KOMPAS.com - Regional |
Posted: 20 May 2013 07:51 AM PDT PEKANBARU, KOMPAS.com - Gudang es krim Walls yang terletak di Jalan Soekarno Hatta, Pekanbaru, Riau, Senin (20/5/2013) dinihari sekitar pukul 04.00, dibobol oleh lima orang perampok. Kawanan itu membawa kabur sebuah kendaraan jenis Toyota Kijang, sebuah laptop dan uang senilai Rp 1,2 juta, namun gagal membuka sebuah brankas yang berisi uang senilai Rp 200 juta. Sementara seluruh persediaan es krim di gudang itu aman tanpa disentuh perampok. Perampok masuk ke gudang yang bersebelahan dengan Rumah Sakit Eka itu, dengan melumpuhkan petugas penjaga keamanan yang bernama Haryadi. Haryadi diancam akan dibunuh apabila melawan dengan hunusan senjata tajam jenis pisau dan pedang. Tangan Haryadi diikat dan kemudian dia dikunci di dalam gudang. Saat terkunci di gudang, Haryadi masih mendengar keributan yang dibuat para perampok saat melakukan aksi. Dia mendengar sebuah benda terjatuh dengan keras yang belakangan diketahuinya bunyi brankas yang terjatuh ke lantai. Brankas itu sudah dalam kondisi cukup rusak pada bagian luarnya. Hanya pada bagian dalam masih utuh tanpa mampu ditembus oleh perampok. Uang dalam brankas senilai Rp 200 juta aman dan disimpan oleh bendahara gudang pada pagi harinya. Haryadi berupaya keras melepaskan ikatan pada tangannya dengan menggesekkan tali ke bagian logam di gudang. Baru sekitar pukul 07.00 dia berhasil membebaskan diri, sementara perampok sudah tidak berada di lokasi. Haryadi kemudian melapor ke Polsek Bukit Raya, Pekanbaru. Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Bukit Raya, Ajun Komisaris Dedi Supriadi dan Tim Identifikasi dari Polres Kota Pekanbaru, langsung melakukan olah kejadian di lokasi perampokan. Ternyata, perampok masuk dari pagar depan dengan memecah kaca pintu kantor. Pada jalur masuk menuju gudang, perampok mendongkel pintu secara paksa. Dedi belum bersedia memberikan keterangan karena masih melakukan penyelidikan. Meski demikian, polisi mencurigai adanya orang dalam yang terlibat dalam peristiwa itu. Kecurigaan itu ditandai dengan pengetahuan para perampok tentang lokasi persis dari brankas. Padahal, untuk menuju lokasi penyimpanan uang itu ada dua ruangan yang harus dilalui dan ruangan itu sama sekali tidak disentuh. |
Banjir dan Macet, Hindari Jalan Dayeuh Kolot Posted: 20 May 2013 07:39 AM PDT BANDUNG, KOMPAS.com - Warga Bandung dan sekitarnya, diimbau untuk tidak melewati Jalan Dayeuh Kolot, Kabupaten Bandung, Senin (20/5/2013). Kemacetan yang diakibatkan banjir juga terjadi di sejumlah daerah, antara lain, Baleendah, Bojongsoang, Majalaya, Rancaekek dan daerah rawan banjir lainnya. Seperti diketahui, hujan deras mengguyur Kota Bandung, mulai Minggu (19/5/2013) pukul 18.00 WIB, sehingga mengakibatkan banjir dan membuat kendaraan sulit melaju. "Untuk sementara hindari jalan ini, jangan melintasi jalan ini, agar keadaanya tidak semakin parah," kata seorang polisi, Senin. Dari hasil pengamatan, para pengendara, baik roda dua maupun empat yang akan melintasi Jalan Dayeuh Kolot. Dari arah Bandung kota (timur) - Dayeuh Kolot, Baleendah (barat), ataupun kendaraan yang melaju dengan laju sebaliknya, memaksa mencari - cari jalan alternatif atau jalan tikus, untuk sampai ke tempat tujuan mereka. Sementara itu, pantauan Kompas.com, di beberapa ruas jalan alternatif, kepadatan arus lalu lintas tetap terjadi. Sebagian besar kendaraan, baik yang berasal dari arah timur maupun barat terpaksa mengurungkan niatnya, sehingga harus berbalik arah. Sejak pagi hingga siang ini, terjadi kemacetan yang sangat parah karena banjir. Kendaraan hampir tidak bisa bergerak sama sekali. Bahkan, ada beberapa kendaraan yang terperangkap di tengah-tengah jalan yang penuh genangan air yang sangat kotor disertai sampah. Sejumlah pengendara memutuskan untuk tidak masuk kantor, karena terjebak di tengah banjir. "Ini sampai kapan sih penderitaan seperti ini? Setiap kali hujan turun selalu saja begini. Mana bukti kinerja pemerintah, sama sekali tidak ada dan tidak menemukan solusi," keluh salah satu karyawan, Rina (23). Sejumlah anggota kepolisian yang didukung petugas dari Dinas Perhubungan dan hansip terlihat mengatur arus lalu lintas untuk mengatasi kemacetan. Warga berharap hari ini hujan tidak lagi turun agar genangan air bisa surut pada sore hari atau selambatnya besok, Selasa (21/5/2013). Jika hujan masih turun, kata seorang warga, banjir akan bertahan selama berhari-hari atau bahkan semakin tinggi. "Prediksi ini berdasarkan pengalaman yang sudah-sudah," kata warga bernama Sandi. Diperkirakan, jika hujan tidak lagi mengguyur Bandung, kemungkinan genangan air akan surut paling cepat sore hari, menjelang magrib. Atau, malam hari, bahkan bisa sampai besok, Selasa, (21/5/2013). Sebaliknya, jika hujan kembali turun, kemungkinan besar genangan air akan terus bertahan berhari - hari, bahkan bisa jadi genangannya akan semakin tinggi. |
You are subscribed to email updates from KOMPAS.com - Regional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan