Isnin, 2 Mei 2011

detikcom

detikcom


PT DGI Mundur, Tender Gedung Baru DPR Dipastikan Jalan Terus

Posted: 02 May 2011 11:31 AM PDT

Selasa, 03/05/2011 01:31 WIB
PT DGI Mundur, Tender Gedung Baru DPR Dipastikan Jalan Terus 
Moksa Hutasoit - detikNews

Jakarta - PT Duta Graha Indah (DGI) Tbk mundur dari prakualifikasi proyek pembangunan gedung baru DPR. Mundurnya perusahaan tersebut tak berpengaruh terhadap proses tender gedung baru DPR.

Sekjen DPR RI, Nining Indra Saleh, memastikan proses tender tidak akan terganggu. Pasalnya, selain PT DGI tersebut, DPR sudah memiliki perusahaan lain.

"Tidak akan ada prakualifikasi ulang, kemarin kan sudah terpilih lima. Kalau DGI mundur, tendernya tetap lanjut," ucap Nining di Jakarta, Senin (2/5/2011).

Nining menjelaskan, DGI baru dinyatakan lolos tahap prakualifikasi bersama empat perusahaan lainnya. Proses ini hanyalah sebagian dari proses tender.

"Nanti kita tinggal cari penawaran paling murah saja kan," jelas Nining.

Nining pun menegaskan mundurnya PT DGI tidak berpengaruh pada rancangan gedung baru DPR. Sebelumnya, ada 5 perusahaan yang lolos prakualifikasi tender ini.

Mereka adalah PT KSO Adhi Karya-Wika, PT PP (Persero), PT Hutama Karya, PT Waskita Karya, dan PT DGI Tbk. Di tengah perjalanan, salah satu karyawan PT DGI ditangkap KPK lantaran diduga menyuap Sekretaris Menpora, Wafid Muharram.

Perusahaan ini pun mundur 27 April lalu. Salah satu alasan kemunduran PT DGI untuk menciptakan suasana yang lebih kondusif bagi semua pihak.

(mok/her)

Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda!

Tutup

  Share to Facebook:

You are redirected to Facebook

  Share via Email:

Share via Email


loadingSending your message

Message has successfully sent


Redaksi: redaksi[at]staff.detik.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi Elin Ultantina di iklan[at]detiknews.com,
telepon 021-7941177 (ext.524).

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Hendropriyono: Jangan Biarkan Al Qaeda Lakukan Konsolidasi

Posted: 02 May 2011 10:37 AM PDT

Selasa, 03/05/2011 00:37 WIB
Hendropriyono: Jangan Biarkan Al Qaeda Lakukan Konsolidasi  foto
M. Rizal - detikNews

Jakarta - Untuk sementara waktu ini, aktivitas kelompok teroris dunia Al Qaeda akan terhenti dengan tewas pimpinanya Osama bin Laden atau yang bernama asli Usamah bin Muhammad bin Awaid bin Ladin oleh pasukan Amerika Serikat. Namun begitu, gerakan Al Qaeda jangan diberi ruang untuk melakukan konsolidasi dan memberikan aksi balasan.

"Dengan kematian Osama bin Laden memang untuk sementara akan menghentikan aktivitas Al Qaeda. Tapi kalau itu hanya berhenti di situ, bila aparat intelijen dan militer tidak terus menekan kelompok ini, Al Qaeda akan punya pengganti Osama yang akan melakukan konsolidasi," kata mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Letjen (Purn) Abdullah Makhmud Hendropriyono kepada detikcom di Jakarta, Senin (2/5/2011) malam.

Oleh karena, itu pihak militer dan intelijen baik AS, Pakistan dan negara lainnya harus terus melakukan pengejaran-pengejaran dan terus mempersempit gerakan Al Qaeda. "Jadi jangan berhenti mengejar yang lainnya. Jangan berikan ruang gerak lagi. Sebab, kalau pengganti Osama sampai melakukan konsolidasi jaringannya. Diprediksikan aksi balasan pada bulan September mendatang akan terjadi," ungkapnya.

Indonesia, menurut Hendropriyono juga harus ekstra waspada dan tidak boleh lengah akan kemungkinan munculnya solidaritas dan rasa simpati yang emosional dari kelompok radikal dan teroris. "Walau sifatnya kelompok teroris Indonesia itu jaringan lokal, harus diwaspadai juga akan adanya aksi itu. Jaringan teroris dan radikal di Indonesia memang selama ini tidak atau bukan jaringan yang memiliki hubungan langsung denga Al Qaeda," terangnya.

Diakui Hendropriyono, selama ini jaringan terorisme Indonesia selalu dikaitkan dengan Al Qaeda karena sosok Hambali, buronan teroris yang diduga berada di luar negeri. Ia juga menilai tidak mungkin Osama bisa atau mau menemui orang sembarangan walau itu kelasnya teroris seperti Umar Patek.

"Osama selama ini dikenal kalau menemui orang tidak di sarangnya, tapi mencari tempat jauh dari sarangnya. Tapi tidak mungkin juga ketemu Umar Patek yang bukan levelannya itu. Itu naif sekali," ucapnya.

Hendropriyono juga menambahkan, kemungkinan selama ini Osama sudah ditangkap dan dibunuh karena mendapatkan perlindungan orang-orang tertentu di intelijen dan militer Pakistan. "Ya kalau sekarang itu bisa dilakukan, kemungkinan orang itu juga bermain dengan intelijen dan militer setempat," pungkasnya.

(zal/her)

Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda!

Tutup

  Share to Facebook:

You are redirected to Facebook

  Share via Email:

Share via Email


loadingSending your message

Message has successfully sent


Redaksi: redaksi[at]staff.detik.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi Elin Ultantina di iklan[at]detiknews.com,
telepon 021-7941177 (ext.524).

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan