KOMPAS.com - Internasional |
Tunisia Lelang Harta Benda Eks Presiden Posted: 23 Dec 2012 03:29 AM PST TUNIS, KOMPAS.com - Pemerintah Tunisia melelang ribuah barang mewah milik mantan Presiden Zine al-Abedine Ben Ali yang kabur ke luar negeri setelah ditumbangkan aksi unjuk rasa rakyat pada awal 2011. Di antara barang-barang yang dilelang tersebut terdapat mobil-mobil mewah, benda-benda antik, perhiasan dan benda-benda lain. Pemerintah Tunisia berharap barang-barang ini bisa terjual dan hasilnya bisa digunakan untuk menambah keuangan negara. Pemerintah Tunisia berharap lelang harta benda Ben Ali itu bisa menghasilkan uang setidaknya 10 juta euro atau Rp 96,5 miliar. "Yang dilelang ini hanya sekitar 30% dari seluruh harta benda Ben Ali. Kasihan Tunisia, dikuasai pemimpin geng, bukan seseorang yang mampu memimpin negara," kata seorang menteri pemerintah Tunisia, Tarek Dhyab. Lelang harta benda Ben Ali ini dibuka Perdana Menteri Hamadi Jebali, Sabtu (22/12/2012), di Hotel Cleopatra, Gammarth. Para menteri dan duta besar negara sahabat adalah yang pertama diberi kesempatan melihat-lihat barang-barang milik Ben Ali itu. Sementara warga lainnya berkesempatan melihat pada Minggu (23/12/2012). "Kami menerima banyak permintaan bahkan dari luar Tunisia. Bahkan sebelum lelang dibuka, banyak yang menanyakan soal lelang. Hotel-hotel sudah penuh dipesan," kata pengelola hotel Afaf Dous. Ben Ali merupakan salah satu "korban" Arab Spring saat rakyat menggulingkannkan awal 2011 lalu. Ben Ali dan keluarganya kini mendapatkan suaka politik di Arab Saudi. Sejak tergulingnya Ben Ali, perekonomian Tunisia mendapatkan banyak tantangan. Pertumbuhan ekonomi negeri itu menyusut hingga hanya 2,2 persen tahun lalu. Sementara itu, angka pengangguran mencapai 17 persen.
|
Persaudaraan Muslim Klaim Menang Posted: 23 Dec 2012 02:25 AM PST Referendum Persaudaraan Muslim Klaim Menang Penulis : Josephus Primus | Minggu, 23 Desember 2012 | 10:25 WIB KOMPAS.com - Kelompok Persaudaraan Muslim mengklaim memenangi referendum di Mesir. Menurut warta televisi yang dikelola oleh kelompok itu, Minggu (23/12/2012), penghitungan suara referendum tahap dua yang tengah berjalan menempatkan 64 persen pemilih mendukung draft konstitusi baru. Draft yang diusulkan Presiden Mesir Mohamed Morsi itu membawa Mesir menerapkan syariah Islam dalam kontitusi mereka. Sementara itu, hasil tak resmi pada referendum tahap pertama, Sabtu (15/12/2012), menunjukkan kelompok Muslim memenangi pemungutan suara 56,5 persen. Sementara kalangan menilai, pengesahan draft konstitusi itu bisa membawa Mesir ke dalam kondisi perpecahan antara kelompok Muslim versus liberal.
|
You are subscribed to email updates from KOMPAS.com - Internasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan