ANTARA - Mancanegara |
Dunia Muslim pertanyakan kebebasan berbicara ala Barat Posted: 28 Sep 2012 07:43 PM PDT PBB, New York (ANTARA News) - Para pemimpin Muslim serentak di PBB pekan ini menyatakan Barat bersembunyi di belakang pembelaannya mengenai kebebasan berbicara dan tak mempedulikan kepekaan budaya sehubungan dengan cercaan anti-Islam yang telah mencuatkan kekhawatiran mengenai meluasnya perpecahan budaya Timur-Barat. Rekaman video yang dibuat di California dan menghujat Nabi Muhammad SAW sebagai "orang bodoh" memicu penyerbuan terhadap Kedutaan Besar AS dan kedutaan besar lain Barat di banyak negara Islam serta pemboman bunuh diri di Afghanistan pada September. Krisis tersebut bertambah parah ketika satu majalah Prancis menerbitkan karikatur yang lagi-lagi menghina Nabi Muhammad SAW. Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu mengatakan sudah tiba waktunya untuk mengakhiri perlindungan bagi Islamfobia yang menyamar sebagai "kebebasan berbicara". "Sayangnya, Islamfobia juga telah menjadi bentuk baru rasisme seperti anti-Semit. Itu tak lagi bisa ditolerir dengan kedok `kebebasan berpendapat`. Kebebasan bukan berarti anarki," kata Davutoglu di Sidang Majelis Umum PBB, yang memiliki 193 negara anggota, Jumat (28/9), sebagaimana dikutip Reuters --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Sabtu pagi. Presiden Mesir Mohamed Moursi, yang baru terpilih, menyuarakan sentimen serupa di dalam pidatonya pada Rabu (26/9). "Mesir menghormati kebebasan berpendapat, kebebasan berpendapat yang tidak digunakan untuk menghasut kebencian terhadap siapa pun," katanya. "Kami mengharapkan dari pihak lain, sebagaimana mereka mengharapkan dari kami, bahwa mereka menghormati kekhususan budaya kami dan ajaran agama, dan tidak memaksakan konsep atau kebudayaan yang tak dapat diterima atas kami." Negara Barat yang mendukung perlawanan telah mendesak semua negara itu agar secepatnya mendorong "bentuk demokrasi dan berpegang sekuat mungkin pada prinsip hak asasi manusia dan kebebasan dasar". Mereka khawatir versi Islam yang lebih "membajak gerakan protes". Kebanyakan pembicara dari Barat di PBB membela kebebasan berbicara, tapi menjauh dari seruan oleh para pemimpin Muslim bagi larangan internasional atas segala bentuk penghujatan. Saat mengulangi pengutukannya atas video itu, Presiden AS Barack Obama dengan tegas membela kebebasan berbicara, sehingga membuat gusa para pemimpin itu. Benturan peradaban Ketika berbicara setelah Obama, Presiden Asif Ali Zardari dari Pakistan --tempat lebih dari selusin orang tewas dalam protes terhadap film anti-Islam-- menuntut penghinaan agama dijadikan tindak kejahatan. "Masyarakat internasional tak boleh menjadi pengamat yang bungkam dan mesti menjadikan sebagai kejahatan tindakan semacam itu yang merusak perdamaian dunia dan membahayakan keamanan dunia dengan menyelewengkan kebebasan berpendapat," katanya. Sebanyak 150 pemrotes, yang menunjukkan kemarahan, menuntut "keadilan" dan meneriakkan "tak ada Tuhan selain Allah" di luar gedung PBB, Kamis (27/9). Satu spanduk bertuliskan, "Menghujat Nabi kami harus dijadikan kejahatan di PBB." Menteri luar negeri dari 57 negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OIC) bertemu, Jumat. Film tersebut menjadi agenda utama. "Kejadian ini memperlihatkan konsekuensi serius dari pelecehan terhadap prinsip kebebasan berpendapat di satu pihak dan kebebasan berdemonstrasi di pihak lain," kata Sekretaris Jenderal OIC Ekmeleddin Ihsanoglu kepada wartawan. (C003) |
New York akan punya Bianglala tertinggi di dunia Posted: 28 Sep 2012 02:06 PM PDT
Berita Terkait Jakarta (ANTARA News) - New York akan membangun bianglala 'Ferris Wheel' tertinggi di dunia dalam waktu dekat. Menurut Walikota New York, Michael Bloomberg, tinggi bianglala ini mencapai dua kali tinggi patung Liberty dan dibangun di tengah kota Staten Island, New York. Dengan tinggi 190 meter dari permukaan laut, pembangunan bianglala ini akan menelan biaya sebesar 230 juta dolar AS. Menawarkan pemandangan indah New York dari udara, Bianglala ini disebut-sebut akan melebihi besar bianglala "London Eye" yang setinggi 135 meter dan "Singapore Flyer setinggi 165 meter. Wahana raksasa ini dirancang bisa memuat 1.440 penumpang dalam sekali putar dan diharapkan bisa menarik wisatawan sebanyak 4,5 juta jiwa yang datang ke New York untuk mendapatkan pengalaman tak terlupakan. "Benda ini akan menjadi yang paling menarik di New York dan bahkan di dunia manapun," ujar Bloomberg seperti dikutip New.sky.com. Menurut rencana, bianglala ini akan beroperasi pada 2015 mendatang. "Benda ini akan menjadi lambang kota seperti layaknya Menara Eiffel," ujar senator Charles Schumer. Proyek keseluruhan pembangunan juga akan dilengkapi dengan mall besar dan hotel yang terdiri dari 200 kamar. Pembangunan besar-besaran ini juga diharapkan bisa mendongkrak nilai investasi perusaha swasta sebesar 500 juta dolar AS dan bisa menyerap lebih dari 1.100 pekerja di sekitar New York. (tri) Editor: Tasrief Tarmizi COPYRIGHT © 2012 Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com |
You are subscribed to email updates from ANTARA News - Internasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan