ANTARA - Mancanegara |
Presiden Mesir bersedia tunda referendum Posted: 07 Dec 2012 09:02 PM PST Berita Terkait Sementara itu, Komisi Tertinggi Pemilihan Umum pada hari yang sama memutuskan untuk menunda pemungutan suara bagi warga negara Mesir di luar negeri mengenai rancangan undang-undang dasar tersebut, dari 8 Desember jadi 12 Desember atas permintaan Kementerian Luar Negeri Mesir. Menurut laporan Xinhua, pada Jumat malam, sekumpulan pemrotes tiba di istana presiden di Kairo, dan puluhan dari mereka berhasil menerobos barikade kawat berduri yang dipasang oleh pengawal presiden guna menghalangi jalan menuju istana. Pada Jumat pagi, beberapa ratus penentang Moursi berkumpul di luar istana presiden guna menuntut dia mundur. Sebagian pemrotes berteriak, "Turunkan kekuasaan Ikhwanul Muslimin!" dan "Buka! Buka!" saat mereka berusaha menerobos barikade kawat berduri untuk masuk ke dalam istana. Moursi menunda pidatonya, Kamis malam, setelah bentrokan berdarah antara pendukung dan penentangnya di luar istana presiden menewaskan enam orang dan melukai lebih dari 1.000 orang lagi. Pada 22 November, Moursi mengeluarkan deklarasi undang-undang dasar yang memutuskan bahwa semua peraturan, dekrit dan deklarasi undang-undang dasar yang dikeluarkan oleh presiden sejak ia memangku jabatan pada 30 Juni lalu sudah final dan tak bisa ditentang oleh siapa pun. Tindakan Presiden Mesir tersebut dipandang sebagai upaya untuk mendapat kekuasaan yang lebih besar dan memicu gelombang demonstrasi dan protes di seluruh negeri itu. (C003) Editor: Maryati COPYRIGHT © 2012 Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com |
Pemimpin Hamas akhiri pengasingan, kembali ke Jalur Gaza Posted: 07 Dec 2012 06:55 PM PST Pemimpin Hamas dalam pengasingan, Khaled Meshaal, memberikan keterangan di Kairo, Mesir, Senin (19/11). Meshaal kembali ke Jalur Gaza untuk 48 jam setelah berpuluh tahun hidup di pengasingan di Mesir. Tokoh kunci Hamas ini menjadi satu tokoh kunci konsolidasi dan rekonsiliasi internal Palestina untuk dapat maju lebih mantap menjadi satu negara berdaulat. (REUTERS/Stringer) ... berdoa kepada Tuhan bahwa kelahiran keempat saya akan datang pada hari kita membebaskan Palestina... " Berita Terkait Setelah melewati perbatasan Mesir, Meshaal bersujud syukur dan menyentuh tanah dengan dahinya. Ia kemudian disambut di bawah kehangatan sinar matahari bulan Desember oleh puluhan pejabat dari sejumlah faksi yang bertikai. Meshaal akan menghabiskan hampir 48 jam di daerah kantung pantai tersebut serta menghadapi pertemuan terbuka, Sabtu, yang dicap sebagai peringatan ke-25 HAMAS berdiri dan perayaan "kemenangan" setelah pertempuran pada November. Israel menolak pernyataan HAMAS bahwa kelompok tersebut menang dalam konflik itu, yang menewaskan sebanyak 170 orang Palestina dan enam orang Yahudi. Ketika berbicara dengan wartawan, Meshaal mengatakan kedatangannya ke Jalur Gaza seperti kelahiran kembali, setelah ia meninggalkan tempat kelahirannya, Tepi Barat Sungai Jordan, pada 1956 dan yang kedua, ia selamat dari pembunuhan kesatuan Israel pada 1997. "Saya berdoa kepada Tuhan bahwa kelahiran keempat saya akan datang pada hari kita membebaskan Palestina," kata Meshaal sebagaimana dikutip Reuters, Jumat malam. (C003) Editor: Ade Marboen COPYRIGHT © 2012 Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com |
You are subscribed to email updates from ANTARA News - Internasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan