Rabu, 3 Julai 2013

KOMPAS.com - Nasional

KOMPAS.com - Nasional


\"Jumawa, Hanura Deklarasi Wiranto-HT untuk Pilpres 2014\"

Posted: 03 Jul 2013 12:59 PM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com — Langkah Partai Hanura mendeklarasikan Wiranto dan Hary Tanoesoedibjo sebagai bakal calon presiden dan wakil presiden yang mereka usung pada Pemilu Presiden 2014 dinilai ceroboh. Penilaian berdasarkan data pemilu selama ini terkait pengusungan kandidat pasangan pada pemilu presiden.

"Hanura terlalu jumawa (sombong) seolah-olah mereka dapat memenuhi perolehan suara 20 persen," kata pengamat pemilu dari Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi (Sigma), Said Salahuddin, Rabu (3/7/2013). Menurut dia, selama pemilu langsung digelar di Indonesia, belum ada pasangan capres dan cawapres yang diusung oleh satu partai saja.

Tingginya syarat pengusungan pasangan calon presiden dan wakil presiden, ujar Said, menjadi dasar pasangan kandidat selalu diusung tidak hanya dari kalangan internal partai. Dia mencontohkan, Pemilu Presiden 2004 dan 2009 selalu memunculkan pasangan dari beda partai atau tokoh dari luar partai, lalu partai-partai pun berkoalisi untuk memenuhi syarat dukungan pengusungan pasangan calon.

Untuk dapat mengusung pasangan calon presiden dan wakil presiden, partai politik atau gabungan partai politik harus memiliki 20 persen kursi di DPR atau 25 persen suara sah di pemilu legislatif. Besaran angka ini merujuk pada batasan persyaratan dalam Pemilu Presiden 2009 karena saat ini belum ada perubahan UU Pemilu Presiden.

Seperti diberitakan, pasangan Wiranto-Hary Tanoesoedibjo telah mendeklarasikan diri sebagai bakal calon presiden dan wakil presiden yang akan diusung Partai Hanura dalam Pemilihan Presiden 2014. Deklarasi pasangan ini digelar pada Selasa (2/7/2013).

Ketua DPP Partai Hanura Saleh Husin menjelaskan, deklarasi pencalonan pasangan ini merupakan permintaan dari para kader partai di daerah. "Ada arus keras permintaan dari daerah yang menginginkan agar Pak Wiranto diduetkan dengan Pak HT menjadi pasangan capres-cawapres," ujar Saleh.

Editor : Palupi Annisa Auliani

PPP: Apakah Konvensi Tepat untuk Tentukan Capres?

Posted: 03 Jul 2013 12:47 PM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com — Beberapa partai mulai memunculkan kandidat-kandidat yang akan diusung dalam Pemilu Presiden 2014. Namun, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) masih menimbang-nimbang untuk mengikuti langkah itu. Bahkan, cara untuk menentukan calon yang akan mereka usung, termasuk konvensi, masih dalam kajian.

"PPP masih kaji lagi apakah konvensi itu harus dilaksanakan atau perlu, apakah konvensi cocok untuk jaring calon presiden," ujar Ketua Umum PPP Suryadharma Ali di Hotel Atlet Century Park, Jakarta, Rabu (3/7/2013). Dia mengatakan, ada beberapa pihak yang meragukan mekanisme konvensi merupakan cara yang tepat untuk menjaring bakal calon presiden dan wakil presiden.

PPP, kata Suryadharma, tak mau  gegabah memutuskan konvensi sebagai cara untuk menentukan bakal kandidat mereka, apalagi bila ternyata konvensi menghasilkan kader internal sebagai bakal calon itu dikhawatirkan justru yang didapat adalah pandangan negatif untuk PPP. "Jangan-jangan konvensi bagi PPP berbuah jadi citra buruk. Karenanya, masih kami pertimbangkan," ujar dia.

Sebagai bahan kajian pula, lanjut Suryadharma, PPP melihat konvensi capres yang pernah ada sebelumnya. Di antara rujukan itu adalah konvensi di Amerika Serikat atau konvensi Partai Golkar di tataran domestik.

Suryadharma mengakui konvensi Partai Golkar memang terbukti menaikkan elektabilitas partai itu. Dilihat dari sisi itu, kalaupun PPP akan menggelar konvensi, mekanisme yang tepat masih akan ditimbang-timbang. "PPP konvensi seperti apa? Kalau digelar apakah untuk internal atau eksternal. Kalau internal banyak yang bilang enggak ada gunanya," imbuh dia.

Sejauh ini, partai peserta Pemilu 2014 yang sudah menyatakan akan menggelar konvensi adalah Partai Demokrat. Partai itu rencananya menggelar konvensi secara terbuka dengan mengundang bakal calon presiden dari internal maupun eksternal Demokrat.

Editor : Palupi Annisa Auliani

Tiada ulasan:

Catat Ulasan