Ahad, 4 Disember 2011

KOMPAS.com - Regional

KOMPAS.com - Regional


Belum Ada Larangan Kapal Berlayar

Posted: 04 Dec 2011 07:58 AM PST

Kapal Tenggelam

Belum Ada Larangan Kapal Berlayar

Agustinus Handoko | Marcus Suprihadi | Minggu, 4 Desember 2011 | 15:58 WIB

PONTIANAK, KOMPAS.com- Kapal kargo dan penumpang dari Pontianak, Kalimantan Barat masih diizinkan berlayar pada hari Minggu (4/12/2011) ini, kendati kemarin sudah ada tiga kapal yang tenggelam akibat dihantam badai. Administratur pelabuhan baru akan melarang pelayaran jika ada potensi gelombang di atas tiga meter.

Administratur Pelabuhan Pontianak Sudiono mengatakan, pada Minggu ini cuaca bagus, sehingga kapal diizinkan berlayar. "Musibah pada Sabtu dini hari itu di luar perkiraan, karena pada Jumat sore, cuaca masih bagus.

Akan tetapi, kalau Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika merekomendasikan agar pelayaran ditunda karena ada potensi gelombang di atas tiga meter, kami akan lakukan," kata Sudiono.

Larangan berlayar atau penundaan berlayar, ujar Sudiono, sudah pernah diberikan. "Biasanya, larangan atau penundaan berlayar diberikan menurut kategori atau berat kapal. Untuk kapal dengan bobot ringan biasanya sering kena larangan atau penundaan jika kondisi tidak memungkinkan" kata sudiono.

Full content generated by Get Full RSS.

Wawali Bandung Khawatir Keroncong Diklaim Malaysia

Posted: 04 Dec 2011 06:46 AM PST

Wawali Bandung Khawatir Keroncong Diklaim Malaysia

| Kistyarini | Minggu, 4 Desember 2011 | 14:46 WIB

IMANUEL MORE GHALE

Keroncong Toegoe saat latihan menjelang pembukaan acara pameran Flora & Fauna 2011 di Taman Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Selasa (21/6/2011).

TERKAIT:

BANDUNG, KOMPA.com - Wakil Wali Kota Bandung Ayi Vivananda khawatir musik keroncong akan diklaim oleh Malaysia jika tidak ada regenerisasi musisi keroncong di Indonesia.

"Seperti yang saya bilang, jika tidak ada regenerisasi musisi keroncong di Indonesia, tentunya musik keroncong nanti akan identik dengan Malaysia karena saat ini Malaysia mulai mengembangkan musik keroncong," kata Ayi kepada wartawan, Minggu (4/12/2011).

Ia menjelaskan, tingkat animo warga Malaysia yang menyenangi dan mempelajari musik keroncong berkembang pesat, bahkan meski musik keroncong bukan musik asli Malaysia, pemerintah dan warganya giat untuk mempertunjukan musik keroncong melalui pagelaran musik dan festival.

"Ini sangat menarik karena setelah saya melakukan pembicaraan dengan Wali Kota Johor, Malaysia, ternyata disana setiap satu tahun sekali diadakan festival musik keroncong," ujarnya.

Selain itu, menurutnya, warga Malaysia pun sering melakukan pelatihan-pelatihan mengenai musik keroncong dan hal itu menjadi kekhawatiran Pemerintah Indonesia jika masyarakat dan Pemerintahnya tidak melestarikan musik keroncong." katanya.

Kemudian, Ayi menjelaskan, kedatangan rombongan dari Malaysia ke Bandung dilakukan karena Pemerintah Malaysia ingin belajar bagaimana caranya mengembangkan musik keroncong.

"Selain membicarakan program kerjasama dan berwisata, mereka pun kesini ingin belajar bagaimana mengembangkan musik keroncong" kata Ayi.

Karena itu, Ayi mengimbau kepada generasi muda untuk tidak malu mempelajari dan menyukai musik tradisional termasuk keroncong karena itu seni budaya asli Indonesia.

Full content generated by Get Full RSS.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan