KOMPAS.com - Nasional |
"Blusukan" SBY Bagus, tapi Telat Posted: 05 Jan 2013 08:22 AM PST JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengapresiasi langkah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang mulai melakukan kegiatan blusukan ke masyarakat. Meski dinilai bagus, langkah Presiden SBY dinilai terlambat karena gaya blusukan sudah melekat pada sosok Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi). "Saya kira bagus walaupun agak terlambat. Kalau ada yang baik ditiru, kenapa enggak? Tidak ada kata terlambat untuk sesuatu yang baik," ujar Fadli, Sabtu (6/1/2013), di Jakarta. Fadli menilai sebaiknya Presiden SBY lebih sering melakukan kegiatan blusukan. Dengan melakukan blusukan, Fadli melihat banyak manfaat yang bisa diambil. Seorang pemimpin benar-benar bisa mengetahui hal yang dibutuhkan rakyatnya. "Saya kira ini bagian untuk pembelajaran politik. Hanya saya ada saran blusukan-nya benar-benar harus dadakan tidak perlu pakai upacara dan sebagainya," katanya. Seperti diberitakan, Presiden mendatangi Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Banten, pada Jumat pagi tanpa memberi tahu terlebih dulu para pejabat setempat. Saat iring-iringan Presiden dan para menteri bergerak menuju tempat itu, tidak ada sterilisasi jalan. Tak ada pula petugas kepolisian dan TNI yang berjaga-jaga di sepanjang jalan. Bahkan, ada beberapa polisi yang asyik duduk-duduk. Warga tetap beraktivitas seperti biasa. Ada yang mandi, mencuci pakaian, hingga buang hajat di salah satu kali yang dilintasi Presiden. Warga pun tampak kebingungan melihat iring-iringan kendaraan. Rombongan kemudian berhenti di persimpangan tak jauh dari gapura tanda memasuki Desa Tanjung Pasir. Tak ada penyambutan Presiden oleh para pejabat setempat. Setelah melihat Presiden dan Ny Ani Yudhoyono turun dari mobil, puluhan warga lalu berkerumun. Jumlahnya terus bertambah setelah kabar menyebar. Setelah berjabat tangan dengan warga, Presiden lalu mendatangi Teras Bank Rakyat Indonesia. Di sana, politisi Partai Demokrat itu menanyakan implementasi program pemerintah kredit usaha rakyat (KUR). Setelah itu, Presiden melihat kondisi perkampungan. Menurut Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi Politik Daniel Sparingga, Presiden bakal lebih agresif melakukan kunjungan kerja menemui rakyat di sejumlah daerah di sisa masa jabatannya hingga 2014. Selain itu, kegiatan seremonial dan protokoler juga bakal berkurang. "Presiden SBY akan memakai waktu terbaiknya dalam dua tahun ke depan untuk 'turba' alias turun ke bawah," kata Daniel di Jakarta, Jumat (4/1/2013), kepada Kompas.com. Turba adalah sebutan lain dari blusukan yang mulai dipopulerkan oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Daniel mengatakan, ke depannya kunjungan kerja Presiden akan lebih banyak dilakukan tanpa pemberitahuan mengenai tujuannya. Editor : Erlangga Djumena |
Demokrat Buka Peluang Capres Eksternal Posted: 05 Jan 2013 07:19 AM PST Demokrat Buka Peluang Capres Eksternal Penulis : Sabrina Asril | Sabtu, 5 Januari 2013 | 21:38 WIB JAKARTA, KOMPAS.com - Pada Pemilu 2014 mendatang, Partai Demokrat menyatakan terbuka terhadap pencalonan sosok calon Presiden eksternal. Persiapan untuk penentuan calon yang akan diusung akan diumumkan Partai Demokrat pada pertengahan atau akhir tahun 2013 ini. Demikian diungkapkan Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Saan Mustopa, Sabtu (5/1/2013), dalam sebuah diskusi di Jakarta. "Sumber rekrutmen politik Demokrat tidak hanya internal tetapi juga memberikan ruang ke eksternal baik dalam Pilkada dan juga soal capres, kami membuka ruang bagi calon eksternal," ujar Saan. Sikap terbuka itu, lanjut Saan, dilakukan Demokrat bukan karena kehabisan figur yang dimiliki partai ini. Melainkan hanya untuk mencari pemimpin yang terbaik. "Kalau di internal partai tidak memungkinkan apakah harus dipaksakan. Selama eksternal punya visi dan pandangan yang sama, tidak bisa kami lepas begitu saja kalau memang bagus," ujar Saan. Anggota Komisi III DPR itu menuturkan syarat yang harus dimiliki bagi calon eksternal harus memiliki kapasitas, popularitas, hingga elektabilitas yang mumpuni. Ia harus dinilai lebih spesial jika dibandingkan kader-kader Demokrat yang ada. "Persyaratan eksternal harus lebih istimewa dari internal. Kalau sama saja kenapa harus dari luar tentu eksternal harus lebih segala-galanya," kata Saan. Untuk membicarakan persoalan calon Presiden, Saan mengatakan Partai Demokrat akan memutuskannya pada pertengahan atau akhir tahun 2013. "Ini dibicarakan tahun 2013 apakah konvensi atau bagaimana," imbuhnya. Editor : Erlangga Djumena |
You are subscribed to email updates from KOMPAS.com - Nasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan