ANTARA - Mancanegara |
Ledakan bom di sekolah Italia tewaskan seorang murid Posted: 19 May 2012 08:06 PM PDT Roma (ANTARA News) - Sebuah bom meledak, Sabtu (19/5) di satu sekolah dan menewaskan seorang remaja putri berusia 16 tahun serta melukai lima remaja lain. Kejadian tersebut membuat Italia gempar dan hujan protes muncul dari seluruh negeri tersebut. Pembunuhan dan kekacauan terjadi ketika terdengar ledakan kuat pada pukul 07.45 waktu setempat (12.45 WIB) di dekat gerbang gedung sekolah saat siswa berdatangan untuk mengikuti pelajaran di sekolah menengah kejuruan di Kota Brindisi, Italia selatan. "Asap tebal membubung, puing berserakan ke segala tempat, teriak berkumandang," kata Corradino De Paollis, pejalan kaki yang bergegas ke tempat kejadi, kepada AFP --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Ahad. Puing, termasuk notebook yang pecah, di lokasi ledakan tersebar ke berbagai tempat, saat penyelidik menyisiri daerah itu untuk menemukan bukti. Teman korban Melissa Bassi, Veronica Capodieci, yang juga berusia 16 tahun, berada "dalam kondisi sangat serius" karena luka di dadanya, kata beberapa dokter rumah sakit. Empat korban lain yang sedang dirawat menderita luka bakar parah dan lima telah diperkenankan pulang karena mereka menderita luka ringan. Tak seorang pun mengaku bertanggung jawab atas ledakan tersebut dan Menteri Dalam Negeri Anna Maria Cancellieri mengatakan para penyelidik sedang meneliti "sejumlah perkiraan". Bahan peledak itu terdiri atas tiga tabung gas dengan pengatur waktu yang disembunyikan di dalam satu tempat di sebelah tembok, tepat di luar sekolah tersebut --yang mengajarkan kegiatan sosial, pariwisata dan fesyen serta diberi nama untuk menghormati seorang korban mafia. Wilayah itu, tempat serangan terjadi, adalah pusat Sacra Corona Unita (United Sacred Crown), mafia lokal yang telah menghadap tekanan dari penyelidik dalam beberapa tahun belakangan. Pengaruh kelompok tersebut juga dipandang sudah mulai pudar. Kelompok tersebut, yang terlibat dalam penyelundupan senjata dan narkotika melalui Balkan serta penyelundupan manusia, diduga berada di belakang serangkaian serangan bom di wilayah itu awal Mei terhadap pegiat anti-mafia. Para pengamat menuding fakta bahwa sekolah tersebut diberi nama Francesca Morvillo, istri dari hakim terkenal anti-mafia Giovanni Falcone. Francesca Morvillo dibunuh bersama suaminya dan tiga pengawal oleh satu bom mafia 20 tahun lalu. Editor: Desy Saputra COPYRIGHT © 2012 Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com |
Rakyat Serbia beri suara dalam pemilihan presiden baru Posted: 19 May 2012 07:20 PM PDT Beograd (ANTARA News) - Pemilih di Serbia mendatangi tempat pemungutan suara pada Ahad untuk memilih presiden baru sementara Presiden petahana Boris Tadic diramalkan akan menang dari penantangnya dari kubu nasionalis, Tomislav Nikolic. Survei yang dilakukan tepat menjelang pemilihan umum memperlihatkan Tadic (54) unggul dengan perolehan 58 persen suara, sementara Nikolic meraih 42 persen. Tadic, yang membawa Serbia --yang dulu terkucil secara politik dan ekonomi-- ke pintu Uni Eropa, berusaha meraih masa jabatan lima-tahun ketiga dan terakhir. Ia mengatakan akan mendedikasikan diri pada pembangunan ekonomi dan penyatuan negerinya dengan Eropa. Ia unggul dari Nikolic pada babak pertama pemilihan presiden 6 Mei. Saat itu, kubu nasionalis menuduh pesaingnya "melakukan kecurangan dalam pemungutan suara". Keluhan tersebut dibantah oleh jaksa Serbia dan pejabat pemilihan umum tapi telah menimbulkan awan gelap bagi pemilihan umum itu. Nikolic, yang pernah menjadi sekutu mendiang orang kuat Serbia Slobodan Milosevic, telah menarik perhatian Eropa. Ia telah berikrar akan mengendalikan jalur pro-Uni Eropa tapi juga memperingatkan ia takkan membiarkan Serbia bergabung dengan blok tersebut dengan melakukan pengorbanan . Pemimpin oposisi yang berusia 60 tahun tersebut berkampanye dengan janji yang pro-rakyat, seperti kenaikan pajak buat orang kaya akan digunakan untuk meningkatkan pembayaran pensiun dan kesejahteraan. Tadic mengungguli Nikolic setelah ia mendapat dukungan penting dari kubu Sosialis, partai terbesar ketiga di parlemen Serbia setelah pemilihan anggota badan legislatif dua pekan sebelumnya, demikian laporan AFP --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Ahad pagi. Presiden baru nantinya harus melakukan pembaruan menyakitkan guna memulihkan kestabilan ekonomi negeri itu --tempat 24 persen dari 7,5 juta warganya menganggur --salah satu angka pengangguran tertinggi di Eropa. Ia juga harus mendorong pembicaraan antara Beograd dan Pristina dengan tujuan meningkatkan hubungan antara Serbia dan provinsinya yang memisahkan diri, Kosovo, syarat penting bagi penyatuan Serbia dengan Uni Eropa. Lebih dari 6,7 juta orang memenuhi syarat sebagai pemilih dan dijadwalkan memberi suara mereka di lebih dari 8.500 tempat pemungutan suara mulai pukul 07.00 waktu setempat (12.00 WIB) sampai pukul 20.00 waktu setempat. Editor: Desy Saputra COPYRIGHT © 2012 Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com |
You are subscribed to email updates from ANTARA News - Internasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan