ANTARA - Hiburan |
Dunia perfilman Asia tidak lagi didominasi China Posted: 05 Dec 2012 06:49 AM PST Saat ini sudah mulai bangkit film-film dari daerah di Asia seperti Thailand, Filipina serta Indonesia, yang dapat mengalahkan dominasi film-film China," Berita Terkait "Saat ini sudah mulai bangkit film-film dari daerah di Asia seperti Thailand, Filipina serta Indonesia, yang dapat mengalahkan dominasi film-film China," katanya kepada wartawan dalam acara pengumuman film-film pemenang `Jojga-NETPAC Asian Film Festival` (JAFF) ke-7 di Yogyakarta, Rabu. Menurut Garin, saat ini khususnya di Indonesia mulai terlihat potensi film- film garapan daerah, sehingga perlu menjadi perhatian. "Saat ini kota-kota kecil mulai menjadi sumber kreativitas film di Asia dan Indonesia pada khususnya," kata Presiden JAFF ini. Selanjutnya, kata dia, dengan kebangkitan film-film garapan daerah itu, fokus industri film tidak lagi hanya di Jakarta. "Dengan munculnya potensi film-film daerah, artinya film Indonesia tidak lagi tersentralisasi di Jakarta," katanya. Ia mencontohkan, film berbasis daerah yang saat ini sedang mengalami masa keemasan adalah film-film garapan Yogyakarta. "Contohnya film `Soegija` yang memiliki banyak unsur Yogyakarta, terbukti sangat banyak penontonnya," katanya. Festival film digelar di Yogyakarta, menurut Garin karena daerah ini merupakan sumber tumbuhnya komunitas-komunitas kreatif Indonesia. Sementara itu, menurut dia, karena film yang berkembang saat ini adalah film-film garapan daerah, maka ciri film Asia saat ini global, tetapi sangat lokal. "Misalnya saat ini muncul film-film yang mengususng isu global, namun tetap menggunakan atribut atau identitas lokal," katanya. Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) ke-7 pada tahun ini mengangkat tema "Redreaming Asia" yang rangkaian acaranya digelar di Taman Budaya Yogyakarta, 1-5 Desember 2012. Peserta JAFF ke-7 berasal dari Malaysia, Indonesia, Singapura, Thailand, Philipina, China, serta Iran. Sedangkan pemenang JAFF beberapa di antaranya film "Bunohan" garapan Dain Said (Malaysia) yang meraih Golden Hanoman, film "Post Card From The zoo" garapan Edwin (Indonesia) meraih Silver Hanoman, serta film "Negeri di Bawah Kabut" garapan Shalahudin Siregar (Indonesia) meraih Special Mention Award. Editor: Ruslan Burhani COPYRIGHT © 2012 Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com |
Rini "Idol" harap Jakarta segera bangun MRT Posted: 05 Dec 2012 06:27 AM PST ...bisa bangun mal mewah dan besar-besar, pasti bangun MRT juga bisa Berita Terkait Menurut dia, kebutuhan akan transportasi masal yang cepat dan nyaman sangat mendesak di Ibu Kota Indonesia itu. Terlebih lagi kemacetan di jalan-jalan raya semakin lama semakin padat saja. "Kalau ada MRT bagus banget, biar jalanan jadi lebih teratur tidak macet," kata penyanyi yang terkenal lewat ajang pencarian bakat Indonesian Idol itu. "Kalau sekarang 'kan males mau ke mana-mana macet, apalagi kalau hujan pasti macet banget," tambahnya. Dengan adanya MRT, Rini yakin para pengguna kendaraan pribadi pun akan beralih menggunakan transportasi umum. Sehingga, kemacetan di jalan-jalan bisa terurai. Perempuan berusia 22 tahun itu juga percaya Pemprov DKI Jakarta bisa mencontoh keberhasilan MRT di negara tetangga, seperti Singapura dan Malaysia. Tak ada keraguan sedikit pun baginya, mengingat Indonesia adalah negara yang kaya raya. "Kita aja bisa bangun mal mewah dan besar-besar, pasti bangun MRT juga bisa," kata Rini. (lod) Editor: Suryanto COPYRIGHT © 2012 Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com |
You are subscribed to email updates from ANTARA News - Hiburan To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan