detikcom |
Banjir di Australia, 10 Korban Tewas, 78 Warga Dilaporkan Hilang Posted: 11 Jan 2011 01:26 PM PST Rabu, 12/01/2011 04:26 WIB Para pekerja dievakuasi secara massal setelah sungai Brisbane meluap. Pejabat setempat mengatakan ada 6.500 properti di daerah pusat kota yang bakal terendam. Banjir hebat ini merupakan musibah terbesar sejak 1893. "Air sedang dalam perjalanan," kata Wali Kota Brisbane Campbell Newman seperti dikutip dari AFP, Rabu (12/1/2011). "Hari ini (banjir) sangat signifikan, besok (hari ini) lebih buruk, dan Kamis akan sangat berpengaruh bagi warga dan sektor bisnis," tambah Newman. Eksodus pengungsi menggunakan bus, kereta api dan mobil terus bergerak sehari setelah banjir bandang menghancurkan kota bukit dari Toowoomba, 125 kilometer (80 mil) dari Great Dividing Range, Australia Barat . Di kota Brisbane sendiri warga panik dan kocar-kacir menyelamatkan diri dan barang-barang dari rumah mereka. "Pada supermarket lokal kami, semua hal penting yang terjual habis," kata pengacara Paul Betros Brisbane "Tidak ada roti, susu, baterai, air kemasan, roti telah terjual dan tokonya telah ditutup," terangnya. (ape/did) Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda! Redaksi: redaksi[at]detik.com |
KPAI: Wacana Pemindahan Ibu Kota Harus Pertimbangkan Kebutuhan Anak Posted: 11 Jan 2011 01:04 PM PST Rabu, 12/01/2011 04:04 WIB Demikian diungkapkan Wakil Ketua KPAI Asrorun Ni'am Sholeh menanggapi wacana pemindahan ibukota Jakarta yang terus dimatangkan oleh Presiden dalam siaran pers, Selasa (11/1/2011) malam. "Wacana pemindahan ibukota harus didalami secara komprehensif. Pertimbangan sarana prasarana untuk menjamin perlindungan anak harus menjadi pertimbangan utama. Karena yang menikmati buah dari pemindahan ibukota adalah generasi kita nanti," kata Ni'am. Ni'am menjelaskan, wacana pemindahan ibukota pasti berdampak bagi anak, baik terkait tumbuh kembang, kesehatan, sosial, dan pendidikan. "Jika opsi ibu kota secara keseluruhan pindah dari Jakarta ke Provinsi lain pasti disertai perpindahan seluruh sumber daya manusianya. Anak-anak yang sedang sekolah dihadapkan pada dua pilihan; tetap pada sekolah asal dengan pilihan berpisah dengan orang tua; atau ikut orang tua dengan konsekuensi pindah sekolah. Belum lagi masalah sosialisasi dengan teman sebayanya," tambah Ni'am. Untuk itu, infrastruktur penunjang pemenuhan hak anak harus menjadi variabel penting dalam rencana pemindahan ibu kota. "Secara prinsip KPAI mendukung langkah Presiden untuk membuka ruang publik guna mendiskusikan rencana perpindahan ibukota. Dalam perspektif perlindungan anak, KPAI menilai Jakarta memang sudah tidak ramah lagi bagi anak," ujarnya. Hanya saja, lanjut Ni'am, hal yang paling realistis adalah dengan memperlebar ibukota Jakarta dengan menambah daerah-daerah penyangga, dengan memindah beberapa kantor pemerintahan berada di luar Jakarta. "Dipilih daerah yang secara geografis masih tersedia area untuk pengembangan tata ruang, tetapi masih memiliki akses mudah dengan Jakarta semisal Sukabumi, Indramayu, atau Serang", pungkasnya. (ape/did) Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda! Redaksi: redaksi[at]detik.com |
You are subscribed to email updates from detikcom To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan