KOMPAS.com - Regional |
Ribuan Warga Moro-Moro Tidak Ikut Pilkada Posted: 28 Sep 2011 08:27 AM PDT Warga Tergusur Ribuan Warga Moro-Moro Tidak Ikut Pilkada Yulvianus Harjono | Agus Mulyadi | Rabu, 28 September 2011 | 15:27 WIB Yulvianus Harjono/KOMPAS Pengungsi korban penggusuran di Moro-moro. TERKAIT: BANDAR LAMPUNG, KOMPAS.com - Ketika mayoritas masyarakat Kabupaten Mesuji, Provinsi Lampung, tengah hiruk-pikuk mengikuti hajat pilkada untuk kali pertama memilih langsung pemimpin mereka, ribuan warga Moro-moro gigit jari. Warga yang mendiami kawasan Register 45, Mesuji, itu tidak diikutsertakan dalam pilkada di daerah otonomi baru ini. Menurut Sekretaris Jendral Persatuan Petani Moro-moro Way Serdang (PPMWS), Syahrul Sidin, tidak didaftarkannya warga Moro-moro dalam pilkada, merupakan bentuk pengabaian dan pelanggaran HAM. "Di dalam Pasal 43 Ayat 1 Undang-undang Nomor 39/2009 disebutkan bahwa setiap warga negara berhak memilih dan dipilih atas dasar persamaan hak. Tidak ada kecuali," ujarnya. Sudah lima kali pemilihan umum, warga Moro-moro tidak diikutsertakan. Padahal, jumlah mereka yang mempunyai hak pilih di sini tidaklah sedikit, yaitu 2.173 orang. Anehnya pula, pada tahun 2004, mereka sempat diikutsertakan pemilu. "Itulah pemilu kali pertama dan terakhir kami," ujar Syahrul. |
Sebulan Terakhir, 20 Hektar Hutan di Pemalang Terbakar Posted: 28 Sep 2011 07:44 AM PDT Sebulan Terakhir, 20 Hektar Hutan di Pemalang Terbakar Siwi Nurbiajanti | Robert Adhi Ksp | Rabu, 28 September 2011 | 14:44 WIB Tribun Pekanbaru/Melvinas Priananda Kepulan asap membumbung tinggi ke udara akibat kebakaran hutan yang terjadi di kawasan Tasik Betung, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, Selasa (7/7/2009). TERKAIT: PEMALANG, KOMPAS.com - Sekitar 20 hektar hutan jati di wilayah Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Pemalang terbakar, selama bulan September ini. Seluas 17 hektar terbakar pada pertengan September, sedangkan tiga hektar lainnya terbakar pada hari Minggu lalu. Hutan yang terbakar merupakan hutan jati, semuanya terletak di wilayah Kecamatan Pemalang. Administratur KPH Pemalang, Erwin, Rabu (28/9/2011) mengatakan, penyebab kebakaran hutan, antara lain karena rembetan api dari sisa puntung rokok yang dibuang masyarakat. Selain itu, sebagian hutan yang terbakar berbatasan dengan lahan garapan, yang dalam proses pembukaan lahannya dilakukan dengan dibakar. Menurut dia, pohon jati di dalam hutan yang terbakar rata-rata sudah berumur 20 hingga 30 tahun. Kebakaran itu tidak merusak pohon jati, tetap menimbulkan kerugian lingkungan, berupa terbakarnya tumbuhan bawah dan binatang-binatang di bawah tegakkan. Sebenarnya, lanjut Erwin, Perhutani sudah membentuk satuan tugas pemadam kebakaran, yang terdiri dari masyarakat, tokoh masyarakat, dan lembaga masyarakat desa hutan. Jumlah satgas damkar sebanyak 200 orang, yang tersebar di 20 resort pemangkuan hutan (RPH). "Kami juga membuat posko pengendalian di kantir perhutani maupun di enam BKPH (badan kesatuan pemangkuan hutan)," ujarnya. |
You are subscribed to email updates from KOMPAS.com - Regional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan