Jumaat, 22 Julai 2011

Republika Online

Republika Online


Cewek Jangkung Lebih Berisiko Terserang Kanker Ketimbang yang Pendek

Posted: 22 Jul 2011 02:27 AM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING – Kutilang atau kurus tinggi langsing—terutama bagi cewek—sepertinya kini tak lagi menarik. Sebab berdasarkan hasil penelitian terbaru, cewek jangkung lebih berisiko terserang 10 jenis kanker dibanding cewek yang pendek.

Penelitian yang dilakukan Universitas Oxford ini mengaitkan 10 jenis kanker dengan tinggi badan, usus besar, dubur, melanoma maligna, payudara, endometrium (rahim), ovarium, ginjal, limfoma, limfoma non-Hodgkin dan leukemia.

Menurut penelitian tersebut, kemungkinan seorang wanita terkena kanker meningkat 16 persen untuk setiap penambahan 10 centimeter (4 inch) tinggi badan. Penelitian ini melibatkan 97.000 wanita yang menderita kanker dengan tinggi badan antara 150-160 cm.

Hasil penelitian itu juga menunjukkan bahwa wanita jangkung—lebih di atas 160 cm—sekitar 37 persen lebih berisiko terkena tumor dibandingkan wanita-wanita yang lebih pendek—dibawah 150 cm. Studi yang diterbitkan oleh The Lancet Oncology ini juga menyebutkan bahwa pemakaian bahan kimia untuk mengendalikan pertumbuhan badan dapat menyebabkan tumor.

"Meskipun studi ini hanya melibatkan kaum perempuan, namun hasilnya dapat juga digunakan pada kaum pria," kata salah seorang peneliti, sebagaimana dikutip Xinhua, Jumat (22/7).

Walau demikian, orang-orang jangkung tak perlu resah dengan hasil penelitian tersebut, dan tak perlu diambil hati. "Orang-orang tinggi tak perlu khawatir dengan hasil penelitian ini. Kebanyakan orang tidaklah lebih tinggi dari rata-rata tinggi normal. Dan tinggi badan mereka hanya memiliki dampak kecil terhadap risiko kanker," kata Sara Hiom, salah seorang peniliti di Lembaga Kanker Inggris.

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by Used Car Search.

Waspada.. Diabetes Tipe Satu Banyak Diderita Anak-Anak

Posted: 22 Jul 2011 01:52 AM PDT

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Ketua Umum PP-IDAI, Badril Hegar, mengatakan banyak orang beranggapan diabetes melitus hanya diderita orang dewasa. Pada kenyataannya, diabetes khususnya Diabetes Melitus (DM) tipe satu telah banyak diderita anak-anak usia sekolah bahkan bayi.

"DM tipe satu bisa terjadi pada anak tanpa memandang usia," kata Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (PP-IDAI), Badriul Hegar, dalam sambutannya pada seminar IDAI bertajuk 'Pentingnya Deteksi Dini Diabetes Pada Anak' di Jakarta, Jumat (22/7).

Data di UKK Endokrin Anak saat ini menunjukkan anak Indonesia paling banyak terdiagnosis DM tipe satu yaitu pada usia 10-15 tahun. DM tipe satu merupakan suatu penyakit yang terjadi saat tubuh tidak dapat menghasilkan zat (insulin) untuk mengendalikan kadar gula dalam darah. Akibatnya, glukosa dalam darah menjadi terlalu tinggi.

Sementara Ketua Perhimpunan Ahli Endokrinologi Anak Asia Pasifik, Aman B. Pulungan, menjelaskan diabetes ini tidak melulu berlatar belakang keluarga (masalah gen). Tetapi, diabetes juga karena pola makan dan aktivitas.

Diabetes pada anak merupakan salah satu masalah kesehatan yang paling serius abad ini. Masalah tersebut sebenarnya sudah menjadi masalah dunia lebih dari 25 tahun lamanya.

DM tipe satu pada anak bukan hanya masalah gen dan lingkungan. Pola makan dan aktivitas juga menjadi penyebabnya. ''Karena itu, deteksi dini dan penanganan tepat sangat diperlukan,'' jelas Aman.

Aman pun menjelaskan bahwa penderita DM tipe satu harus menjalani pengobatan seumur hidup. Pasien harus disuntik insulin secara terus menerus agar kadar gula dalam darah stabil. Hingga kini belum ada penemuan penderita DM tipe satu bisa sembuh total.

Masyarakat dihimbau untuk waspada terutama bagi orang tua yang anaknya menunjukkan gejala-gejala seperti sering buang air kecil, sering merasa haus dan lapar, cepat lelah, turunnya berat badan, sesak nafas, nafas anak berbau asam/aseton, adanya infeksi jamur pada kulit anak, penglihatan kabur, muntah atau sakit perut. Jika menemui gejala tersebut pada anak, orangtua sebaiknya segera konsultasikan ke dokter. Dengan deteksi dini, pengobatan dapat dilakukan sesegera mungkin terhadap penyandang DM tipe satu sehingga dapat menurunkan resiko kecacatan bahkan kematian.

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by Used Car Search.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan