KOMPASentertainment |
Rod Stewart: Saya Bukan Legenda Posted: 30 Jan 2012 09:12 PM PST JAKARTA, KOMPAS.com -- "Saya bukan legenda. Saya hanyalah penyanyi rock yang bekerja keras," kata penyanyi rock asal Inggris, Rod Stewart, dalam obrolan dengan harian Kompas lewat telepon, Sabtu (28/1) malam. Dia dijadwalkan berkonser di Jakarta, Selasa malam ini. "I am not a legend. I'm just a hardworking rock singer," begitu kata Roderick David Stewart alias Rod Stewart. Suaranya terdengar tak berbeda jauh dengan suaranya saat bernyanyi, serak-serak kasar alias raspy voice, yang telah menjadi ciri khas legenda hidup rock tersebut. Saat itu Stewart hendak menonton pertandingan sepak bola Piala FA, antara kesebelasan Liverpool dan Manchester United. Malam harinya ia bersiap terbang ke Jakarta. Sisa waktu ia gunakan untuk menonton sepak bola. Ia mengingatkan, begitu pertandingan dimulai, hendaknya obrolan disudahi. "Let's watch the game. Ayo nonton bola ha-ha-ha," kata Stewart ketika pertandingan dimulai. Telepon singkat itu justru diwarnai dengan obrolan seputar sepak bola. Stewart bercerita bahwa ia adalah kawan baik Manajer Liverpool, Kenny Dalglish. Dia juga bicara tentang peluang masing-masing kesebelasan. Ia penggemar fanatik klub Celtic Glasgow dan tim nasional Skotlandia (mungkin karena ia mewarisi darah Skotlandia dari pihak ibu). Stewart memang pencinta sepak bola, dan pernah menjadi pemain sepak bola profesional di Brentford Football Club saat berumur belasan tahun. "Kecintaan saya kepada musik ketika itu sama besarnya dengan kecintaan saya kepada sepak bola. Saat itu saya berumur 17 tahun, dan harus membuat keputusan ganda, dual decision," tutur Stewart, yang kemudian menjalani dua dunia itu selama beberapa waktu. Akan tetapi, ia lebih mengarahkan penghidupannya di belantika musik tanpa meninggalkan lapangan sepak bola sebagai kesenangan sepanjang hidup, sampai hari ini. "It's funny, kita bicara soal sepak bola. Sekitar setengah jam lalu, saya baru main sepak bola dengan tim saya ha-ha-ha." Legenda serak Rod Stewart bisa disebut sebagai legenda hidup rock. Setidaknya namanya telah tertatah dua kali dalam Rock and Roll Hall of Fame, yaitu tahun 1994 sebagai artis tunggal dan pada 2012 ini sebagai anggota band Faces, yang antara lain didukung gitaris Ron Wood (kemudian menjadi gitaris grup Rolling Stones). Selain itu, nama Stewart juga terukir pada Music Hall of Fame, Inggris, tahun 2006. Masih ada satu lagi pengukuh kelegendaan Stewart, yaitu ketika namanya terabadikan di Hollywood Walk of Fame, 2006. Pengukuhan itu layak mengingat Stewart telah merentang karier di jagat musik selama hampir 50 tahun. Ia menjual konon lebih dari seratus juta keping album ke berbagai negeri. Satu hal yang pasti, Stewart telah menyanyikan lagu-lagu yang menjadi lagu awet, seperti "Sailing", "I Don't Wanna Talk About It", "Have I Told You Lately", "Baby Jane", dan "Da Ya Think I'm Sexy". Itu lagu kondang yang dinyanyikan Stewart pada era 1970-an. Belakangan, memasuki era 2000 Stewart tampil dengan album seri The Great American Song Book, yang memuat lagu-lagu standar, seperti "Blue Moon", "Stardust", dan "Smile". Ternyata album itu laku keras pula meski lagu-lagu pada album seri The Great American Song Book bukan tipe lagu rock, lebih cenderung berasa jazz swing yang agak nge-pop. "Saya tumbuh dengan lagu-lagu seperti itu. Di rumah, kami sering mendengarkannya. Saya berpikir, kenapa saya tidak menyanyikan lagu-lagu dengan lirik dan melodi yang indah serta aransemen yang bagus itu," kata Stewart, yang tetap membawakan lagu-lagu itu dengan suara serak kasar, yang kata orang sensual. Apakah itu suara asli atau Anda buat-buat? "Ha-ha-ha tentu ini suara natural saya. Itu semua berawal ketika saya mulai mendengar lagu-lagu dari Samuel Cooke, Otis Redding, dan Little Richard. Proses untuk kemudian membentuk suara seperti itu memang cukup lama. But my voice is quite natural," kata Stewart tetap dengan suara seraknya. Nama-nama yang disebutkan itu adalah para legenda rock dan soul yang berpengaruh dalam sejarah rock. Samuel Cooke (1931-1964), misalnya, adalah salah seorang pionir musik soul. Otis Redding (1941-1967) adalah tokoh penting dalam musik R&B. Nama besar, seperti Stewart, memang belajar pada legenda pendahulunya. Ia juga tumbuh bersama nama-nama besar di belantika musik rock. Nama Stewart mulai disebut-sebut ketika ia diajak gitaris Jeff Beck yang akhir tahun 1967 membentuk band baru, The Jeff Beck Group. Saat itu Beck telah keluar dari Yardbirds, band Inggris legendaris yang pernah dihuni gitaris Eric Clapton dan Jimmy Page. Beck dalam band barunya juga mengajak Ron Wood, yang kemudian hari bergabung dengan Mick Jagger dan kawan-kawan dalam Rolling Stones. Sekadar catatan, sosok Rod Stewart, Jeff Beck, dan Ron Wood sepintas tampak mirip. Ini termasuk gaya rambut mereka. Belakangan, setelah The Jeff Beck Group bubar, Stewart dan Ron Wood membentuk band Faces. Persisnya tahun 1969. Suara serak itu terbukti diterima khalayak luas. Lagu "Sailing", yang sebelumnya kurang begitu populer saat dibawakan band Sutherland Brothers tahun 1972, menjadi mendunia ketika Stewart membawakannya pada album Atlantic Crossing, 1975. Album ini menandai hijrahnya Stewart dari Inggris ke Amerika Serikat, yang konon karena tekanan pajak yang sangat besar. Begitu juga lagu "I Don't Wanna Talk About It", yang menjadi populer setelah dibawakan Stewart dalam album Atlantic Crossing pula. Lagu tersebut aslinya adalah milik Danny Whitten, yang dibawakan band Crazy Horse tahun 1971. Ketika dikatakan bahwa kedua lagu tersebut sangat populer di Indonesia, Rod Stewart tertawa. Ia bangga dan berterima kasih kepada orang-orang di Indonesia yang mengenal baik lagu tersebut. Ia berencana membawakan lagu- lagu itu dalam konser yang digelar promotor Big Daddy di Jakarta Convention Center, Selasa malam ini. "Itu nanti akan menjadi konser yang semarak dan spektakuler," kata Stewart berjanji. Selain suara serak, ada satu hal lagi yang menjadi ciri khas Rod Stewart, yaitu rambut gaya "duri landak" yang sebagian tegak ke atas. "Rambut saya memang selalu begitu (berdiri). Namun, saya merasa beruntung karena model rambut saya itu ha-ha-ha." (Frans Sartono) Full content generated by Get Full RSS. |
Lulu Tobing Belajar Bahasa Minang Posted: 30 Jan 2012 09:12 PM PST JAKARTA, KOMPAS.com -- Pemain film Lulu Tobing (34) kembali berakting setelah enam tahun vakum di dunia hiburan. Ia berperan sebagai Amak (ibu dari Alif) dalam film Negeri 5 Menara. "Setelah enam tahun tak akting, di film ini saya menjadi seorang ibu asal Minang. Meski enggak yakin, tapi saya berusaha semaksimal mungkin," kata Lulu saat berkunjung ke kantor Redaksi Kompas bersama kru film Negeri 5 Menara. Awalnya, ia tak percaya diri saat ditawari oleh casting director Negeri 5 Menara. Apalagi dalam perannya, Lulu harus berakting dengan dialek Minang. Namun, tawaran itu diterima saat ia tahu novel berjudul sama itu laris sekali. "Enggak ada alasan saya untuk tidak ikut. Peran ini cukup sulit, karena sudah lama saya tidak berakting. Apalagi harus berdialek Minang. Untungnya saya diberi guru untuk belajar bahasa Minang, jadi ada waktu sekitar seminggu sebelum shooting ke Maninjau," ceritanya. Guru bahasa Minang itu, lanjut Lulu, datang ke rumahnya tiga kali untuk mengajarkan dialek Minang. Ia merekam suara sang guru supaya bisa didengarkan di sela-sela aktivitasnya. Untuk shooting film, Lulu berada di Maninjau, Sumatera Barat, selama lima hari. "Shooting-nya tahun lalu, setelah Lebaran. Di sana lima hari, tiga harinya untuk bekerja," tambah Lulu. (SIE) Full content generated by Get Full RSS. |
You are subscribed to email updates from KOMPASentertainment To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan