Selasa, 25 Januari 2011

ANTARA - Peristiwa

ANTARA - Peristiwa


Seskab Tuduh Tokoh Lintas Agama Bermotif Politik

Posted: 25 Jan 2011 07:17 AM PST

Ketua umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin (kiri) didampingi sejumlah tokoh lintas agama memberi keterangan tentang agenda pernyataan sikap pasca pertemuan dengan Presiden SBY di kantor KWI, Jakarta, Kamis (20/1). (ANTARA/ Reno Esnir)

Kalau saya lihat dengan ungkapan gaya ngomongnya dia, mimik mukanya dan gayanya, itu jelas gerakan politik

Berita Terkait

New Delhi (ANTARA News) - Sekretaris Kabinet (Seskab) Dipo Alam menuduh gerakan tokoh lintas agama yang salah satunya dimotori Ketua PP Muhammdyah Din Syamsuddin sebagai gerakan politik.

Di sela-sela mendampingi kunjungan kerja Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di New Delhi, Selasa, Dipo bahkan menengarai gerakan itu bertujuan memakzulkan Presiden karena Din Syamsuddin menyebut Kepala Negara telah melanggar konstitusi karena melakukan kebohongan publik setelah beberapa target pemerintah dinilai belum tercapai.

"Kalau saya lihat dengan ungkapan gaya ngomongnya dia, mimik mukanya dan gayanya, itu jelas gerakan politik," tuduhnya.

Sebagai politikus dan konstituen pemilih Yudhoyono sebagai calon Presiden 2004 dan 2009, Dipo mengaku tergelitik dengan pernyataan Din dan merasa patut membela Presiden Yudhoyono.

Ia mengaku setuju dengan beberapa kritik yang disampaikan tokoh lintas agama, namun merasa harus melawan jika Presiden Yudhoyono dikatakan telah melanggar konstitusi.

"Jadi, saya terus terang saja sekarang ngomong sebagai manusia politik karena mereka sekarang membuat gerakan politik, bukan gerakan moral. Walaupun saya setuju ada beberapa kritiknya itu harus didengar tetapi kalau di bawah kalimat itu ada deviate dari konstitusi, itu yang saya tidak terima," katanya.

Dipo pun mengkhawatirkan gerakan politik mengatasnamakan agama berujung kepada konflik horizontal.

D013/S019

Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by GetFullRSS.com, sponsored by USA Best Price.

Putri Pahlawan Ismail Marzuki Terkena Serangan Jantung

Posted: 25 Jan 2011 07:15 AM PST

Tangerang (ANTARA News) - Rachmi Aziah (61), putri tunggal pahlawan nasional Ismail Marzuki yang tinggal di Perumahan Bappenas, Blok A 12, Cinangka, Wates, Sawangan, Depok, Jabar, Senin mengalami serangan jantung.

Ia kini mendapat perawatan intensif di Rumah Sakit (RS) Medika BSD, Serpong, Tangerang Selatan, Banten.

"Saat ini kondisi ibu Aziah masih lemah dan membutuhkan perawatan hingga 72 jam untuk menstabilkan detak jantungnya," kata Inggrit Sri Wahyuni, anak kedua Rachmi Aziah ditemui di RS Medika BSD, Selasa.

Dijelaskannya, meski dalam kondisi lemah tetapi Aziah sudah dapat berbicara meski terbata-bata. "Saat pertama terkena serangan pada Senin (24/1) malam, Aziah sempat jatuh ke lantai. Namun, kini sudah membaik," katanya.

Ditambahkannya, saat ini keluarga masih kesulitan untuk pembiayaan. Sebab, untuk menstabilkan kondisi jantung, pihak rumah sakit menyarankan menempatkan pen dan kateter.

Untuk satu pen, kata Inggrit, dibutuhkan dana sebesar Rp70 juta. Belum lagi memasangkan kateter yang juga dibutuhkan biaya sekitar Rp70 juta.

"Pihak RS menyarankan untuk dipasangkan pen dan kateter agar kondisinya semakin baik. Namun, karena biaya, rencana tersebut urung dilakukan," katanya.

Inggrit sendiri sejauh ini sudah menghubungi pengurus Ikatan Keluarga Pahlawan Nasional Indonesia (IKPNI) agar dicarikan solusi untuk pembiayaan.

"Kalau informasi dari IKPNI tiga hari ke depan kami sudah mendapat kejelasan. Tapi kami juga memohon kalau memang ada yang mau memberikan bantuan," kata Inggrit.

Penuturan Inggrit, awalnya Aziah mengeluh mengalami sakit dan sesak pada bagian dada. Kemudian, rasa sakit yang dialami Aziah yang kesehariannya sebagai penjual makanan dan minuman ringan di depan sekolah SDN Kedaung, Wates Kompleks Bappenas, Sawangan, Depok semakin parah hingga membuatnya tersungkur jatuh.

Kemudian pihak keluarga melarikan Aziah ke Rumah Sakit Puri Cinere untuk mendapatkan perawatan.

"Namun karena biaya kami tidak cukup. Maka kami carikan rumah sakit lain yang terjangkau. Untuk pemasangan pen dan kateter kami belum kepikiran karena biayanya yang mahal. Kami hanya minta ke dokter agar Ibu dapat segera pulang," katanya.(*)

(T.G001/Z002)

Editor: Ruslan
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by GetFullRSS.com, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan