KOMPAS.com - Internasional |
E-mail Rahasia Ungkap Penguburan Osama Posted: 23 Nov 2012 04:14 AM PST Sejumlah e-mail internal militer AS yang bersifat rahasia mengungkapkan bahwa jenazah Osama Bin Laden dimandikan, dibungkus dengan kain putih sebelum akhirnya diluncurkan ke laut. Penguburannya dilakukan sesuai dengan tradisi penguburan Islam dan tidak ada kelasi yang melihat hal itu, demikian menurut sejumlah e-mail itu. E-mail-e-mail itu yang dikirim di antara para pejabat militer AS telah diperoleh melalui UU Kebebasan Informasi, lapor Daily Mail, Kamis (22/11) dan itu merupakan pengungkapan terbuka pertama pemerintah AS tentang kematian pemimpin Al Qaeda tersebut. Osama tewas 1 Mei 2011 ditangan tim Navy SEAL AS yang menyerang kompleksnya di Abbottabad, Pakistan. Sebuah e-mail, yang bercap rahasia dan dikirim tanggal 2 Mei oleh seorang perwira senior angkatan laut, secara singkat menjelaskan bagaimana jenazah Osama dimandikan, dibungkus kain putih, kemudian dimasukkan ke dalam sebuah kantong berpemberat. Menurut sebuah pesan lain dari pejabat humas Kapal Induk USS Carl Vinson, hanya sekelompok kecil pimpinan kapal itu yang diberitahu tentang penguburan tersebut. "Prosedur tradisional sebuah penguburan Islam dilakukan," demikian e-mail pada tanggal 2 Mei dari Laksamana Muda Charles Gaouette. "Jenazah almarhum dimandikan kemudian diletakan dalam sebuah kain putih. Jenazah itu dimasukan dalam sebuah kantong berpemberat. Seorang perwira militer membacakan doa yang telah disiapkan, yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab oleh seorang penutur asli. Setelah pembacaan doa itu selesai, jenazah ditempatkan pada sebuah papan datar yang telah disiapkan, diangkat ujungnya, dari situ jenazah almarhum meluncur ke laut." E-mail itu juga memuat sebuah referensi samar tentang kerahasiaan ketat yang mengelilingi misi itu. "Kurangnya bukti dokumenter yang kami miliki merupakan sebuah refleksi pentingnya keamanan operasi selama pelaksanaan operasi itu," demikian pesan Laksamana Gaouette. Para penerima e-mail itu termasuk Laksamana Mike Mullen, yang kemudian menjadi ketua Kepala Staf Gabungan, dan Jenderal James Mattis, pejabat tinggi di Komando Sentral AS. Laksamana Mullen pensiun dari militer September lalu. Sebelumnya, Laksamana Muda Gaouette, yang kemudian menjadi wakil komandan Armada Kelima Angkatan Laut AS, dan seorang pejabat lain menggunakan bahasa sandi untuk membahas apakah sejumlah helikopter yang membawa anggota SEAL dan jenazah Osama sudah tiba di Vinson. "Ada kabar tentang paket yang ditujukan buat kami?" tanyanya kepada Laksamana Muda Samuel Perez, komandan kelompok kapal induk serbu yang mencakup Vinson. "FEDEX mengirim paket itu," jawab Laksama Muda Perez. "Kedua truk itu menuju rumah dengan aman." Walau telah berjanji untuk menjadi yang paling transparan dalam sejarah Amerika, pemerintahan Obama tetap memegang ketat sejumlah materi yang terkait dengan serangan terhadap Osama. Saat menanggapi permintaan terpisah soal informasi tentang misi itu, Departemen Pertahanan AS mengatakan pada bulan Maret bahwa pihaknya tidak dapat menemukan foto atau video yang diambil saat serbuan itu atau yang menunjukkan jenazah Osama. Departemen itu juga mengatakan, pihaknya tidak bisa menemukan gambar jenazah Osama di Vinson. Pentagon juga mengatakan, pihaknya tidak menemukan sertifikat kematian, laporan post-mortem atau hasil tes identifikasi DNA bagi Osama, atau bahan-bahan sebelum serangan yang membahas bagaimana pemerintah berencana membuang jenazah Osama jika ia terbunuh.
Editor : Egidius Patnistik |
Pertempuran Kembali Pecah di Kongo Posted: 23 Nov 2012 03:39 AM PST Afrika Pertempuran Kembali Pecah di Kongo Jumat, 23 November 2012 | 11:39 WIB KINSHASA, KOMPAS.com — Pertempuran kembali berkecamuk di Kongo, Kamis (22/11/2012) waktu setempat, setelah pasukan pemberontak M23 menolak seruan internasional agar menarik diri dari kota Goma yang mereka kuasai saat ini. Di tengah kabar kembali berkecamuknya baku tembak, Presiden Kongo Joseph Kabila memecat Panglima Angkatan Darat Jenderal Gabriel Amisi setelah dituduh PBB mendalangi penyelundupan senjata yang memasok pemberontak Kongo dan kelompok lain. Juru bicara Pemerintah Kongo, Lambert Mende, mengatakan, pemberhentian itu baru bersifat sementara sambil menunggu hasil investigasi menyeluruh kasus ini. Pemecatan Jenderal Amisi ini dilakukan dua hari setelah angkatan darat negeri itu mengalami kekalahan memalukan saat pemberontak M23 memukul mundur mereka dari kota Goma. Sementara itu, pemimpin politik pemberontak M23 menegaskan tidak akan mundur dari kota Goma, kecuali Presiden Kabila bersedia melakukan pembicaraan damai. "Harus ada dialog dengan Presiden Kabila," kata pemimpin politik M23, Jean-Marie Runiga, kepada AFP melalui pesawat telepon, sebelum bertolak ke Uganda untuk melakukan pembicaraan dengan Presiden Yoweri Museveni. Presiden Uganda telah menyerukan pembicaraan antara Presiden Kabila dan Presiden Rwanda Paul Kagame di Kampala. PBB menduga Uganda dan Rwanda mendukung pemberontak M23, tudingan ini dibantah tegas kedua negara. Kewaspadaan dunia internasional atas kemungkinan konflik bersenjata baru di Afrika Tengah muncul setelah pemberontak yang beranggotakan sebagian besar etnis Tutsi menguasai Goma, kota kaya mineral di wilayah Kivu Utara, Kongo. |
You are subscribed to email updates from KOMPAS.com - Internasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan