KOMPAS.com - Regional |
Satpam Itu Ditembak Oknum Polisi Saat Tidur Posted: 15 Jun 2013 07:33 AM PDT SEMARANG, KOMPAS.com - Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Elan Subilan mengatakan, satpam bernama Luki Nugroho (25) tewas ditembak oleh anggota polisi saat sedang tidur. Ketika itu korban bersama dua rekan lainnya tengah istirahat di sebuah ruang istirahat perusahaan PT Tunas Arta Graha. Sekitar pukul 03.00 WIB dini hari, pelaku yakni Brigadir Satu Priyo Yustianto seorang anggota Sabhara Polrestabes Semarang datang keruangan tersebut. Tanpa ada masalah atau alasan lain, pelaku kemudian menodongkan pistol jenis revolver pada ketiga orang yang tengah beristirahat di ruang itu. Pelaku datang dalam kondisi mabuk. Peluru bersarang di kepala korban bagian kanan dan tembus ke bagian kiri. Korban mengalami luka parah sebelum akhirnya tewas di IGD RSUP dr Kariadi Semarang. Rekan korban yang lain sempat terbangun dan lari untuk menyelamatkan diri. "Harusnya pelaku itu hanya jaga sampai jam 10 malam, tapi bukannya pulang malah pergi minum 'congyang' (jenis minuman keras) di Jalan Pahlawan. Pulang dari sana kembali ke perusahaan itu malah nodong kawannya pakai pistol," kata Elan saat ditemui di IGD RSUP dr Kariadi Semarang. Briptu Priyo Yustianto memang bertugas melakukan pengawalan di PT Tunas Arta Graha, sebuah perusahaan jasa pengisian uang ATM. Perusahaan tersebut beralamat di Jalan Guntur no 26 Gajahmungkur Semarang. "Jadi dia ini memang sering ke situ, sehingga bolak-balik ke situ ya tidak apa-apa. Itu memang tempat istirahat para petugas, memang pelaku terpengaruh alkohol," jelasnya. Elan mengatakan berdasarkan hasil pemeriksaan sementara tidak ada masalah atau dendam antara pelaku dan korban. Ia mengatakan pelaku juga akan menjalani pemeriksaan kejiwaan. Elan memastikan akan menindak tegas anggota yang melakukan kelalaian tersebut. "Kode etik dan disiplin, bisa juga dipecat. Dan kami tidak akan menutupi peristiwa ini karena itu memang kesalahan," tandasnya. Editor : Caroline Damanik |
Kapolda Jateng Minta Maaf kepada Keluarga Korban Posted: 15 Jun 2013 07:27 AM PDT SEMARANG, KOMPAS.com - Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Dwi Priyatno meminta maaf atas tindakan oknum anggota polisi yang menembak Luki Nugroho (25). Ia mengatakan bahwa dirinya juga sudah bertemu dengan orangtua korban. "Saya selaku Kapolda Jateng mohon maaf, dan saya juga sudah bertemu dengan ibunya,"ujarnya saat ditemui di ruang IGD RSUP dr Kariadi Semarang, Sabtu (15/6/2013). Dwi mengaku bertanggung jawab atas peristiwa ini. Saat ini pelaku, yakni Brigadir Satu Priyo Yustianto, sudah ditetapkan sebagai tersangka dan sudah ditangani oleh Provos Polrestabes Semarang. "(Pelaku) juga akan diserahkan ke tim reserse, pasti akan ditindak sesuai prosedur hukum, alat bukti sudah diamankan dan saksi-saksi juga sudah diperiksa," tambahnya didampingi Polrestabes Semarang Kombes Pol Elan Subilan. Seperti diketahui, Luki Nugroho yang bekerja sebagai satpam di PT Tunas Arta Graha, perusahaan jasa pengisian uang ATM, tewas ditembak Briptu Priyo yang juga bertugas melakukan pengawalan di perusahaan tersebut. Polisi itu dinyatakan lalai dalam menggunakan senjata api. Peristiwa terjadi sekitar pukul 03.00 WIB di ruang istirahat perusahaan tersebut. Ketika itu korban ditembak dengan senjata revolver yang dibawa pelaku. Korban mengalami luka parah di bagian kepala samping kanan tembus ke kiri. Dalam kondisi kritis, korban sempat dilarikan ke RSUP dr Kariadi Semarang sebelum akhirnya tewas. "Itu akibat kelalaian, harusnya saat itu pelaku pulang karena tugasnya selesai pukul 10 malam, tapi ternyata tidak kembali ke kesatuannya karena rumahnya di Grobogan dan paginya juga harus bertugas lagi, kemudian terjadilah penembakan itu," katanya. Dwi menyatakan, peristiwa itu terjadi akibat kelalaian penggunaan senjata api. Meski begitu pihaknya tetap akan melakukan tes psikologis terkait kondisi pelaku. Selain itu, polisi juga akan melakukan tes urine. Pasalnya, pelaku diketahui dalam kondisi mabuk akibat minuman keras saat terjadi penembakan. Menurut Dwi, peristiwa ini juga dijadikan sebagai bahan instropeksi pihak kepolisian agar kejadian serupa tidak lagi terulang. "Untuk selanjutnya agar lebih baik dalam penggunaan senjata, supaya tidak terjadi lagi. Ini sebagai bahan intropeksi,"tandasnya. Sementara itu, Kepala Kepolisian Resort Kota Besar Semarang, Komisaris Besar Elan Subilan mengaku akan menindak tegas pelaku. Pelaku juga terancam dipecat. "Baik kode etik, disiplin dan juga tindakannya itu. Bila perlu akan dipecat,"ujarnya. Ia mengatakan pihaknya juga membantu keluarga korban hingga pemakaman yang direncanakan langsung akan dilakukan hari ini. Selain itu juga akan diberikan santunan pada keluarga korban. "Yang pasti saya juga meminta maaf dan turut berduka, kami berharap peristiwa ini tidak terulang lagi,'katanya. Editor : Caroline Damanik |
You are subscribed to email updates from KOMPAS.com - Regional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan