detikcom |
PKS Putuskan Koalisi Pilgub DKI Usai Ramadan Posted: 22 Jul 2012 12:13 PM PDT Senin, 23/07/2012 02:13 WIB Berbagi informasi terkini dari detikcom bersama teman-teman Anda Connect with Facebook Jakarta Partai Keadilan Sejahtera (PKS) belum juga menentukan kemana arah koalisinya. PKS masih menunggu hasil survei internal. "Kami sedang lakukan survei internal untuk mengenali lebih dalam soal itu," kata cagub DKI yang diusung PKS, Hidayat Nur Wahid, kepada detikcom saat ditemui dalam acara buka puasa bersama kader PKS di Media centre Hidayat-Didik, Jalan Buncit Raya, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Minggu malam (22/7/2012). Hidayat mengatakan PKS sedang mencermati secara khusus survei internal ini. Selain untuk menentukan arah koalisi, survei ini juga bertujuan untuk mengetahui dan mengkaji apa penyebab kekalahan Hidayat-Didik pada pilgub DKI Jakarta lalu. "Sedang jaring aspirasi dari kader-kader. Jadi untuk mengetahui soal struktur apa yang akan mereka usulkan, dan ini sedang berjalan," ujar mantan ketua MPR itu. Secara terpisah, Wakil Ketua DPP PKS wilayah Banten-Jakarta-Jabar, Yudi Widiana, mengatakan PKS baru akan menentukan arah koalisi usai bulan Ramadan. Saat ini, PKS baru menggelar rapat awal terkait arah koalisi. "Kemungkinan setelah Ramadan, arah-arah rapat tadi belum ada apa-apa," tuturnya. (trq/trq) |
Burhanuddin: Politisi Kutu Loncat Menganggap Parpol Laiknya Perusahaan Posted: 22 Jul 2012 11:31 AM PDT Senin, 23/07/2012 01:31 WIB Berbagi informasi terkini dari detikcom bersama teman-teman Anda Connect with Facebook Jakarta Politisi yang sering berpindah partai biasanya dijuluki kutu loncat. Para politisi seperti itu kerap menyampingkan urusan ideologi dan lebih berorientasi kepada uang. Mereka bertingkah bak karyawan yang memandang partai politik laiknya perusahaan. "Fenomena kutu loncat menunjukkan politisi kita berjuang tanpa ideologi. Mereka menempatkan parpol laiknya perusahaan," kata Manager Public Affairs Lembaga Survei Indonesia (LSI) Burhanuddin Muhtadi saat berbincang dengan detikcom, Minggu (22/7/2012) malam. Menurut Burhanuddin, politisi kutu loncat tidak memperjuangkan suatu ideologi, melainkan berjuang berdasarkan insentif. "Ya iya, udah seperti buruh," ujarnya. Burhanuddin menjelaskan bahwa kutu loncat bukanlah fenomena baru di Indonesia. Ia menilai harus ada perubahan sistem untuk meminamilisir hal tersebut. "Ini bukan fenomena baru. Ini yang saya sering keluhkan, kenapa kita tidak membangun sistem yang lebih dewasa. Kita harus mematok perampingan kepartaian secara lebih sederhana," tuturnya. Menurutnya, sistem politik di Indonesia perlu dibenahi dengan membuat klasifikasi ideologi dan kerja parpol. Dengan begitu, dia menambahkan, partai politik di Indonesia akan dipilih dan diisi oleh orang-orang yang berjuang karena ideologi, bukan karena uang. "Partai-partai kita perlu memiliki diferensiasi ideologi dan kerja. Kalau nggak ada diferensiasi, maka pertarungan akan berada pada faktor capital," pungkasnya. (trq/trq) |
You are subscribed to email updates from news.detik To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan