KOMPAS.com - Regional |
DPR dan Gubernur Papua Bicarakan Otsus Posted: 06 May 2013 08:16 AM PDT Otonomi DPR dan Gubernur Papua Bicarakan Otsus Penulis : M Fajar Marta | Senin, 6 Mei 2013 | 15:16 WIB JAKARTA, KOMPAS.com- Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso menerima Gubernur Papua Lukas Enembe di Gedung DPR, Senin (6/5/2013). Dalam pertemuan tersebut, Lukas Enembe ditemani antara lain oleh Ketua Majelis Rakyat Papua Timotius Murib dan staf khusus Presiden untuk masalah Papua, Felix Wanggai. Dalam pertemuan tersebut, Gubernur Papua menyampaikan sejumlah hal terkait otonomi khusus plus untuk Papua. Sebelumnya Gubernur Papua telah menyampaikan hal serupa ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Lukas mengatakan perlu dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap otsus plus. "Persoalan Papua bukan hanya dana otsus, tetapi juga perlunya kewenangan yang diperluas untuk Papua," katanya. Dana otsus pun, kata Lukas, tidak memiliki skema yang jelas mengenai penggunaannya. Akibatnya, dana otsus sebesar Rp 33 triliun yang telah digelontorkan untuk Papua kurang memberi manfaat bagi kemajuan Papua. Ke depan, Lukas mengusulkan agar 80 persen dana otsus langsung disalurkan ke kabupaten/kota. "Gubernur hanyalah kepanjangan tangan pemerintah pusat. Gubernur tidak perlu mengerjakan proyek. Pembangunan biarkan dilakukan kabupaten," katanya. Lukas juga mengusulkan, perlu dilakukan renegosisiasi kontrak freeport. Hasilnya pun jangan diambil pemerintah pusat, tetapi diserahkan kepada masyarakat Papua. "Ini agar, masyarakat Papua benar-benar menikmati kekayaan alam yang dimilikinya," katanya. Editor : Marcus Suprihadi |
Ada Dua Jenis Pergerakan Tanah di Majalengka Posted: 06 May 2013 08:11 AM PDT BANDUNG, KOMPAS.com - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), menyatakan ada dua jenis longsoran pada pergerakan tanah di Kampung Cigintung, Desa Cimuncang Kecamatan Malausma, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, yang terjadi pada 15 April 2013. "Pertama ialah jenis ialah jenis longsoran dan kedua ialah jenis gerakan tanah rayapan," kata Surono, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Surono, di Bandung, Senin (6/5/2013). Pergerakan tanah jenis longsoran tersebut, kata Surono, adalah longsoran yang menutup atau menimbun sawah seluas enam hektare di kawasan tebingnya di Kampung Cigintung Desa Cimuncang Kecamatan Malausma, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. "Sementara untuk pergerakan tanah jenis gerakan tanah rayapan terjadi di bawah tebing-tebingnya," katanya. Ia menuturkan, pergerakan tanah rayapan ini memiliki ciri-ciri gerakannya lambat berbeda dengan jenis longsoran. Menurut dia, pergerakan tanah jenis tanah rayapan ini juga terdapat di kawasan lainnya yakni di Hambalang, Kabupaten Bogor dan Kilometer 97 Tol Cipularang. Surono menuturkan, kawasan itu rentan pergerakan tanah karena di situ tersebut terdapat jenis tanah lempung atau batuan formasi kaliwangi. "Jadi di wilayah itu kalau kena air, maka akan jadi bubur sehingga tanah bergerak. Hal ini diperparah dengan banyak pertanian lahan basah seperti sawah dan kolam ikan," katanya. Dikatakannya, Kampung Cigintung Desa Cimuncang Kecamatan Malausma, Kabupaten Majalengka tersebut termasuk ke dalam zona pergerakan tanah menengah dan tinggi. "Artinya daerah itu bisa terjadi kembali pergerakan tanah kembali kalau curah hujannya tinggi di sana," katanya. |
You are subscribed to email updates from KOMPAS.com - Regional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan