bahwa perampokan itu terjadi menjelang tengah malam, Rabu, di kota dimana Brazil ketika itu mengalahkan Meksiko 2-0 dalam turnamen sepak bola Piala Konfederasim, lapor Reuters. "Saya kira itu hanya perampokan rutin, seperti halnya yang dialami orang seperti selama ini saya dengar," kata Werner. "Itu saya alami merupakan yang pertama, tapi saya tidak bereaksi. Tindak kriminal itu masih anak muda dan hanya menginginkan barang saya. Tidak ada tindakan agresif, hanya senjata diarahkan kepada saya," katanya. Werner mengatakan ketika itu ia sedang mengemudi mobil saat terjadi perampokan itu. "Saya katakan kepada mereka agar mengambil semua yang ada pada saya termasuk mobil, tetapi mereka membiarkan kami pergi," katanya, "Kehidupan berjalan begitu saja. Saya cinta Brazil dan saya percaya bahagia tinggal di sini." "Kejadian itu bisa terjadi pada siapa saja. Mereka ada bertiga di tengah jalan, menunggu kendaraan pertama yang akan lewat. Saya dapat hadiah sebagai pengemudi pertama," katanya. Kriminalitas merupakan hal paling dikhawatirkan di Brazil, yang akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan turnamen sepak bola Piala Dunia tahun depan. Pengemudi kendaraan selalu ditodong ketika mereka terjebak macet dan biasanya mereka melaju terus di jalanan bila lampu merah menyala, ketimbang risiko ditodong para perampok. Kekerasan juga kerap terjadi di dalam bus, ketika geng bersenjata naik ke dalam kendaraan dan mengambil barang berharga para penumpang. Bentuk lain kejahatan selalu disebut dengan istilah "penculikan kilat", si korban dimasukkan ke dalam mobil dan dibawa ke pengambilan uang (semacam ATM) terdekat, di bawah ancaman senjata atau pisau, kemudian menguras uang sebanyak mungkin. (A008/A016) |
Pendukung Mursi akan berunjuk rasa Posted: 20 Jun 2013 02:05 PM PDT Kairo (ANTARA News) - Kelompok Islam di Mesir berencana melakukan demonstrasi besar di Kairo pada Jumat untuk menunjukkan dukungan kepada Presiden Mohamed Mursi, yang saat ini sedang dituntut segera mengundurkan diri oleh pihak oposisi. Kelompok Islam juga mendesak Mursi untuk melakukan tindakan keras kepada musuh politiknya, yang juga akan berunjuk rasa pada akhir bulan ini, lapor Reuters. Rencana dua demonstrasi besar tersebut telah membangkitkan kekhawatiran akan munculnya aksi kekerasan di luar jalur hukum. Sementara itu kelompok oposisi berharap aksi massa yang akan dilakukan pada 30 Juni nanti dapat memaksa Mursi untuk keluar dari istana kepresidenan. Oposisi mengklaim telah mendapatkan 13 juta dukungan untuk petisi yang meminta Mursi untuk mundur. Kelompok Islam mengatakan bahwa tuntutan oposisi tersebut adalah upaya yang tidak demokratis untuk menjatuhkan pemimpin yang telah dipilih oleh rakyat. Tantangan terhadap kepemimpinan Mursi muncul saat mantan pendukungnya menuduh presiden dan Ikhwanul Muslimin mencoba untuk mengubah Mesir menjadi negara Islam. Tuduhan tersebut semakin berkembang dan memicu ketidak-stabilan politik yang pada akhirnya menghambat upaya pemulihan krisis ekonomi. Ketegangan antara pendukung Mursi dan oposisi juga telah memicu kerusuhan di pinggiran Kairo pada minggu ini. Sekitar 100 orang dilaporkan terluka dalam insiden tersebut. Figur-figur berpengaruh juga mulai mengeluarkan retorika keras. Ulama Khaled al-Sherif menyebut musuh Mursi sebagai "orang kafir". "Banyak penghianat yang berusaha untuk meruntuhkan negara ini," kata Khaled yang merupakan anggota al-Gamaa al-Islamiya (dahulunya merupakan sayap bersenjata kelompok Salafi). Tentangan terhadap Mursi dipicu oleh kegagalan presiden dalam memperbaiki perekonomian Mesir. Sampai saat ini, negara tersebut masih kesulitan untuk menarik wisatawan dan investor asing. Di sisi lain, Duta Besar Amerika Serikat untuk Mesir Anne Paterson juga turut berkomentar mengenai situasi terakhir di Kairo. Dalam sebuah pidato pada Selasa, Patterson menanggapi tuduhan "teori konspirasi" dari kelompok liberal yang menyatakan bahwa Washington secara diam-diam mendukung Ikhwanul Muslimin mengambil alih Mesir. "Ini adalah pemerintah yang anda pilih dan Mesir saat ini membutuhkan stabilitas agar kinerja ekonomi dapat membaik. Kekerasan di jalanan hanya akan menambah korban dan memperburuk keadaan," kata dia. (G005) |
You are subscribed to email updates from ANTARA News - Internasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan