Rabu, 28 November 2012

KOMPAS.com - Nasional

KOMPAS.com - Nasional


Marzuki Alie: Mahfud Layak Jadi Capres

Posted: 28 Nov 2012 12:28 PM PST

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Marzuki Alie mengaku tertarik dengan pribadi Mahfud MD. Mahfud menurutnya layak dicalonkan sebagai presiden dalam pilpres 2014.

Pasalnya, Ketua Mahkamah Konstitusi itu adalah sosok yang berintegritas. Hal tersebut disampaikan Marzuki menanggapi survei Lembaga Survei Indonesia (LSI).

Survei LSI menempatkan Mahfud sebagai capres berkualitas. Mahfud menyingkirkan beberapa tokoh gaek dalam percaturan politik nasional.

"Secara prinsip, Pak Mahfud punya integritas dan track record yang jelas, tidak ada yang buruk,"kata Marzuki di Manggala Wanabhakti, Jakarta, Rabu (28/11/2012).

Marzuki mengatakan, salah satu alasan Mahfud layak dicapreskan karena dia bukan pengusaha. Marzuki tidak menyukai pengusaha menjadi presiden. Sebab, dia khawatir presiden merangkap pengusaha akan mengedepankan kepentingan bisnisnya.

"Kebijakannya nanti ada conflict of interest-nya. Pak Mahfud lebih baik jalan saja. Maju menjadi presiden," pungkas Ketua DPR RI itu.

Sementara itu di tempat yang sama, Mahfud menilai dirinya belum berani mencalonkan diri menjadi Presiden. Saat ini, dirinya belum menyanggupi kriteria menjadi capres dalam pilpres 2014.

"Orang kalau mau maju capres modalnya adalah partai dan uang. Kalau partai dan uang bisa dinego, tapi yang tidak bisa dinego adalah idealisme," tandas Mahfud.

Ia menyatakan, hasil survei adalah wujud demokrasi. Sebab, dari survei diketahui banyak tokoh yang dapat dicalonkan menjadi presiden. Menurut Mahfud, inilah bentuk demokrasi yang diinginkan.

"Semua orang harus punya kesempatan terbuka dan luas untuk mencalonkan diri dan dipilih. Itu agar demokrasi tetap berjalan,"pungkasnya.

Anggota DPR Hanya Korban Persaingan Dirut Merpati

Posted: 28 Nov 2012 11:41 AM PST

JAKARTA, KOMPAS.com — Citra anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) semakin jatuh ketika Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan melaporkan beberapa anggota DPR yang diadukan melakukan pemerasan terhadap perusahaan-perusahaan pelat merah.

Hal ini pun dirasakan anggota Komisi XI DPR, I Gusti Agung Ray Wijaya. Ray merupakan salah satu politisi Senayan yang diadukan Dahlan ke Badan Kehormatan DPR terkait upaya pemerasan terhadap direksi PT Merpati Nusantara Airlines (MNA).

Ia melihat bahwa kasus dugaan pemerasan ini sebenarnya berpangkal pada persaingan antara Dirut Merpati yang baru Rudy Sudaryatmo dengan yang lama, yakni Sardjono Jhony.

"Penilaian saya ini masalah dirut lama dengan dirut baru ada masalah sehingga kami ikut terbawa karena kami ikut menanyakan businees plan Merpati yang lama kenapa tidak ditindaklanjuti," ujar Ray, Rabu (28/11/2012), di Gedung Kompleks Parlemen, Senayan.

Ray menjelaskan, pertemuan sejumlah anggota Komisi XI dengan direksi Merpati tanggal 1 Oktober silam sama sekali tidak membahas atau meminta jatah dari penyertaan modal negara (PMN) Merpati.

"Disebutkan di dalam rapat itu ada permintaan, padahal pernyataan itu sama sekali tidak ada. Apakah memang sengaja dibuat seperti ini?" ucap Ray kesal.

Ia pun membantah aliran uang yang ditudingkan Dahlan dan Rudy kepada anggota dewan sebagai sucess fee. "Itu semua omong kosong," tukasnya lagi.

Klarifikasinya ini, diakui Ray, juga sudah disampaikannya ke hadapan pimpinan dan anggota Badan Kehormatan DPR.

Sebelumnya, Menteri BUMN Dahlan Iskan melaporkan dugaan permintaan jatah yang dilakukan anggota Komisi XI terhadap direksi PT Merpati Nusantara Airlines (MNA).

Di dalam laporannya ke Badan Kehormatan itu, Dahlan menuturkan ada pertemuan beberapa anggota Komisi XI dengan direksi Merpati yang diindikasikan sebagai upaya meminta jatah.

Hal ini kemudian dibantah oleh semua anggota Komisi XI yang turut dalam pertemuan itu seperti Zulkiflimansyah, Achsanul Qosasi, Linda Megawati, dan Saidi Butar-butar.

Menurut Achsanul, pertemuan itu bersifat tidak formal dan hanya membicarakan soal business plan Direktur Utama PT Merpati yang baru, Rudy Setyopurnomo.

Baca juga:
Hatta: Lagi-lagi Dahlan Iskan Salah
Linda Megawati: Saya Terpukul Disebut Pemeras
BK Konfrontasi Dirut Merpati dengan Sumaryoto
BK Minta Dahlan Cari Bukti Hukum Pemerasan BUMN
Diperiksa BK 2 Jam, Dirut Merpati Bungkam
Mantan Dirut Merpati Bantah Ada Pemerasan
Hatta: Dahlan seperti Anjing Menggonggong, Kafilah Berlalu

Berita terkait dapat diikuti dalam topik:
Dahlan Iskan Versus DPR

Tiada ulasan:

Catat Ulasan