Sindikasi international.okezone.com |
Medvedev: Hasil Pemilu Rusia Bukti dari Demokrasi Posted: 05 Dec 2011 06:03 AM PST BRUSSELS - Presiden Rusia Dmitry Medvedev terkejut dengan hasil dari pemilihan umum (pemilu) yang berlangsung pada Minggu kemarin, namun dirinya mengatakan, peristiwa itu menandakan adanya pemilu yang jujur dan adil di Rusia. "Ini adalah praktik demokrasi. Hasil yang muncul dari pemilu ini merupakan hasil yang murni tercapai di Rusia," ujar Medvedev, seperti diberitakan EU Observer, Senin (5/12/2011). Medvedev saat itu juga didampingi oleh Perdana Menteri Vladimir Putin yang nantinya akan bertukar posisi dengannya pada pemilu Presiden Rusia 2012. "Ini merupakan hasil yang optimal dan merefleksikan situasi di Rusia. Berdasarkan hasil pemilu ini, kami akan menjamin kestabilan dan perkembangan di negara kita," ujar Putin. Partai Persatuan Rusia meraih 49,5 persen suara dan akan mendapatkan 238 kursi di Majelis Duma (Parlemen Rusia). Jumlah ini dinilai menurun drastis dari perolehan suara yang mereka dapatkan pada pemilu 2007. Meski demikian, Partai Persatuan Rusia masih dinobatkan menjadi partai yang mengungguli pemilu Parlemen Rusia 2011 karena partai oposisi terbukti tidak sanggup menyaingi Partai Persatuan Rusia. Pemilu Rusia ini juga mendapat kecaman dari Parlemen Eropa karena banyak partai-partai independen dikabarkan tidak dapat bergabung dalam pemilu tersebut. Rusia juga tidak memperbolehkan masuk bagi pengawas pemilu dari negara lain. "Kami tidak dapat mengatakan peristiwa itu adalah pemilu. Itu adalah pencurian suara warga Rusia," ujar politisi Rusia Boris Nemtov. Partai Persatuan Rusia merupakan salah satu kendaraan politik Putin yang akan mencalonkan diri lagi menjadi Presiden Rusia. Putin sendiri sudah pernah menjabat sebagai Presiden Rusia pada 2000 hingga 2008 silam. Tidak menutup kemungkinan, mantan pejabat intelijen Rusia ini akan menjabat hingga 2024 mendatang bila dirinya memenangkan pemilu Presiden Rusia.(rhs) Full content generated by Get Full RSS. |
AS Takkan Bangun Basis Militer di Asia Tengah Posted: 05 Dec 2011 05:02 AM PST BAKU – Amerika Serikat (AS) menegaskan, negaranya tidak berencana untuk memperluas basis militernya di Asia Tengah. "Kami selalu mengatakan itu, kami tidak berencana untuk membuka basis atau pangkalan militer dikawasan Asia Tengah," ujar Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk kawasan Asia Selatan dan Tengah, Robert Blake, seperti yang diberitakan Trend, Senin (05/12/2011). Ketika disinggung mengenai keberadaan pasukan AS di Afghanistan pasca2014, Blake mengatakan, Washington masih bernegosiasi dengan Pemerintah Afghanistan terkait keberadaan militer AS di Afghanistan pada tahun 2014. Blake juga mengatakan, masalah kerjasama bilateral AS dan Tajikistan, dan isu perkembangan di Afghanistan menjadi pokok pembahasan dalam Konferensi Internasional mengenai masa depan Afghanistan yang berlangsung di Bonn, Jerman. Konferensi internasional yang berlangsung di Bonn, Jerman, secara resmi dibuka pada hari Senin (05/12/2011), konferensi ini sendiri dihadiri oleh sekira 100 perwakilan negara dan perwakilan dari berbagai organisasi internasional, konferensi ini juga dihadiri oleh Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton. Konferensi Internasional yang membahas masalah Afganistan yang diselenggarakan di Bonn, Jerman akan memberikan kesempatan bagi masyarakat internasional untuk membantu proses perdamaian dan rekonstruksi ekonomi di Afganistan, demikian ditambahkan Blake.(rhs) Full content generated by Get Full RSS. |
You are subscribed to email updates from Sindikasi international.okezone.com To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan