ANTARA - Peristiwa |
Densus 88 geledah rumah Imran terduga teroris di Ambon Posted: 11 Sep 2012 07:24 AM PDT Ambon (ANTARA News) - Personil Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Markas Besar (Mabes) Polri, menggeledah rumah terduga teroris berinisial "J" alias Imran di kawasan Gunung Malintang, desa Batu Merah, kecamatan Sirimau, Ambon, Selasa. Penggeledahan tersebut dilakukan terkait penangkapan Imran bersama lima oknum lainnya yang diduga terlibat kegiatan teroris di Ambon, Minggu (9/9) malam. Imran juga dibawa dalam penggeledahan tersebut di rumahnya dengan tangan diborgol dan memakai penutup kepala. Personil Densus 88 Mabes Polri melakukan penyisiran di dalam maupun halaman rumah Imran serta kawasan hutan di sekitar permukiman setempat. Penggeledahan ini bertujuan untuk kemungkinan menemukan senjata api maupun bahan peledak lainnya yang masih tersimpan. Sasarannya kolam di dalam rumah Imran maupun belakang rumahnya. Hanya saja tidak diketahui penggeledan maupun penyisiran itu menemukan bukti lainnya yang memperkuat penangkapan enam oknum diduga teroris. Kapolda Maluku Brigjen Pol. Muktiono menyatakan, keenam orang ditangkap ini merupakan target operasi dari Densus 88 Mabes Polri. "Sudah lama mereka diburu dan ternyata ditangkap di Ambon," ujarnya seraya menambahkan enam oknum tersebut terlibat kegiatan teroris. Sebelumnya enam oknum diduga terlibat kegiatan teroris diamankan polisi, Minggu (9/9) malam di sejumlah kawasan di desa Batu Merah, kecamatan Sirimau, Kota Ambon. Enam tersangka tersebut adalah S, U, J, A, B dan P ditangkap di kawasan Gunung Malintang, Galunggung dan Kebun Cengkih. Penangkapan enam tersangka itu juga disertai barang bukti berupa masing-masing satu pucuk senjata api jenis MK - 3 dan FNC (bukan SS- 1), tujuh magazine, 3.000 butir peluru, satu granat, satu pelontar granat dan satu buku panduan membuat bom. (L005/R007) |
Posted: 11 Sep 2012 06:49 AM PDT
Berita Terkait Laman Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menyebutkan gempa tersebut berlokasi 14 kilometer arah selatan Kota Palu dengan kedalaman tujuh kilometer. Gempa tersebut juga tidak berpotensi tsunami karena terjadi di daratan. Sejumlah warga Kota Palu mengaku merasakan getaran gempa yang terjadi selama beberapa detik. Arif, warga Palu Selatan, mengatakan getaran gempa terasa sekitar tiga detik namun tidak membuatnya panik. "Saya kira ada truk lewat di depan rumah karena getarannya mirip," katanya. Ia mengatakan, sejumlah tetangganya sempat ke luar rumah untuk mengetahui situasi sekitarnya, namun beberapa saat kemudian masuk lagi. "Mungkin mereka sudah biasa merasakan gempa sehingga tidak terlalu panik," kata seorang PNS di Pemkot Palu ini. Pada pertengahan Agustus 2012, Kabupaten Sigi yang berbatasan langsung dengan Kota Palu dilanda gempa bumi berkekuatan 6,2 skala Richter. Gempa bumi tektonik tersebut menghancurkan sekitar 1.600 rumah dan bangunan. Hingga saat ini, pemerintah daerah sedang memberlakukan siuasi taggap bencana untuk merehabilitasi daerah yang dilanda bencana. Bencana tersebut juga menewaskan lima warga Sigi yang tertimpa reruntuhan bangunan. Sebelumnya, Kepala Stasiun Geofisika Kota Palu Mujianto meminta kepada masyarakat untuk tidak panik saat terjadi gempa bumi. Mujianto mengatakan saat terjadi gempa bumi, yang dilakukan warga sebaiknya berlari menuju tempat lapang untuk terhindar dari kemungkinan runtuhan. "Jika tidak bisa berlari, lebih baik berlindung di bawah meja atau ranjang," katanya. Editor: Ruslan Burhani COPYRIGHT © 2012 Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com |
You are subscribed to email updates from ANTARA News - Nasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan