Sabtu, 2 Mac 2013

Sindikasi international.okezone.com

Sindikasi international.okezone.com


Presiden Filipina: Menyerahlah Tanpa Syarat!

Posted: 02 Mar 2013 02:07 AM PST

MANILA - Seiring dengan memanasnya perseteruan di Sabah, Presiden Filipina Benigno Aquino III langsung mendesak para loyalis Sultan Sulu untuk menyerah tanpa syarat. Aquino mengatakan, Sultan Jamalul Kiram III telah melangkah di jalur yang salah.

"Jika kalian (loyalis Sulu) memiliki keluhan, jalan yang kalian tempuh saat ini adalah jalan yang salah. Satu-satunya cara yang paling benar adalah menyerah," ujar Aquino lewat juru bicaranya, Edwin Lacierda, seperti dikutip GMA, Sabtu (2/3/2013).

Aquino menjelaskan pula, Pemerintah Filipina berupaya sekuat tenaga untuk menghindari munculnya korban jiwa dalam konflik Sabah. Namun loyalis Sultan Kiram mengabaikan peringatan Aquino. Mereka memilih untuk berperang dan mati di wilayah Malaysia itu.

"Karena langkah yang kalian ambil, apa yang kita coba untuk hindari justru terjadi. Oleh karena itu, menyerahlah tanpa syarat," tegasnya.

Bersamaan dengan itu, media Malaysia memberitakan bahwa Aquino dan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak telah menggelar dialo untuk membahas insiden Sabah. Sama seperti Filipina, Malaysia juga meminta loyalis Sultan Sulu itu untuk menyerah tanpa syarat. Namun saat ini, Najib tampaknya mulai menutup pintu negosiasi karena ulah Kesultanan Sulu.

"Pemberontak Sulu harus menyerah atau mereka menghadapi tindakan dari aparat keamanan kami," ujar Najib.

Seperti diketahui, baku tembak di Sabah telah menewaskan belasan orang. Dua dari belasan orang yang tewas dalam baku tembak itu adalah komandan polisi Malaysia. Mereka bernama Inspektur Zulkifli Mamat dan Kopral Sabaruddin Daud.

Jenazah Zulkifli dan Sabaruddin telah sampai di Pangkalan Udara Militer Malaysia di Subang pada pukul 12.30. Najib juga hadir di tempat itu dan memberikan penghormatan pada perwira polisinya yang tewas di Sabah.

Berita Selengkapnya Klik di Sini

(AUL)

Oposisi Suriah: Bantuan AS Tidak Berguna!

Posted: 02 Mar 2013 01:03 AM PST

DAMASKUS – Pemimpin oposisi Suriah menyatakan, bantuan makanan dan obat-obatan yang diberikan Amerika Serikat tidak akan membantu mereka untuk menggulingkan rezim Bashar al-Assad. Pihak oposisi menegaskan yang paling mereka perlukan saat ini adalah bantuan persenjataan.  
"Kami tidak ingin makanan dan perban. Kami akan berjuang hingga mati, yang kami butuhkan saat ini adalah senjata," ujar pemimpin militer oposisi Suriah, Jenderal Salim Idris, seperti dikutip Associated Press, Sabtu (2/3/2013).
 
Idris menambahkan keengganan AS untuk memberikan pihak oposisi bantuan persenjataan menghambat penyelesaian konflik di Suriah. Saat ini konflik Suriah sudah berjalan selama 2 tahun dan menimbulkan sekitar 70 ribu korban jiwa.
 
Bantuan dari AS itu sendiri diumumkan oleh Menteri Luar Negeri John Kerry dalam pertemuan di Roma, Italia Kamis (28/2/2013) lusa. Pertemuan di Roma itu sempat ingin diboikot pihak oposisi Suriah sebagai tekanan kepada pihak barat untuk segera memberikan mereka bantuan senjata.
 
Oposisi Suriah kemudian membatalkan rencana boikot itu setelah mendapatkan bujukan dari Prancis dan Inggris.
 
"Kami saat ini membutuhkan rudal anti-tank dan anti-pesawat untuk mencegah pasukan pemerintah membantai warganya sendiri. Dunia tahu warga Suriah sedang dibantai namun mereka diam saja," pungkas pejuang oposisi Suriah bernama Idris.
 
AS dan negara-negara barat lainnya menolak untuk memberikan bantuan senjata kepada pihak oposisi karena takut senjata itu jatuh ke tangan kelompok ekstremis. AS mengatakan ada beberapa faksi oposisi di Suriah yang memiliki hubungan dengan al-Qaeda.

Berita Selengkapnya Klik di Sini

(AUL)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan