ANTARA - Mancanegara |
Afghanistan ingin serah terima keamanan lebih cepat Posted: 15 Mar 2012 08:54 PM PDT Kabul (ANTARA News) - Presiden Afghanistan Hamid Karzai pada Kamis mengatakan pemerintah AS dan Afghanistan harus bekerja sama supaya penyerahan tanggung jawab keamanan dari pasukan AS dan NATO kepada tentara dan polisi Afghanistan bisa lebih cepat. Kepada Menteri Pertahanan Amerika Serikat Leon Panetta, Karzai mengatakan bahwa "kedua pihak (pemerintah Afghanistan dan AS) harus bekerja sama supaya pengalihan tanggung jawab keamanan dari pasukan internasional kepada tentara Afghanistan bisa berlangsung pada tahun 2013 bukan 2014." "Pemerintah Afghanistan siap untuk mengambil tanggung jawab keamanan secara keseluruhan," kata Karzai seperti dikutip Kantor Berita Xinhua dari pernyataan resmi dari kantor Karzai. Presiden AS Barack Obama pada Rabu mengatakan bahwa pasukan NATO di Afghanistan akan beralih ke peran pendukung keamanan pada 2013, setahun lebih awal dari jadwal penarikan pasukan secara keseluruhan dari negara yang dilanda perang itu. Karzai juga mengatakan kepada Panetta bahwa Amerika Serikat harus menarik pasukannya dari desa-desa Afghanistan, di mana mereka memiliki kamp-kamp militer dan pos-pos, dan merelokasi mereka di basis mereka di seluruh negeri. Ia menyampaikan komentar itu setelah aksi penembakan yang dilakukan seorang tentara AS yang menewaskan 16 warga sipil Afghanistan di provinsi selatan Kandahar, tempat kelahiran dan kubu kelompok Taliban.(H-AK) Editor: Maryati COPYRIGHT © 2012 Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com |
AS bantah beri ultimatum Iran lewat Rusia - (d) Posted: 15 Mar 2012 08:37 PM PDT Washington (ANTARA News) - Pemerintah Amerika Serikat (AS) pada Kamis membantah kabar tentang adanya ultimatum dari Menteri Luar Negeri Hillary Clinton kepada Iran lewat Rusia dalam hal mencari solusi diplomatik terkait program nuklir mereka. "Menteri Luar Negeri AS tidak mengirimkan peringatan apapun kepada Iran melalui Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Victoria Nuland seperti dikutip Kantor Berita Xinhua. Pernyataan itu disampaikan menanggapi pemberitaan harian Rusia, Kommersant, pada Rabu (14/3) yang memberitakan bahwa dalam pertemuannya dengan Lavrov di Markas Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di New York, Hillary meminta Rusia mengingatkan Iran tentang satu kesempatan terakhir mereka untuk mencapai sebuah solusi diplomatik dalam pembicaraan nuklir yang dijadwalkan dengan enam negara kuat dunia. Sementara Kementerian Luar Negeri Rusia tidak mengonfirmasi atau membantah kabar tersebut. Nuland menegaskan bahwa pembicaraan antara kedua Menteri Luar Negeri di New York itu fokus pada upaya untuk memastikan negosiasi yang dijadwalkan dapat menghasilkan "langkah substansial." Negara P5+1 yang meliputi Amerika Serikat, China, Rusia, Prancis, Jerman dan Inggris, sepakat untuk kembali bernegosiasi dengan Iran terkait program nuklir mereka yang mengundang perhatian banyak pihak, meskipun tanggal dan tempat pertemuan akan ditentukan kemudian. Pihak Barat telah memberikan sejumlah sanksi kuat terhadap Iran karena curiga negara Islam itu berupaya memiliki senjata nuklir. (P012) Editor: Maryati COPYRIGHT © 2012 Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com |
You are subscribed to email updates from ANTARA News - Internasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan