Ahad, 17 Jun 2012

KOMPAS.com - Regional

KOMPAS.com - Regional


Badai GUCHOL Landa Maluku, KM Putri Ayu Tenggelam

Posted: 17 Jun 2012 07:57 AM PDT

Badai GUCHOL Landa Maluku, KM Putri Ayu Tenggelam

Ahmad Arif | Fransiskus Sarong | Minggu, 17 Juni 2012 | 14:57 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Masyarakat di perairan Maluku sebelah utara diminta mewaspadai ancaman gelombang tinggi yang diakibatkan pengaruh siklon tropis GUCHOL. Siklon ini bersumber di Samudra Pasifik Barat Daya, sebelah timur Filipina.

Kepala Pusat Informasi dan Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (Kepala Pusat Informasi dan Data BNPB) Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Minggu (17/6/2012), mengatakan, siklon ini bergerak ke arah barat laut dengan kecepatan 15 knots (27 km/jam). Diperkirakan dalam waktu 24 jam ke depan, atau pada Senin (18/6/2012) sekitar pukul 07.00, arah gerakan siklon tersebut menuju ke utara dengan kecepatan gerak 14 knot (25 km/jam). "Siklon tropis GUCHOL intensitasnya cenderung meningkat dalam 24 jam ke depan," katanya.

Aktvitas badai siklon ini, menurut Sutopo, akan berdampak terhadap cuaca di Indonesia berupa hujan dengan intensitas ringan-sedang di Papua Barat. Dampak lain berupa gelombang dengan ketinggian 2-3 meter berpeluang terjadi di perairan kepulauan Sangihe-Talaud, Laut Maluku bagian utara; dan perairan utara Pulau Halmahera.

Gelombang tinggi di perairan Ambon telah menenggelamkan Kapal Motor Putri Ayu (KM Putri Ayu), Minggu (17/6/2012) dini hari pukul 01.00 WIT. Kapal dengan bobot 73 GT tujuan Ambon ke Nambrole, Kabupaten Buru Selatan, tersebut berangkat dari Pelabuhan Slamet Riyadi, Kota Ambon, pada Sabtu malam sekitar pukul 22.00 WIT. Sekitar dua jam perjalanan, kapal dihantam gelombang besar, menyebabkan mesin kapal mati dan badan kapal pecah sehingga tenggelam di Laut Alang Pantai sekitar wilayah laut Kabupaten Maluku Tengah.

Kapal membawa bahan kebutuhan pokok dan bahan bangunan dengan penumpang lebih kurang 27 orang, termasuk ABK. Saat ini sebanyak 9 penumpang telah ditemukan selamat. Mereka adalah Harmin Wael (20) dari Desa Waitawa yang mengalami luka di paha kanan akibat gigitan ikan, Yusup Suakil (16) dari Desa Waitawa yang luka di tumit kaki kanan akibat gigitan ikan, Firdaus Suakil (36) dari Desa Waitawa, Arsad Bahta (26) dari Desa Waitawa, Nawawi Laisouw (17) dari Desa Uren, Hartono (23) dari Desa Batu Merah, Padli Sutrat (35) dari Desa Batu Merah, Imin (28) dari Desa Arbes, dan Ima (19) dari Bainono.

Fenomena Gagalnya Pemerintah Sediakan Lapangan Kerja

Posted: 17 Jun 2012 07:30 AM PDT

TKI Ilegal

Fenomena Gagalnya Pemerintah Sediakan Lapangan Kerja

Agustinus Handoko | Fransiskus Sarong | Minggu, 17 Juni 2012 | 14:30 WIB

PONTIANAK, KOMPAS.com — Dalam dua hari berturut-turut, ditangkap 56 calon tenaga kerja Indonesia asal Jepara, Jawa Tengah; dan Kupang, Nusa Tenggara Timur, di Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Masih banyaknya calon TKI yang hendak bekerja di Malaysia menjadi bukti bahwa makin sulit mencari pekerjaan di Indonesia.

Pengamat sosial dari Universitas Tanjungpura Pontianak, Gusti Suriansyah, Minggu (17/6/2012), mengatakan, lapangan kerja yang minim di Indonesia menjadi latar belakang para calon TKI itu mencari kerja di luar negeri. Sayangnya, banyak calon TKI yang tidak tahu prosedur bekerja di luar negeri sehingga diamankan petugas.

"Saya justru salut dengan para calon TKI itu yang mengambil keputusan sulit untuk bekerja di luar negeri demi membantu ekonomi keluarga. Pemerintah Indonesia seharusnya proaktif dan membantu mereka mengurus dokumen secara prosedural karena tak bisa menyediakan lapangan kerja bagi mereka," papar Gusti.

Langkah pemerintah untuk mengembalikan para calon TKI ke tempat asal, menurut Gusti, tidak akan menyelesaikan persoalan. "Masalah tidak akan selesai kalau mereka hanya dipulangkan ke kampung halaman. Seharusnya, mereka difasilitasi untuk mendapatkan dokumen yang diperlukan," tutur Gusti.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan