Pengawal Anas Tiba-Tiba Pukul dan Tendang Wartawan Posted: 23 Feb 2013 12:12 AM PST
JAKARTA - Usai Anas Urbaningrum menyampaikan penguduran dirinya sebagai Ketua Umum Partai Demokrat, terjadi insiden pemukulan terhadap seorang wartawan Antara yang diketahui bernama Jul Sikumbang. Berdasarkan informasi yang didapatkan, peristiwa bermula ketika Anas selesai menyampaikan pernyataan sikap terkait statusnya menjadi tersangka oleh KPK. Tiba-tiba saja seorang pria berbaju hitam dan berkacamata hitam menghamipiri Jul yang saat itu hanya melihat Anas pergi dari ruang konfrensi pers. "Pria tersebut langsung mengajak berkelahi Jul yang tidak tahu alasannya," kata salah seorang saksi, Ferri, di DPP PD, Jalan Kramat 7, Jakarta Pusat, Sabtu (23/2/2013). Setelah itu, pria tersebut langsung memukul dan menendang Jul hingga ke halaman kantor DPP Partai Demokrat. Melihat itu, wartawan cetak maupun elektronik terpancing dan berusaha membela Jul. Polisi pun, langsung melerai keributan antara wartawan dengan pengawal Anas tersebut. Bahkan, Ketua DPP PD Gede Pasek Suardika juga terpaksa turun tangan menyelesaikan perselisihan tersebut. "Sudah, sudah namanya kita lagi ramai begini, semuanya tenang," ujar Pasek. Saat ini, suasana sudah kembali tenang dan Anas sudah meninggalkan DPP Demokrat. (lam)
|
Anas: Saya Tidak Diharapkan Jadi Ketua Umum Demokrat Posted: 22 Feb 2013 11:43 PM PST
JAKARTA - Anas Urbaningrum merasa penetapan statusnya sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) didorong oleh sejumlah faktir nonhukum. Apalagi, kata dia, ada semacam desakan yang mendorong agar KPK segera menetapkan status hukumnya. Tak hanya itu, Anas juga mengaitkan status tersangka yang kini melekat padanya dengan Kongres Partai Demorkat di Bandung, Jawa Barat. "Kalau mau ditarik agak jauh ke belakang, sesungguhnya ini pasti terkait dengan Kongres Demokrat. Saya tidak inigin cerita panjang. Tetapi inti dari kongres, ibarat bayi lahir, Anas adalah bayi yang lahir tidak diharapkan. Tentu rangkaiannya panjang dan saya rasakan, saya alami, dan menjadi rangkaian peristiwa politik dan organisasi di Demokrat. Pada titik ini saya belum akan rinci, tapi ada konteks yang jelas menyangkut rangkaian peristiwa politik itu," ucap Anas, di Kantor DPP Partai Demokrat, Sabtu (23/2/2013). Anas mengaku sejak awal meyakini bahwa dia tidak akan punya status hukum di KPK. Karena dia yakin KPK bekerja independen, mandiri dan profesional. Tidak bisa ditekan opini dan oleh hal lain di luar opini termasuk tekanan dari kekuatan-kekuatan sebesar apapun. "Saya baru mulai berpikir saya akan punya status hukum di KPK ketika ada semacam desakan agar KPK segera memperjelas status hukum saya. Kalau benar katakan benar, kalau salah katakan salah. Ketika ada desakan seperti itu saya baru mulai berpikir "jangan-jangan". Saya menjadi yakin saya akan jadi tersangka setelah saya dipersilakan untuk lebih fokus konsentrasi menghadapi masalah hukum di KPK. Ketika saya dipersilakan untuk fokus menghadapi masalah hukum, berarti saya sudah divonis punya status hukum, tentu yang dimaksud tersangka," terang Anas. (lam)
|
Tiada ulasan:
Catat Ulasan