Sindikasi news.okezone.com |
OPM Bakar Bendera Merah Putih di Puncak Jaya Posted: 05 Aug 2011 12:49 AM PDT PUNCAK JAYA- Perjuangan untuk memisakah diri dari negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI) terus disuarakan di Papua. Kelompok OPM di bawah pimpinan Goliat Tabuni pada Jumat (5/8/2011) siang, juga membacakan pernyataan sikap untuk tetap memerjuangan kemerdakaan Papua. Peristiwa ini terjadi di Markas Tentara Pembebasan Organisasi Papua Merdeka (TPM-OPM) di Tinggi, Nambut, Pucak Jaya. Dalam kesempatan itu, OPM juga meminta pemerintah Belanda dan Amerika Serikat ikut bertanggung jawab terkait permasalahan yang terjadi di Bumi Cenderawasih itu. Pihak OPM juga memberikan dukungan terhadap perjuang masalah Papua yang berlangsung di Inggris. Pada 2 Agustus lalu diselenggarakan International Lawyers for West Papua (ILWP) di London, Inggris bertajuk Papua Barat, Jalan Menuju Kebebasan. Acara yang membahas nasib Papua ke depan itu menghadirkan pada tokoh kemerdekaan Papua, para advokat dari berbagai negara, LSM, dan lainnya. (Jack Wally/SUN TV/ton) Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by Used Car Search. |
Selama Pelatihan, Penculik Cheryl Tak Bersikap Aneh Posted: 05 Aug 2011 12:39 AM PDT JAKARTA - Cheryl Audry Jacqueline, anak pasangan Agus Budiarto dan Heni Mardiyana sempat hilang beberapa hari setelah diculik oleh pengasuhnya, Ina Asriyana binti Warta. Polisi yang bergerak cepat akhirnya berhasil menangkap pelaku, semalam. Namun ada dugaan, Ina menculik bayi majikannya lantaran gangguan jiwanya kambuh. Keterangan ini diketahui dari keterangan orangtuanya yang menyebutkan Ina sempat menjalani perawatan di rumah sakit jiwa. Namun selama menjalani pelatihan di perusahaan penyalur, Ina tidak menunjukan tindakan yang aneh. Hal ini dikemukakan penanggung jawab Yayasan Tunas Karya, Moh Rohim Masyuhudi. Dia mengatakan setiap tenaga kerja yang disalurkankanya pasti mendapatkan pelatihan, termasuk Ina. "Di sini, sebenarnya ada pelatihan, tapi rata-rata mereka (para tenaga kerja) biasanya sudah punya pengalaman. Jadi kita hanya melakukan pelatihan yang baru-baru. Kalau baby sitter pasti ada sertifikat," kata dia di kantornya, Senen, Jakarta Pusat, Jumat (5/8/2011). Untuk Ina, Rohim dan istrinya langsung yang memberikan pelatihan. Saat mengikuti pelatihan, Ina tak menunjukan masalah apapun. "Saya dan isteri yang didik dia sepuluh hari. Dia normal seperti biasa, komunikasi lancar, malah kayaknya udah pernah kerja di Malaysia," katanya. Kendati demikian, Rohim mengakui jika Ina memang dinilai lambat mencerna materi pelatihan. Selain itu, Ina sering sekali ke kamar kecil untuk buang air kecil. "Cuma agak lambat saja, terus juga bisa 15 kali sehari beseran (buang air kecil)," jelas Rohim. Bila dikatakan, Ina merupakan sindikat penculikan bayi, Rohim menepis itu. Pasalnya, Ina tak memberikan data palsu ke kantornya. "Dia bukan sindikat, karena semuanya asli, alamat dia, jati diri dia semua asli. Kalau sindikat kan enggak asli," katanya. Yayasan yang sudah berdiri selama lima tahun ini telah menyalurkan ribuan tenaga kerja rumah tangga. Namun baru kali ini menyalurkan pekerja yang seperti Ina. "PT ini udah lima tahunan dan baru nemu yang kayak gini," keluh Rohim. (ram) Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by Used Car Search. |
You are subscribed to email updates from Sindikasi news.okezone.com To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan