Sindikasi international.okezone.com |
Rusia Kembangkan Sistem Pertahanan Mirip AS Posted: 31 Aug 2012 07:40 AM PDT MOSKOW - Rusia dilaporkan tengah mengembangkan sistem pertahanan misil laut yang serupa dengan sistem Aegis yang dimiliki oleh Amerika Serikat (AS). Hal ini diungkapkan oleh seorang pejabat senior di bidang industri pertahanan Rusia. Aegis yang dirancang khusus untuk mencegat rudal balistik merupakan bagian dari strategi pertahanan rudal nasional AS. "Industri pertahanan telah ditugaskan untuk mengurusi hal ini," ujar pejabat senior bidang industri pertahanan Rusia Anatoly Shlemov, seperti dikutip RIA Novosti, Jumat (31/8/2012). "Analog Aegis kini tengah dikembangkan melalui afiliasi dengan perusahaan yang bergerak di bidang persenjataan PVO Almaz-Antei," tutur Shlemov. Namun Shlemov menolak menjelaskan lebih lanjut terkait kabar ini. Beberapa waktu lalu Rusia sempat mengancam akan menghancurkan sistem pertahanan misil Eropa bila AS menolak untuk melanjutkan pembicaraan kedua negara. AS selama ini bersikeras untuk membangun sistem pertahanan itu kendati mendapat penolakan Rusia. Tidak hanya itu ketegangan antara dua kekuatan dunia ini juga sempat terjadi, ketika Rusia berencana mengerahkan misil Iskander di wilayah Kaliningrad apabila kesepakatan antara Rusia dan NATO tidak tercapai. Negeri Beruang Merah pun tidak henti-hentinya mengecam penempatan senjata anti-misil AS di Polandia dan Rumania.(rhs) |
Rusia: Solusi Krisis Suriah Tidak Netral & Adil Posted: 31 Aug 2012 06:03 AM PDT WASHINGTON - Utusan Rusia untuk PBB Vitaly Churkin mengatakan, sejumlah solusi untuk yang diajukan dalam pertemuan DK PBB untuk mengakhiri krisis Suriah tidak sepenuhnya netral dan adil. Padahal keduanya dinilai sama pentingnya menurut hukum internasional. "Mari kita mengatakan ini secara langsung, bahwa tidak semua gagasan yang diajukan disini sejalan dengan kriteria tersebut. Kami menilai upaya masing-masing negara yang menggunakan argumen kemanusiaan demi membenarkan adanya dukungan keuangan, teknis dan logistik kepada kelompok-kelompok bersenjata ilegal tidak dapat diterima," tegas Churkin, seperti dikutip Russian Today, Jumat (31/8/2012). Seperti diketahui DK PBB mengalami perpecahan dalam upaya mencari solusi untuk mengakhiri kekerasan mematikan di Suriah. Pertemuan DK PBB yang berlangsung di New York, Amerika Serikat (AS) ini memfokuskan pembahasan terkait kondisi kemanusiaan di Suriah dan upaya untuk meredam konflik di negara itu. "Tanggung jawab atas nasib rakyat Suriah terletak di kedua belah pihak yang terlibat dalam konflik. Kami menyerukan rezim Suriah dan oposisi termasuk mereka yang bersenjata untuk mencegah semakin memburuknya kondisi kemanusiaan di negara itu," ungkap Churkin. Dalam kesempatan yang sama Churkin juga menyinggung isu terkait sanksi sepihak yang dijatuhkan beberapa negara Barat seperti AS, Inggris dan Prancis. Ia mengatakan, sanksi dapat membuat hal-hal yang buruk menjadi lebih buruk. "Sanksi-sanksi yang dijatuhkan diluar DK PBB tidak memperlihatkan upaya nyata untuk membantu penyelesaian krisis. Itu hanya akan menyulitkan kehidupan rakyat Suriah dan mengabaikan kesempatan mereka untuk memenuhi kebutuhan dasar serta menikmati hak asasi manusia," tegas Utusan Rusia. Berbeda dengan Rusia, AS kembali menegaskan komitmennya untuk menggulingkan rezim Suriah."Ini bukan berakar pada masalah kemanusiaan melainkan krisis politik yang disebabkan oleh ketidakpedulian dan kekejaman rezim Suriah. Tidak ada bantuan kemanusiaan yang dapat mengakhiri pertumpahan darah dan penderitaan," tegas Utusan AS untuk PBB Susan Rice. Konflik mematikan yang terjadi di Suriah setidaknya telah membuat sekira 229 ribu orang mengungsi ke sejumlah negara-negara tetangga seperti Lebanon, Turki, Irak dan Yordania.(rhs) |
You are subscribed to email updates from Sindikasi international.okezone.com To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan