KOMPAS.com - Regional |
Posted: 03 Mar 2013 08:00 AM PST Pilkada Jawa Barat Deddy Mizwar Belum Terlihat Penulis : Didit Putra Erlangga Rahardjo | Minggu, 3 Maret 2013 | 16:00 WIB Kompas/Didit Putra Erlangga Ahmad Heryawan sewaktu berada di Wisma Selaras. TERKAIT: BANDUNG, KOMPAS.com - Pasangan Ahmad Heryawan-Deddy Mizwar berencana untuk memberikan jumpa pers, terkait kemenangan mereka di Pilkada Jawa Barat tidak lama setelah rapat pleno rekapitulasi suara di kantor Komisi Pemilihan Umum Provinsi Jabar. Namun, hingga kini pasangan Heryawan, Deddy Mizwar belum terlihat. "Dia masih tidur. Hingga jam tiga dini hari tadi masih bangun," kata Heryawan. Jumpa pers dilakukan di Wisma Selaras yang terletak di daerah Cibeunying, Kota Bandung. Heryawan sudah terlihat menyalami para pendukung yang berdatangan. Deddy sendiri belum terlihat. Sebuah panggung lengkap dengan meja dan kursi sudah disiapkan di halaman wisma. Latar belakang di panggung bergambar Heryawan dan Deddy Mizwar. Pasangan Heryawan-Mizwar dipastikan sebagai pemenang Pilkada Jabar setelah meraih 32 persen suara dalam rekapitulasi. Mereka mengungguli pasangan Rieke Diah Pitaloka-Teten Masduki yang terpaut kurang dari lima persen. |
Petambang dan Keluarga Korban Bersitegang Posted: 03 Mar 2013 07:34 AM PST Petambang dan Keluarga Korban Bersitegang Penulis : Kontributor Manado, Ronny Adolof Buol | Minggu, 3 Maret 2013 | 15:34 WIB Kompas.com/Ronny Adolof Buol Suasana warga dan petambang di Lokasi Penambangan Rakyat Desa Tatelu, Kecamatan Dimember, Minahasa Utara. Dua petambang tertimbun di dasar lubang berkedalaman 30 meter. TERKAIT: MANADO, KOMPAS.com - Keluarga korban yang tertimbun di lubang tambang emas berkedalaman 30 meter di Desa Tatelu, Kecamatan Dimembe, Minahasa Utara bersitegang dengan petambang. Keluarga berharap kedua korban segera ditemukan, Minggu (3/3/2013). Sementara para petambang dan warga sekitar yang membantu upaya pencarian masih kesulitan menembus titik di mana kedua korban tertimbun. "Setiap kali kami keluarkan material, ada saja material baru yang longsor dan menimbun jalan yang sudah dibuat," ujar salah satu pekerja yang menggali lubang. Upaya penggalian secara manual dilakukan karena lubang sangat sempit. Hanya berdiameter sekitar 30 cm. Material tanah yang menutupi permukaan lubang dikeluarkan dengan menggunakan tali yang ditarik ke atas. "Sudah tiga hari kami lakukan upaya pencarian, tetapi belum juga menemukan kedua korban, begitu juga belum ada tanda-tanda kedua korban masih hidup atau sudah mati," ujar Kasi Ops Tim SAR Manado Jefri Mewo, S.Pd. Kini pemilik lubang dan para petambang sedang mengusahakan alat berat berupa ekskavator untuk membantu penggalian lubang. Tetapi kondisi lahan yang penuh lubang dan labil menjadi pertimbangan lain. "Sangat berisiko jika harus mendatangkan alat berat. Getaran alat berat bisa membuat tanah di permukaan ambruk ke bawah dan akan menimbulkan masalah baru," ujar salah satu petambang dengan nada khawatir. Kondisi ini membuat keluarga korban terlihat bersitegang dengan para petambang. Hari ini ratusan keluarga dan kerabat korban dari Desa Pinabetengan, Minahasa datang di lokasi kejadian. Istri dan anak-anak dari Ari Ratu Manua serta keluarga lainnya terlihat sudah berada di lokasi. Demikian pula keluarga Bryan Telew. Ari dan Bryan terjebak di lubang sejak Jumat (1/3) siang ketika sedang menggali mencari emas. Editor : Glori K. Wadrianto |
You are subscribed to email updates from KOMPAS.com - Regional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan