Khamis, 7 Februari 2013

KOMPAS.com - Regional

KOMPAS.com - Regional


Duh, Kepala Puskesmas di Manokwari Tanam Ganja

Posted: 07 Feb 2013 07:52 AM PST

Duh, Kepala Puskesmas di Manokwari Tanam Ganja

Penulis : Kontributor Kompas TV, Budy Setiawan | Kamis, 7 Februari 2013 | 15:52 WIB

MANOKWARI, KOMPAS.com — Kepolisian Resor Manokwari menyita 22 pohon ganja dari lokasi perumahan di kompleks perumahan Jalan Drs Esau Sesa, Distrik Manokwari Selatan, Papua Barat, Kamis (7/2/2013).

Ganja yang ditanam dalam pot bunga itu langsung dicabut oleh sejumlah anggota Satuan Reskrim Narkoba untuk dijadikan barang bukti. Tanaman ganja sebanyak 22 batang dengan tinggi sekitar 160 cm itu ditemukan di belakang rumah Kepala Puskesmas Minyambauw berinisial WH.

"Pohon ganja yang kami amankan berusia sekitar enam bulan dan sudah siap panen. Sekarang kami cabut untuk barang bukti, sementara tersangka sudah kami amankan," kata Kasat Narkoba Polres Manokwari AKP M Sainawal.

Menurut keterangan tersangka, kata Sainawal, bibit tanaman ganja itu dibeli dari orang di atas kapal putih milik PT Pelni yang sandar di Dermaga Manokwari. Ini merupakan kali pertama pelaku menanamnya. Hasilnya tidak untuk dijual.

Sainawal mengaku, lokasi tanaman ganja ini terungkap setelah anggota Satuan Reskrim Narkoba memperoleh laporan dari masyarakat. Berdasarkan hasil penyelidikan dan penyidikan, akhirnya pelaku dan barang bukti berhasil diamankan.

"Pelaku juga mengaku masih ada dua pot tanaman ganja yang ditanam, tetapi lokasi penanamannya di Distrik Minyambauw. Dari keterangan ini, kami akan segera ke lokasi, memang jaraknya cukup jauh dari kota," ujar Sainawal.

Peternak Sapi Nikmati Harga Tinggi

Posted: 07 Feb 2013 07:46 AM PST

Peternak Sapi Nikmati Harga Tinggi

Penulis : Yulvianus Harjono | Kamis, 7 Februari 2013 | 15:46 WIB

BANDAR LAMPUNG, KOMPAS.com- Peternak sapi lokal di Lampung menikmati tingginya harga jual beberapa bulan terakhir menyusul pembatasan impor sapi bakalan.

Amro (30), salah seorang peternak sapi di Lampung Timur, Kamis (7/2/2013), mengatakan, pihaknya selaku peternak lokal kini menikmati harga jual daging sapi yang mencapai Rp 32.000-Rp 33.000 per kilogram bobot hidup.

"Kami berharap harga ini bisa dipertahankan, sehingga kami tetap semangat memelihara sapi," ujarnya.

Ia menambahkan, para peternak sapi sempat terpukul dengan jatuhnya harga jual sapi di tahun 2009. "Ketika itu, harganya hanya Rp 20.000 per kg. Jika dihitung dengan biaya perawatan, pakan, dan pembibitan, itu tak menutupi. Angka riil yang menguntungkan adalah minimal Rp 29.000," ujarnya.

Namun, tingginya harga jual di tingkat peternak ini justru dianggap merugikan para pedagang dan konsumen. Tingginya harga jual yang mencapai Rp 90.000 per kg di Bandar Lampung melemahkan daya beli konsumen. Sehingga, omzet pedagang daging pun merosot.

Editor :

Marcus Suprihadi

Tiada ulasan:

Catat Ulasan