Republika Online |
Agar Tak Terulang, Korban KDRT Tak Usah Malu Lapor Posted: 04 Dec 2012 05:33 PM PST REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Korban kasus kekerasan tak perlu malu melapor ke Pusat Krisis Terpadu (PKT). Pelaporan bisa mengurangi kasus serupa terulang kembali. "Bisa sampai 700 kasus kekerasan setiap tahunnya terjadi," ungkap tim dokter RSCM yang juga mantan Ketua PKT Rumah Sakit Cipto Mangoenkusumo, Dr Mutia Prayanti Errufana, SpOG. Ketersediaan PKT di Jakarta saat ini ada di RSCM dan Rumah Sakit Polri. Sedangkan varian kasus yang sering dilaporkan di PKT RSCM, lanjut dr Mutia, adalah kekerasan seksual seperti perkosaan terhadap perempuan, anak perempuan dan laki-laki. Juga ada kasus, hubungan intim suami istri dengan kekerasan. Adapula kasus kekerasan dalam rumah tangga ataupun penelantaran anak. Dr Mutia menyarankan sebaiknya para korban kekerasan langsung melapor ke PKT ketika kejadian tidak lama berlangsung, paling tidak dalam waktu sehari, dua hari. Lantaran jika sudah sampai seminggu, akan ada penyembuhan dari luka yang dialami. "Jadi, bukti-bukti sudah hilang. Kami kesulitan mencari barang bukti dan menolong korban. Serta tidak membiarkan kasus serupa terulang kembali," tambahnya. Sayangnya, hingga saat ini PKT masih sangat terbatas pasiennya. Tak lain hal ini karena para korban malu melaporkan hal yang dialaminya, terutama kasus perkosaan. Butuh perjuangan untuk pergi ke PKT. |
Bahaya, Cabut Gigi dengan 'Dental X-Ray' Posted: 04 Dec 2012 04:16 PM PST REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Penggunaan 'Dental X-Ray' pada proses pencabutan gigi ternyata sangat membahayakan kesehatan. Ini bisa menimbulkan peningkatan risiko pasien terkena kanker dan kerusakan organ tubuh. Sinar x-ray yang digunakan pada 'Dental X-Ray' 10 kali lipat lebih tinggi dari level biasa. Badan Obat dan Regulator Kesehatan Internasional dan National Health Service (NHS) yang berbasis di Inggris meminta dokter gigi swasta membuang perangkat 'Dental X-Ray' yang mereka punya. Sejauh ini, sebanyak 13 mesin yang menggunakan teknologi serupa sudah terjual di pasar online seperti eBay. Alat ini diproduksi Cina. Beberapa pusat distribusi peralatan di Eropa sudah menyita alat ini dari peredaran. Ilmuwan dari Rumah Sakit King College, Donald Emerton, di London menemukan mesin 'Dental X-Ray' itu terlalu lebar. Alat itu bukan hanya menyinari mulut pasien saja, melainkan keseluruhan tengkorak pasien sampai ke otak. "Alat ini memiliki tingkat risiko tinggi terhadap kesehatan pasien," kata Emerton, dikutip dari BBC, Rabu (5/12). Tim penyidik sedang meneruskan penyelidikan terhadap distributor alat ini di Inggris. Kasus ini terungkap sejak Juni 2012. Tim dari Modern Humanities Research Association (MHRA), Bruce Petrie, memaparkan produsen alat, Zhengzhou Tianjie Electronic Equipment Co, menjualnya dengan harga 200 poundsterling. Harga ini jauh lebih murah dari peralatan serupa yang dijual produsen lainnya di kisaran empat ribu poundsterling. "Para dokter gigi dan stafnya disarankan tak membeli alat ini dari situs eBay. Alat ini tidak aman," kata Petrie. |
You are subscribed to email updates from Republika Online - Gaya Hidup RSS Feed To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan