KOMPAS.com - Internasional |
162 WNI Pekerja Sawit Diungsikan dari Sabah Posted: 06 Mar 2013 04:25 AM PST Konflik Perbatasan 162 WNI Pekerja Sawit Diungsikan dari Sabah Penulis : Eny Prihtiyani | Rabu, 6 Maret 2013 | 12:25 WIB JAKARTA, KOMPAS.com- Sekitar 162 Warga Negara Indonesia (WNI) yang bekerja di ladang sawit di Lahad Datu-Sabah telah diungsikan di kawasan sekitar 6 kilometer dari pusat konflik anatara pemerintah Malaysia melawan para penyusup dari Filipina. WNI tersebut akan berada di tempat pengungsian hingga situasi benar-benar aman dan kondusif. Dalam siaran pers Konjen RI di Kota Kinabalu, Rabu (6/3/2013), disebutkan bentrok antara aparat keamanan Malaysia dengan kelompok bersenjata dari Kesultanan Sulu di Lahad Datu-Sabah, mengakibatkan WNI pekerja di ladang sawit diungsikan ke tempat lain. "Tercatat 162 pekerja di ladang sawit Sahabat 17 telah diungsikan ke kompleks Embara sekitar 6 km dari tempat kejadian," jelas Konjen RI di Kota Kinabalu, Soepeno Sahid. Soepeno memberikan konfirmasinya bahwa kondisi WNI pekerja dalam kondisi aman. KJRI, jelas Soepeno, terus memantau dan berkomunikasi dengan aparat setempat. Diimbau agar WNI tidak membahayakan diri dan menjadi korban. Saat ini kapal-kapal tidak diperbolehkan merapat dan berlayar di dekat wilayah itu. Para WNI ABK sementara diliburkan.
Editor : Tjahja Gunawan Diredja |
Tentara Malaysia Buru Tentara Kesultanan Sulu Posted: 06 Mar 2013 04:16 AM PST KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Militer Malaysia, Rabu (6/3/20130, terus memburu kelompok bersenjata Tentara Kesultanan Sulu yang selamat dari serangan udara. Tentara Malaysia bahkan menyisir setiap rumah untuk mencari anggota penyusup. Perdana Menteri Malaysia Najib Razak sebelumnya telah menyatakan, operasi militer yang dilancarkan Malaysia berhasil "membasmi" pengikut Sultan Sulu yang bersembunyi di sekitar Lahad Datu dan Semporna, Sabah. Namun, ternyata diketahui anggota Tentara Kesultanan Sabah ini berhasil lolos dari gempuran serangan udara ke daerah-daerah pertanian di kawasan itu. "Pencarian dari rumah ke rumah sedang dilakukan secara hati-hati untuk memastikan keselamatan anggota polisi dan tentara," demikian laporan kantor berita Bernama mengutip pernyataan kepolisian. Situasi ini dibenarkan Kepala Kepolisian Federal Malaysia Ismail Omar yang mengatakan pihaknya tidak menemukan satupun anggota militan Sulu yang tewas usai serangan udara. "Saya sudah memerintahkan komandan di lapangan untuk waspada karena musuh masih ada di sana," kata Ismail. "Tentu saja kami berharap mereka tak akan lolos," tambah dia. Sementara itu, Muhajab Hashim, seorang pimpinan Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) mengatakan, para pejuang MNLF yang pernah memerangi militer Filipina hingga 1996, terus berdatangan ke Sabah untuk membantu pasukan Sultan Sulu. "Banyak dari mereka yang sudah lolos dari pengawasan pasukan keamanan," kata Muhajab Hashim di Manila. "Mereka memahami kawasan itu seperti telapan tangan sendiri karena mereka pernah berlatih di sana (Sabah) di masa lalu," tambah Hashim, merujuk bantuan Malaysia yang melatih para pemimpin MNLF saat menghadapi Filipina. "Kami berharap lebih banyak lagi dari mereka yang akan bergabung, meski secara resmi kami melarang mereka untuk berangkat," ujar Hashim.
|
You are subscribed to email updates from KOMPAS.com - Internasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan