KOMPAS.com - Internasional |
Niger: Khadafy Tak Ada di Sini Posted: 08 Sep 2011 02:39 AM PDT NIAMEY, KOMPAS.com - Pemimpin Libya yang terguling dan kini buron, Moammar Khadafy, tidak berada di Niger, kata pemerintah Niger, Rabu (7/9/2011). Pada saat bersamaan, pemerintah baru Libya meminta Niger untuk mencegah Khadafy dan sekutunya menyeberang ke negara tetangga itu. "Pemerintah menegaskan kembali bahwa Khadafy tidak berada di wilayah Niger," kata pernyataan yang dibacakan oleh juru bicara menteri kehakiman Marou Amadou. Pernyataan itu juga menyebutkan bahwa Niger "mengikuti dengan cermat situasi di Libya, dan melakukan konsultasi dengan Dewan Transisi Nasional (NTC)" -pemerintah Libya yang baru. Namun, pihak Niger mengungkapkan bahwa pada Rabu ada empat kendaraan masuk ke wilayah negaranya dan membawa 18 orang, termasuk lima warga Niger. Pernyataan itu tidak menunjukkan kebangsaan dari penumpang yang lain. "Ketika sebuah negara sedang berperang dan orang-orang merasa terancam dan mereka memasuki negara lain, kami tidak bisa mengusir mereka kembali karena takut mereka bisa kehilangan nyawanya," kata Amadou. Ia menambahkan, "Ini adalah tanggung jawab pemerintah untuk menyambut orang-orang itu sebagai pengungsi." Satu konvoi besar kendaraan sipil dan militer memasuki Niger dari Libya pada Senin malam. Dalam kelompok itu terdapat mantan kepala keamanan Khadafy. Namun Washington yakin, Khadafy tidak ada di antara mereka. Menurut Departemen Luar Negeri AS, rabu, para pembantu Khadafy yang menyeberang ke Niger telah ditahan. AS mendesak negara-negara lain di kawasan itu untuk menolak para pengungsi Libya yang sedang dicari. Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Victoria Nuland, mengatakan, tidak satu pun dari mereka yang menyeberang ke Niger pada awal pekan ini berada pada daftar orang-orang yang terkena sanksi PBB. "Yang kami ketahui, orang dalam konvoi itu mencakup sejumlah pejabat militer dan senior dari rejim Khadafy," katanya. "Mereka sekarang ditahan di ibu kota... dan mereka sedang diawasi secara ketat oleh para pejabat Niger." Nuland mengatakan, berdasarkan informasi yang dibeberkan pihak Niger kepada duta besar AS, kelompok yang ditahan itu terdiri dari 20 hingga 25 orang dan bahwa laporan-laporan yang menyebutkan konvoi itu berjumlah 200 mobil sangat "berlebihan". Niamey terus berkomunikasi dengan NTC mengenai apa yang harus dilakukan terhadap orang-orang Libya itu, katanya menambahkan. Menteri Luar Negeri Niger, Muhammad Bazoum, yang sedang menghadiri sebuah konferensi Sahel di Aljazair, mengatakan, tidak ada buron yang sedang dicari yang sudah tiba di negaranya. "Tidak ada di antara mereka yang sudah tiba di Niger yang justru sedang dicari NTC. Ketika kami mendapati salah satu dari mereka (yang dicari) dan NTC memohon ekstradisi, kami akan memberikan respon yang tepat," kata Bazoum. Ia menambahkan, pihakmya akan memcermati segala sesuatunya "kasus per kasus". Adapun soal Khadafy, kata Bazoum, bisa saja dia menyeberang ke Niger, tetapi "mau pergi ke mana? Itu tidak masuk akal." Menurut dia, jika Khadafy haru "mengembara, dia tentu akan mengembara di wilayah Libya, tidak di seluruh Afrika ". Niger berbagi garis perbatasan sepanjang 350 kilometer dengan Libya. |
Diancam Bom, Pesawat Pakistan Mendarat di KL Posted: 08 Sep 2011 01:38 AM PDT KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Sebuah pesawat milik Pakistan International Airlines (PIA) dengan 164 penumpang telah mendarat di bandara Kuala Lumpur setelah mendapat peringatan bom, kata para pejabat Kamis (8/9/2011). Insiden itu terjadi hanya beberapa menit setelah penerbangan lain PIA menuju Inggris dipaksa untuk mendarat di Istanbul, Turki, karena ada ancaman bom, kata maskapai penerbangan itu. Penerbangan dijadwalkan dari kota Lahore, Pakistan, ke ibu kota Malaysia mendarat pada pukul 21.24 waktu setempat (14.24 GMT) pada Rabu (7/9/2011), lalu pihak berwenang bandara mengatakan, ancaman bom itu diterima pada saat pesawat masih berada udara. "Pada pukul 20.45 waktu setempat bandara Malaysia menerima informasi dari Markas Penerbangan Internasional Pakistan mengenai peringatan bom pesawat pada Airbus 313 PK898 penerbangan dari Lahore itu," kata pihak berwenang bandara dalam pernyataannya. "Penerbangan PK898 aman mendarat pada pukul 21.24 waktu setempat. Maskapai menyatakan, di pesawat itu terdapat 164 penumpang, tiga kru kokpit dan 10 awak kabin." Pihak berwenang bandara mengatakan, pesawat itu telah diparkir di sebuah tempat terisolasi di bandara sementara polisi menyelidiki. Pihak Bandara mengatakan semua penumpang telah meninggalkan pesawat dan ditempatkan di ruang yang aman saat mereka diperiksa. Dalam insiden sebelumnya, peringatan bom serupa mendorong pesawat PIA dari Lahore ke Manchester untuk mendarat di bandara Ataturk Istanbul, Rabu (7/9/2011). Peringatan itu datang pada saat pesawat itu terbang di atas ibu kota Sofia, Bulgaria dan menyebabkan kepanikan di antara penumpang, kata kantor berita Turki Anatolia. Seorang pejabat senior PIA mengkonfirmasi bahwa terdapat dua ancaman bom. "Kami menerima email tentang keberadaan bom pada dua penerbangan PIA itu," kata pejabat itu kepada AFP. "Karena penerbangan sudah dibatalkan, para pilot diarahkan ke lahan di bandara terdekat. " "Satu penerbangan menuju Manchester mendarat di Istanbul dan penerbangan kedua mendarat di Kuala Lumpur," kata pejabat yang tak bersedia disebut jatidirinya itu. Pejabat tersebut mengatakan tidak ada bom telah ditemukan selama pencarian di dalam pesawat, menurut informasi yang dia terima. Juru bicara PIA di kota pelabuhan selatan Karachi tidak bisa dihubungi untuk mengontari masalah ini. |
You are subscribed to email updates from KOMPAS.com - Internasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan