ANTARA - Berita Terkini |
Arkeolog : Indonesia tak mengenal kebudayaan piramida Posted: 17 Dec 2011 06:34 PM PST Jakarta (ANTARA News) - Arkeolog Dr Bambang Sulistyanto menyatakan bahwa dugaan piramida di Gunung Sadahurip Kabupaten Garut dari aspek arkeologi tidak masuk akal karena Indonesia tidak mengenal kebudayaan piramida. Menurut Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional tersebut di Jakarta, Minggu, piramida adalah kebudayaan Mesir dari abad sebelum Masehi sedangkan kebudayaan Indonesia kuno bukanlah piramida tetapi punden berundak pada masa prasejarah dan candi pada era klasik atau periode Hindu-Buddha. "Lebih dari seperempat abad saya belajar arkeologi, baru kali ini saya mendengar adanya dugaan piramida di Indonesia. Kebudayaan Indonesia kuno itu tidak mengenal piramida, tetapi sangat akrab dengan bangunan suci bernama punden berundak atau candi," katanya. Bambang berkomentar, di lereng barat Gunung Lawu memang ada bangunan suci yang bentuknya mirip piramida yang terpancung atapnya, namanya Candi Sukuh yang dibangun sekitar abad ke 15 Masehi, namun Candi Sukuh sangat berbeda baik fungsi maupun maknanya dengan piramida di Mesir. Sebelumnya, Staf Khusus Presiden bidang Bencana Alam dan Bantuan Sosial Andi Arief mengatakan bahwa tim katastropik purba menemukan dugaan adanya bangunan berbentuk piramida di Desa Sadahurip Kabupaten Garut, Jawa Barat yang cukup mengagetkan. Andi menambahkan dari beberapa gunung yang di dalamnya diduga ada bangunan menyerupai piramida, setelah diteliti secara intensif dan uji karbon dating, dipastikan umurnya lebih tua dari Piramida Giza. Ditegaskan Bambang, temuan piramida di Garut memerlukan bukti ilmiah, karena jika tidak, maka ia tidak bisa mempercayainya. Pengujian yang diperlukan untuk membuktikan kebenaran dugaan tersebut menurut dia, melalui pengujian ekskavasi (penggalian) sehingga bisa dibuktikan sejelas-jelasnya. "Tapi apa mungkin menggali Gunung? Sampai berapa meter batas kedalamannya? Dan berapa luas diameternya? Harus dipikirkan berapa kubik tanah galian yang harus digali dan dibuang kemana? Apa malah tidak merusak lingkungan?" ujarnya bertanya-tanya. Ia juga tidak bersedia berkomentar soal uji geo radar yang disebutkan sudah dilakukan oleh tim tersebut di gunung Sadahurip, karena merasa bukan ahlinya. Editor: Aditia Maruli COPYRIGHT © 2011 Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com Full content generated by Get Full RSS. |
Iran kembali tolak permintaan AS pulangkan pesawat mata-mata Posted: 17 Dec 2011 06:16 PM PST Berita Terkait Video "Iran menguasai satu pesawat tak berawak AS tersebut dan Dewan Keamanan Nasional Agung Iran berhak untuk memutuskan nasib pesawat itu," kata Salehi dalam wawancara eksklusif dengan kantor berita resmi Iran, IRNA. Media Iran melaporkan awal bulan ini bahwa militer Iran menembak jatuh satu pesawat siluman RQ-170 Amerika Serikat di Iran timur setelah diketahui melanggar perbatasan. Televisi pemerintah kemudian menunjukkan rekaman pesawat tak berawak itu. Namun, para pejabat AS membantah bahwa pesawat itu dirontokkan oleh Iran, dan menegaskan bahwa pesawat itu jatuh karena masalah mekanis. Salehi pada Sabtu mengatakan terserah Amerika Serikat bersedia atau tidak mengakui hal tersebut tapi angkatan bersenjata Iran berhasil membuat pesawat canggih itu rontok di tanah dengan sedikit kerusakan. Presiden AS Barack Obama meminta Iran pada Senin untuk menyerahkan kembali pesawat tersebut, namun Iran telah menolak permintaan itu beberapa kali, dan menegaskan bahwa pesawat itu "milik Iran." Salehi juga menekankan bahwa Iran akan menindaklanjuti kasus "invasi" AS di wilayah udaranya itu dan akan membela hak-hak bangsa. Iran sudah mengajukan surat protes kepada Sekretaris Jenderal PBB, Organisasi Kerja sama Islam (OKI) dan Gerakan Non-Blok, kata menteri luar negeri. Dia juga menyerukan negara-negara tetangganya untuk tidak membiarkan Amerika Serikat dan sekutunya menggunakan wilayah mereka untuk menghadapi Iran. Iran telah memanggil duta besar Afghanistan untuk Teheran guna mendesak Kabul tidak membiarkan wilayahnya digunakan oleh kendaraan-kendaraan udara AS untuk menghadapi Iran, katanya. Editor: Aditia Maruli COPYRIGHT © 2011 Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com Full content generated by Get Full RSS. |
You are subscribed to email updates from ANTARA News - Berita Terkini To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan