ANTARA - Mancanegara |
Presiden baru Jerman kunjungi Israel Posted: 28 May 2012 08:47 PM PDT Jerusalem (ANTARA News) - Presiden Jerman Joachim Gauck tiba di Israel, Senin (28/5), untuk kunjungan resmi pertamanya selama empat hari yang dijadwalkan meliputi pertemuan dengan para pejabat senior dan menghadiri sejumlah acara masyarakat. Persiapan bagi kunjungan itu dilakukan selama beberapa pekan, setelah Gauck menerima undangan yang disampaikan oleh timpalannya dari Israel Shimon Peres. Ia dijadwalkan bertemu dengan anggota tim Olimpiade Munchen 1972 pada Senin malam. Dalam acara tersebut kemungkinan hadir keluarga 11 atlet yang dibunuh oleh gerilyawan, yang berafiliasi pada Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) selama baku-tembak dengan polisi Jerman, kata The Jerusalem Post. Menurut Kantor Pers Pemerintah, pemimpin Jerman itu pada Selasa dijadwalkan meletakkan karangan bunga di kuburan visionaris Zionis Theodor Herzl di Gunung Herzl, Jerusalem, dan mengunjungi Yad Vashem Holocaust Museum. Ia juga dijadwalkan bertemu dengan Peres, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Luar Negeri Avigdor Lieberman. Selain itu, Gauck juga dijadwalkan bertemu dengan penyintas, keluarga Jerman yang tinggal di Jerusalem dan penulis yang dikenal di pentas internasional David Grossman. Dalam acara terpisah, ia dirancang bertemu dengan multijutawan kelahiran Jerman Stef Wertheimer, industrialis kenamaan negeri tersebut. Gauck adalah seorang tokoh agama pengikut Martin Luther di negaranya. Ia dipilih sebagai presiden pada Maret, setelah pengunduran diri pendahulunya sehubungan dengan masalah dugaan korupsi yang bersumber dari masa jabatannya sebagai perdana menteri negara bagian. (C003/A011) Editor: Heppy COPYRIGHT © 2012 Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com |
Laporan: Taiwan gelar rudal jelajah anti-China Posted: 28 May 2012 07:41 PM PDT Presiden Taiwan Ma Ying-jeou mengepalkan tangan dan berteriak setelah mendengar hasil penghitungan suara sementara dalam pemilu presiden Taiwan 2012, Sabtu (14/1). Imkumben Presiden Taiwan Ma memenangkan suara pemilu, memudahkan jalan bagi hubungan dengan Cina dan memungkingkan adanya kerjasama ekonomi antar kedua negara. (REUTERS/Pichi Chuang) Sejauh ini, persenjataan dapat dipakai sebagai alat pencegah" Berita Terkait Taipei (ANTARA News) - Taiwan untuk pertama kalinya menggelar rudal jelajah yang mampu menghantam basis-basis militer penting sepanjang pantai tenggara China daratan, lapor media lokal Senin. Produksi massal "Hsiungfeng" (Brave Wind) 2E buatan Taiwan, yang memiliki jangkauan 500 kilometer, telah selesai dan rudal-rudal tersebut mulai dipakai, kata Liberty Times, mengutip sumber militer yang tak disebutkan. Kementerian pertahanan menolak untuk mengomentari laporan tersebut, namun surat kabar itu mengatakan proyek, yang diberi nama sandi "Chichun" (Lance Hawk), itu telah membuat militer mengeluarkan biaya sekitar 30 miliar dolar Taiwan (1,02 miliar dolar). Para pakar Taiwan memperkirakan bahwa militer China, Tentara Pembebasan Rakyat, memiliki lebih dari 1600 rudal yang diarahkan ke pulau tersebut. "Sejauh ini, persenjataan dapat dipakai sebagai alat pencegah," kata Kevin Cheng, pemimpin redaksi Majalah Pertahanan Asia-Pasifik yang berbasis di Taipei, kepada AFP. "Bila terjadi perang di Selat Taiwan, rudal-rudal tersebut dapat digunakan untuk menyerang bandara dan pangkalan militer Tentara Pembebasan Rakyat." Dia memperkirakan bahwa terdapat lebih dari 100 rudal Hsiungfeng 2E yang diarahkan ke China. Song Jaw Wen, seorang pakar yang menjadi panelis yang diundang militer untuk menayangkan Laporan Pertahanan Nasional Taiwan 2011, mengatakan ini adalah untuk pertama kalinya rudal penjelajah diarahkan ke China. Ketegangan sepanjang Selat Taiwan telah mereda sejak Ma Ying-jeou dari partai Kuomintang yang bersahabat dengan China berkuasa pada 2008 berlandaskan peningkatan hubungan dagang dan pemberian izin kedatangan lebih banyak turis China. Ma dipilih kembali pada Januari untuk jabatan kedua dan terakhir periode empat tahunannya. Namun, China masih menolak untuk meninggalkan kemungkinan penggunaan kekerasan terhadap pulau tersebut demi tujuan yang telah lama dinyatakan yaitu merebut kembali Taiwan. (K004) Editor: B Kunto Wibisono COPYRIGHT © 2012 Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com |
You are subscribed to email updates from ANTARA News - Internasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan