KOMPASentertainment |
Karen Mok Menikah dengan Cinta Pertamanya di Italia Posted: 03 Oct 2011 03:28 AM PDT FLORENCE, KOMPAS.com - Aktris penyanyi asal Hong Kong, Karen Mok, menikah dengan Johannes, lelaki cinta pertamanya asal Jerman di sebuah kapel di Italia, akhir pekan lalu. Dalam pernikahan tersebut, Mok tampak anggun, mengenakan gaun berenda warna putih, dan mengenakan sepatu buatan Ferrafamo. Karen Mok mengucapkan janji perkawinan bersama Johannes, sedangkan tiga putrinya menyaksikan ritual itu dengan seksama. Sahabat Mok seperti Carina Lau, Christine Fan, dan Pace Wu tidak hadir dan mengucapkan selamat kepada Mok melalui micro blog mereka masing-masing. Mok sebelumnya mengungkapkan bahwa ia akan berbulan madu di Eropa hingga November nanti dan belum punya memiliki anak. Johannes adalah cinta pertama Mok. Bintang berusia 41 tahun itu bertemu dengan Johannes, yang kini bekerja di lembaga keuangan, ketika Mok berusia 17 tahun. Keduanya sama-sama belajar di sebuah universitas di Italia, namun hubungan mereka putus setelah pacaran selama satu tahun. Keduanya bertemu kembali dalam sebuah acara reuni di Italia tahun 2000, dan Mok melihat Johannes sudah menikah dengan tiga anak. Johannes akhirnya bercerai dan keduanya pun berpacaran kembali selama dua tahun, sebelum akhirnya memutuskan untuk menikah. Karen Mok penyanyi kelahiran Hong Kong 2 Juni 1970 ini memenangkan tiga kali Golden Memory Award untuk kategori penyanyi dan pencipta lagu. Tahun 1987-1989, Karen Mok melanjutkan pendidikan di United World College of the Adriatic di dekat Trieste, Italia, dan University Collage London, Univeristy of London, mendalami literatur Italia. Ayahnya setengah China dan setengah Welsh, sedangkan ibunya setengah China, seperempat Iran, dan seperempat Jerman. Dalam film-film China, ia dikenal dengan nama Karen Mok, sedangkan di film-film Hollywood, ia dikenal sebagai Karen Joy Morris. (CNA/Wikipedia/KSP) |
Posted: 02 Oct 2011 08:25 AM PDT JAKARTA, KOMPAS.com -- Di konser rock progresif III Symphony yang digelar di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Jumat (30/9/2011), grup band Kadri Jimmo The Prinzes of Rhythm (KJP) boleh jadi menjadi salah satu band yang tampil kompromi dengan lagu-lagu pop. Namun, KJP yang beranggotakan Kadrie (vokal), Jimmo (vokal), Fadhil Indra (keyboard), Rifki Rachmat (gitar), Ken Suke (bas), dan Iyoen Hajunaji (drum) plus Popo Fauza (keyboard), dan Yuyun (vokal, dan tari), tetap mengemas lagu-lagu mereka dengan kekuatan distorsi rock progresif. Nuansa pop rasa rock progresif pun langsung terasa ketika KJP yang berkolaborasi dengan pianis kawakan Debby Murti Nasution menggelindingkan 'Duka Sang Bahaduri'. Debby bagi sebagian penonton yang memadati Teater Kecil Taman Ismail Marzuki bukanlah nama asing. Dialah pendiri Geng Pegangsaan, kelompok musik pada akhir 1980. Melodi piano Debby mengalun diiringi kerasnya permainan musik KJP di 'Duka Sang Bahaduri' yang pernah populer bersama mendiang vokalis Chrisye di eranya. Kekuatan musik pop KJP semakin terasa saat 'Sorry to Say', dan 'Gantung' (ciptaan, Melly Goeslaw dan Jimmo) yang dipadukan dengan lenkingan khas vokalis band Discus, Yuyun. "Mungkin kami yang paling ngepop di konser progresif rock ini. Progresif kok pop?" kesan Kadri dengan canda. Kadrie memang tak bisa lepas dari pengaruh musik Geng Pegangsaan, dirinya mengaku begitu terinspirasi dengan lagu-lagu yang pernah dipopulerkan alumnus Geng Pegangsaan. Bahkan di konser Retweet #KJP-Once-Fariz RM yang lalu, Kadrie cs membawa nostalgia musik-musik Geng Pegansaan di era 1980-an ke Hard Rock Cafe Jakarta. KJP tak hanya ngepop di lagu-lagu pembukanya semata. Ada 'Srikandi', 'Maaf Cinta Noura', 'Ocean Half', dan 'Indonesia Hebat' yang masih masuk dalam keluarga musik pop ikut disajikan. Tak cuma itu, vokalis pop Elfonda Mekel alias Once ikut tampil melengkapi penampilan KJP dengan lagu 'Melodi Memori' Once yang dikolaborasikan dengan sentuhan permainan piano Debby yang dilanjut dengan lagu 'Dealova'. Selain menyuguhkan lagu-lagu tersebut, KJP memberikan warna musik klasik berbalut rock progresif bersama vokalis sopran Siti Chairani Proehoeman. Bagi Siti, kolaborasi dengan musik rock adalah pengalaman pertamanya meski sudah melanglang buana sebagai penyanyi opera di Amerika dan Eropa. "Ini sesuatu yang baru bagi saya untuk nyanyi bersama musik rock. Kalau di musik klasik band harus mengikuti konduktornya, tapi sekarang saya harus memutar balik main mind set saya, saya yang harus mengikuti musiknya," kata Siti sebelum Debby menekan tuts pianonya untuk mengawal lagu 'Badai Pasti Berlalu' dan 'Negeriku Cintaku'. Kalau KJP tampil kompromi dengan lagu pop di konser rock progresif III Symphony, lain hal halnya dengan dua grup band pembuka konser. Ada Montecristo yang galak dengan musik rock progresifnya. Eric Martoyo (vokal), Alfin Anggakusuma (gitar), Rustam Effendy (gitar) Fadhil Indra (keyboard), Haposan (bas) tanpa kompromi menghajar penonton dengan 'A Romance of Serendipity', 'Celebration Of Birth', 'The Unsiterland', dan 'Crash', sebuah lagu yang berkisah tentang kehancuran perusahaan raksasa Lehman Brothers di AS. Selain itu grup psychodelic progresif Imanissimo yang merupakan proyek bermusik Iman (bas), Agung (keyboard), Johanes Jordan (gitar), dan Putra (drum) ikut bermain keras namun dinamis saat 'Genjer Genjer', 'Hapines And Sadness', 'Step', 'Send Me an Angel', dan 'Dream' dari album This Diary disajikan bersama Yuyun. "Padahal Yuyun mengaku belum pernah berlatih," kata Iman sebelum memungkaskan 'Echo in The Distance' di encore pertunjukkannya. |
You are subscribed to email updates from KOMPASentertainment To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan