ANTARA - Mancanegara |
Ribuan demonstran protes kemenangan Vladimir Putin Posted: 10 Mar 2012 03:41 PM PST Moskow (ANTARA News) - Sekitar 10.000 pengunjuk rasa memprotes di pusat kota Moskow pada Sabtu terkait dugaan kecurangan yang memenangkan Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin dalam pemilihan presiden pekan lalu. Pemimpin oposisi Vladimir Ryzhokov mengatakan, aksi tersebut akan berlanjut seiring upaya pihak oposisi yang meminta untuk dilakukan pemilu ulang dengan aturan elektoral baru. Ryzhokov juga meminta pemerintah mengakhiri pembredelan media dan melepaskan sejumlah tahanan politik. "Kami ingin reformasi yang lebih lanjut lagi," katanya. Pemerintah kota Moskow memberikan izin unjuk rasa bagi 50.000 orang pemrotes, namun peserta aksi tersebut jauh dibawah perkiraan pihak oposisi. Sebelumnya kantor berita Prancis, AFP, melaporkan 12 pengunjuk rasa telah ditahan oleh polisi Moskow, termasuk pemimpin radikal Sergei Udaltsov. "Kami ingin mendiskusi rencana aksi kami di sana tetapi kami dicegat dan kami kemudian ditangkap oleh posisi," kata Udaltsov kepada radio Moscow Echo melalui teleon dari kendaraan polisi tempat ia ditahan. Udaltsov, yang beberapa kali dipenjarakan tahun lalu karena ikut serta dalam protes-protes tanpa izin, sebelumnya mendesak masyarakat datang untuk ikut unjuk rasa menjelang pelantikan Putin sebagai presiden Mei mendatang. Rusia sering dilanda berbagai unjuk rasa sejak pemilihan umum parlemen pada Desember lalu. Para pemrotes menuduh Partai Rusia Bersatu pimpinan Putin melakukan kecurangan dalam pemilu dan meminta agar reformasi politik di negara bekas pecahan Uni Soviet itu. Putin, yang menjabat presiden pada 2000-2008, menunjuk Dmitry Medvedev sebagai kandidat presiden dari partainya dalam pemilu 2008 lalu karena dirinya terganjal konstitusi guna mencalonkan diri sebagai presiden untuk ketiga kalinya berturut-turut. Setelah Medvedev menjabat presiden, Putin kemudian diangkat jadi Perdana Menteri. Sejumlah tokoh internasional yang telah mengucapkan selamat dan mengakui kemenangan Putin dalam pilpres Rusia di antaranya adalah Presiden Cina Hu Jintao, Presiden Venezuela Hugo Chavez, serta Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton, demikian Xinhua-OANA. (Uu.P012/Z002) Editor: Ruslan Burhani COPYRIGHT © 2012 Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com |
Uni Eropa cemas atas aksi kekerasan Israel-Palestina Posted: 10 Mar 2012 12:05 PM PST Brussels (ANTARA News) - Uni Eropa (EU), Sabtu menyatakan kecemasannya atas aksi kekerasan terburuk Israel-Palestina dalam tiga tahun yang menewaskan 14 warga Palestina, menyerukan kedua pihak memulihkan ketenangan. Satu pernyataan dari kepala kebijakan luar negeri EU Catherine Ashton mengatakan blok itu "mengikuti dengan cemas atas peningkatan aksi kekerasan baru-baru ini di Gaza dan di Israel selatan". "Saya sangat menyesalkan atas jatuhnya korban jiwa. Perlu menghindari peningkatan lebih jauh aksi kekerasan dan saya mendesak semua pihak memulihkan ketenangan kembali." Para dokter mengatakan bahwa serangan udara Israel di Jalur Gaza menewaskan 14 warga Palestina, setelah para pejuang Palestina menembakkan setidaknya 90 roket dan mortir ke Israel selatan, kata seorang juru bicara militer. Serangan roket Palestina mencederai empat orang, seorang di antara mereka luka parah, kata sumber-sumber militer Israel. Media Israel memberitakan tiga dari korban itu, yang termasuk luka parah, adalah para pekerja pertanian dari Thailand di satu perkebunan dekat perbatasan dengan Gaza. Salah satu dari serangan-serangan udara itu menewaskan pemimpin Komite Perlawanan Rakyat (PRC) Palestina, Zohair al-Qaisi, dan anggota organisasi itu Mahmud Hanani, kata kelompok garis keras pejuangan itu. Brigade Al_Quds, sayap militer Jihad Islam mengatakan serangan-serangan itu juga menewaskan 10 anggota mereka. Prancis juga menyerukan penahanan diri dan kembali tenang dalam satu pernyataan yang dikeluarkan juru bicara kementerian luar negeri Bernard Valero. Paris "sangat cemas atas aksi kekerasan baru di Gaza dan Israel selatan," khususnya yang berisiko bagi warga sipil, kata pernyataan itu. "Kami mengecam penembakan roket-roket dan konsekuensi-kosnekuensi kemanusiaan dari aksi kekerasan itu dan menyesalkan jatuhnya korban sipil," tambahnya kepada AFP. (Uu.H-RN) Editor: Ruslan Burhani COPYRIGHT © 2012 Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com |
You are subscribed to email updates from ANTARA News - Internasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan