ANTARA - Mancanegara |
Hamas tolak sikap Arab soal pertukaran tanah dengan Israel Posted: 02 May 2013 08:27 PM PDT Kota Gaza (ANTARA News) - Perdana Menteri Hamas di Jalur Gaza Ismail Haneya, Kamis (2/5), menolak dukungan negara Arab bagi pertukaran tanah guna menyelesaikan konflik Palestina-Israel. "Perbatasan kami adalah tanah Palestina, yang bersejarah, dan tanah itu adalah tanah kami dan kami menolak gagasan Arab," kata Haneya dalam satu pernyataan singkat. Pada Selasa (30/4), para menteri Arab --yang dipimpin oleh menteri luar negeri Qatar-- memberitahu Menteri Luar Negeri AS John Kerry bahwa Liga Arab tak keberatan dengan kesepakatan pertukaran tanah terbatas yang disepakati antara Israel dan Palestina. Sikap Arab tersebut dimaksudkan untuk mendukung pemimpin Palestina yang berpusat di Tepi Barat Sungai Jordan bagi kemungkinan dilanjutkannya pembicaraan perdamaian dengan Israel, yang ditaja oleh Amerika Serikat dan dilandasi atas penyelesaian dua-negara. "Ini adalah konsesi yang tak bisa diterima," kata Haneya sebagaimana dilaporkan Xinhua. Ia menyalahkan pesaingnya di Pemerintah Otonomi Nasional Palestina (PNA) karena memberi lampu hijau bagi gagasan pertukaran tanah. Haneya kembali menyampaikan pendirian Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), yang dipimpinnya, perlawanan bersenjata "adalah pilihan strategis bagi rakyat Palestina dan apa yang telah diambil melalui kekerasan hanya dapat direbut kembali melalui kekuatan". Presiden Palestina Mahmoud Abbas telah menyatakan sikap Liga Arab belum lama ini, yaitu menerima pertukaran tanah yang sama, terbatas dan disepakati antara Israel dan Palestina, adalah hasil dari saling pengertian yang dicapai antara Abbas dan Kerry selama pertemuan mereka belum lama ini di Kota Ramallah, Tepi Barat Sungai Jordan, kata seorang pejabat PNA. Pembicaraan perdamaian antara Israel dan Palestina telah berhenti pada 2010 karena masalah pembangunan permukiman Yahudi di Tepi Barat. Abbas mengatakan kepada Kerry ia menyambut baik gagasan mengenai pertemuan puncak empat-pihak, tapi sebelum menghadiri pertemuan tingkat tinggi apa pun, Israel harus melaksanakan komitmennya. Abbas, Selasa (30/4), mengatakan di Wina bahwa negaranya takkan melanjutkan pembicaraan perdamaian dengan Israel kecuali negara Yahudi itu menghentikan pembangunan permukiman di Tepi Barat dan Jerusalem Timur. Abbas berharap Amerika Serikat akan menekan Israel agar menerima baik dilanjutkannya pembicaraan perdamaian dengan dasar penyelesaian dua negara, kata seorang pejabat Palestina, Kamis.
|
Muslim Mesir protes penangkapan pengikut Salafi Posted: 02 May 2013 07:58 PM PDT Kairo (ANTARA News) - Ribuan orang Muslim Mesir berpawai di Kairo pada Kamis (2/5) waktu setempat guna memprotes penangkapan seorang pengikut Salafi ultra-konservatif dengan tuduhan menteror polisi. Para pemrotes berpawai dari Masjid Rabaa Al-Adawiya menuju ke Markas Keamanan Nasional di Kota Nasr di Kairo Timur, menyerukan penghapusan polisi Keamanan Nasional serta penghentian agresi dan kebrutalam mereka. Setelah protes yang menggulingkan presiden Hosni Mubarak pada 2011, Keamanan Negara --yang memiliki reputasi negatif karena kebrutalan dan agresi terhadap tersangka, diganti oleh aparat Keamanan Nasional. Menurut laporan kantor berita Xinhua, pada Kamis pagi Jaksa Agung Talaat Ibrahim Abdullah memerintahkan agar tokoh utama Salafi, Hazem Salah Abu Ismail, bersama pengikut aliran itu diserahkan kepada Keamanan Nasional untuk diinterogasi. Mereka dituduh menteror polisi, memerintahkan pengepungan Markas Keamanan Nasional dan menuduh lembaga tersebut melakukan kekerasan dan penyiksaan tanpa bukti. Penerjemah: Chaidar Abdullah |
You are subscribed to email updates from ANTARA News - Internasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan