KOMPAS.com - Regional |
Anak Lulus SMP, Rina Dicoret dari Penerima PKH Posted: 02 Jan 2013 03:11 AM PST Anak Lulus SMP, Rina Dicoret dari Daftar Penerima PKH Penulis : Adi Sucipto | Rabu, 2 Januari 2013 | 11:11 WIB LAMONGAN, KOMPAS.com — Rina, yang termasuk golongan rumah tangga sangat miskin (RTSM) dari Desa Balungwatun, Kecamatan Sukodadi, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, dicoret dari daftar penerima Program Keluarga Harapan (PKH). Ia dicoret dalam pembayaran PKH tahap IV karena statusnya menjadi non eligible atau sudah tidak memiliki beban tanggungan yang masuk kriteria PKH. Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Lamongan Imam Trisno Edy, Rabu (2/1/2013), menjelaskan, Rina dicoret karena anaknya, Achmad Abdul Rahman, sudah lulus dari SMPN 1 Sukodadi pada Juli 2012. PKH merupakan program bantuan bersyarat dan tidak semua RTSM bisa menjadi peserta. PKH menjamin pendidikan anak dari keluarga miskin hingga lulus pendidikan setara SMP. "Ketika anak dari peserta sudah lulus SMP, secara otomatis dia sudah tidak memenuhi kriteria sebagai peserta PKH," papar Imam. Peserta PKH juga terus diverifikasi dalam tiap tahapan pembayaran. Jumlah peserta ataupun nominal yang dibayarkan bisa selalu berbeda dalam tiap tahapan pembayaran dana PKH. Alokasi pada pembayaran PKH tahap IV mencapai 25.375 RTSM peserta dengan nominal Rp 5,692 miliar. Pada tahap III tercatat 27.453 RTSM peserta PKH dengan dana mencapai Rp 6,267 miliar. |
HMI Kecam Tindakan Kekerasan terhadap Wartawan Posted: 02 Jan 2013 02:51 AM PST BANDUNG, KOMPAS.com — Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Tangkubanparahu di kawasan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, dikunjungi 1,4 juta pengunjung pada 2012. "Jumlah kunjungan wisata ke TWA Tangkubanparahu terus meningkat dalam tiga tahun terakhir, pada 2012 pengunjung mencapai 1,4 juta orang," kata Direktur Utama PT Graha Rani Putra Persada (GRPP) Putra Kaban di Bandung, Rabu (2/1/2013). Selain itu juga terjadi peningkatan jumlah wisatawan mancanegara yang mencapai 20.000 orang pada 2012 atau meningkat signifikan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Adapun wisatawan mancanegara, selain dari Malaysia dan Singapura, peningkatan signifikan juga dari kalangan wisatawan China dan Korea. "Peningkatan kunjungan wisatawan China dan Korea meningkat signifikan pada 2012 dan ke depan kami terus melakukan promosi ke negara lainnya bekerja sama dengan agen perjalanan," tuturnya. Peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung ke kawasan TWA Gunung Tangkubanparahu itu tidak lepas dari adanya penerbangan langsung ke luar negeri, yakni ke Malaysia dan Singapura. "Yang jelas, dengan peningkatan kunjungan itu, TWA Gunung Tangkubanparahu telah menjadi tujuan wisata, bukan sekadar persinggahan. Dan, hasil survei, pengunjung mendatangi lokasi itu karena alamnya dan kekhasan Tangkubanparahu," kata Kaban. Peningkatan infrastruktur dan kelengkapan lainnya, kata dia, menjadi salah satu komitmen dari TWA Gunung Tangkubanparahu. Pihaknya tetap mempertahankan keaslian dan kondisi alam di kawasan obyek wisata itu, termasuk meningkatkan manajemen pengelolaan kawasan wisata alam itu. Terkait peningkatan manajemen pengelolaan kawasan wisata alam itu, kata Kaban, dilakukan antara lain untuk mengatur kepadatan kendaraan dan pengunjung di kawasan obyek wisata alam itu, terutama pada akhir pekan dan liburan panjang. "Pada liburan panjang ini atau akhir pekan terjadi antrean kendaraan di sini. Kami melakukan manajemen pengelolaan transportasi di sana termasuk menutup portal bila terlalu padat," kata Putra Kaban. Ia menyebutkan, kunjungan wisatawan pada akhir pekan rata-rata mencapai 7.000 hingga 8.000 pengunjung. "Kecuali Lebaran dan liburan Natal dan Tahun Baru 2013 ini, pengunjung yang masuk ke TWA Tangkubanparahu mencapai 13.000," kata Putra Kaban menambahkan. |
You are subscribed to email updates from KOMPAS.com - Regional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan