Sindikasi news.okezone.com |
Selebaran Obral TKI, Pemerintah Perlu Introspeksi Diri Posted: 30 Oct 2012 12:26 AM PDT JAKARTA- Pemerintah Indonesia diminta untuk tak bermental calo dan melakukan intropeksi diri menyusul banyaknya kasus pelecehan terhadap TKI seperti beredarnya selebaran obral TKI di negara Malaysia beberapa hari lalu. Ketua Komisi IX DPR RI Ribka Tjiptaning mengatakan kasus-kasus yang menimpa TKI di luar negeri akan terus terjadi jika Pemerintah Indonesia masih terus bermental calo dan tidak berniat untuk membuka lapangan pekerjaan di dalam negeri. Padahal potensi untuk membuka lapangan kerja sendiri terbuka luas. "Jika kita membaca isi selebaran itu maka kita akan langsung merasa tersinggung karena dilecehkan dan direndahkan martabat kemanusian para TKI. Sebagai rasa solidaritas sebangsa menanggapi hal itu sangat lumrah. Tapi perlu kita ketahui, bahwa pelecehan, kekerasan dibalik selebaran atau secara verbal dan non verbal yang dialami TKI adalah sebuah akibat. Lalu pertanyaanya apakah akar penyebabnya? Untuk menjawabnya mari kita ajak pemerintah sebagai penyelenggara negara untuk intropeksi diri," ujarnya dalam pesan singkat yang diterima Okezone, Selasa (30/10/2012). Ditambahkan pengurus DPP PDI Perjuangan ini, saat ini yang terjadi adalah pemerintah lebih cenderung menjadi calo-calo untuk merayu investor dibandingkan memikirkan pembangunan industri berbasis tenaga kerja. Akibatnya, penderitaan buruh migran di negera tetangga dapat dilihat dengan jelas dan tidak beda dengan apa yang dialami oleh buruh dalam negeri. Dimana jaminan kesejahteraan dan hak normatif buruh banyak yang terabaikan. Kondisi ini lanjut Ribka disebabkan pemerintah lebih pro pengusaha dengan alasan menjaga iklim investasi dengan mengorbankan buruh. "Jika kita ingin TKI kita dihormati harkat dan martabatnya di negara lain, maka pemerintah harus lebih dulu mengangkat harkat dan martabat buruh dalam negeri agar negara lain pun tak bisa semena-mena memperlakukan TKI kita," tegasnya. |
Kerusuhan Lampung, Warga Mengungsi di SPN Kemiling Posted: 30 Oct 2012 12:17 AM PDT LAMPUNG - Sekira 1.200 warga Desa Bali Nuraga, Way Panji, Lampung Selatan, diungsikan ke Sekolah Pendidikan Polisi (SPN) Kemiling, Bandar Lampung. Ini menyusul bentrok antarwarga yang terjadi sejak Minggu, 28 Oktober. Para pengungsi konflik Lampung Selatan itu terdiri dari 279 KK dengan perincian 364 pria, 497 perempuan, 247 anak-anak. Penungsi juga masih didatangkan dengan menggunakan bus. Kabid Humas Polda Lampung, AKBP Sulistyaningsih, mengatakan, para pengungsi diberangkatkan sekira pukul 22.45 WIB dari lokasi konflik pada Senin, 28 Oktober kemarin menggunakan lima bus, lima truk Dalmas Polda Lampung dan Marinir. "Ini ada yang datang lagi menggunakan dua bus, jumlahnya belum didata," kata AKBP Sulistyaningsih, Selasa (30/12/2012). Dia melanjutkan, Dinas Sosial Lampung juga sudah mendirikan dapur umum untuk membuat makanan bagi pengungsi. "Untuk makanan pengungsi, Dinas Sosial Lampung sudah mendirikan dapur umum," tambahnya. Sebelumnya, bentrok terjadi antara warga Desa Bali Nuraga, Way Panji, dan Desa Agom, Kalianda. Sebanyak 10 orang tewas dan rumah-rumah warga hangus dibakar. Kerusuhan itu terjadi akibat beredarnya kabar telah terbunuhnya dua warga Desa Agom dalam kerusuhan pada Sabtu, 27 Oktober 2012. Namun hal itu dibantah oleh Kapolres Lampung Selatan, AKBP Tatar Nugraha. Menurutnya, pertikaian antarkampung itu sebenarnya hanya karena salah paham. Pemicu terjadinya pertikaian itu yakni dari kecelakaan lalu lintas yang menimpa seorang perempuan warga Desa Anom ketika melintas di Desa Bali Nuraga pada Sabtu sore. "Warga Agom mengira gadis itu dilecehkan oleh pemuda Bali Nuraga, tetapi warga Bali Nuraga bilang sebenarnya mereka mau menolong," kata Tatar. |
You are subscribed to email updates from Sindikasi news.okezone.com To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan